Petaka

24.2K 1.6K 35
                                    

Beberapa hari setelah kejadian Dirga semuanya mulai sedikit membaik kecuali Arga dan Abid. Sebenarnya Abid sudah bersikap biasa dan senormal mungkin tapi, Arga seperti selalu menghindarinya.

Cantika dan Samuel jangan ditanyakan mereka semakin lengket bahkan banyak pula yang iri dengan mereka. Menurut mereka Samuel ganteng, baik, walaupun posesif menurut mereka itu hal yang wajar dan romantis. Hal-hal kecil saja bisa membuat Cantika terbang. Sedangkan Cantika, namanya saja sudah cantik, baik dan bergaul dengan siapa saja. Siapa yang tidak suka dengan dia. Walaupun pernah namanya di jatuhkan akibat kasus tak bertuan itu mereka hanya menganggap hanya ada orang yang iri saja. Bagaimana mereka sangat cocok sebagai Queen and King di Tunas Bangsa.

Ini hari Senin yang kesekian kalinya juga semua murid Tunas Bangsa harus melaksanakan Upacara Bendera. Sebenarnya bukan upacaranya yang bikin malas tapi, nanti pembina upacara harus berceramah panjang lebar yang membuat murid pegal berdiri. Dan hari ini tepat sekali hubungan Cantika dan Samuel menginjak satu bulan. Dan Samuel berniat memberi sesuatu untuk Cantika.

Soal perasaan? Ah, Samuel memang sudah lama jatuh cinta dengan Cantika. Soal taruhan? Ah taruhan itu sudah lama dilupakan bahkan Samuel sudah bilang ke teman-temannya bagaimana perasaannya kini dengan Cantika. Toh, semua temannya juga bersyukur akhirnya Samuel bisa mendapatkan perempuan yang benar-benar dia sayang begitupun sebaliknya.

Semua sudah rapih berdiri di barisan kelasan masing-masing kecuali Samuel. Semua guru sudah lepas tangan bahkan sudah lelah memberitahu Samuel. Setiap Samuel di suruh pindah ke barisan kelasnya dengan enteng dia menjawab 'saya mau di sini Bu, kasian pacar saya kepanasan. Kan saya lebih tinggi biar dia berlindung di belakang saya supaya gak kepanasan' mendengar itu semua guru memutar bola matanya malas dan mencibir kelakuan Samuel yang terkesan lebay.

Samuel sudah berdiri di depan Cantika dan menengok kearah belakang memastikan bahwa sinar matahari tidak dapat membuat kekasihnya kepanasan. Tangan Samuel masih saja terus menggenggam tangan Cantika. "Panas gak?" tanya Samuel memastikan.

Cantika tersenyum manis, yah senyum yang selalu membuat Samuel jatuh cinta. "Udah gak, makasih yah pacar," ucap Cantika. Samuel gemas sekali dia hanya mencubit hidung Cantika, sontak semua orang yang melihat dan mendengarnya benar-benar merasa iri.

Hampir satu jam lebih semua murid Tunas Bangsa bisa melewati upacara yang membuat kaki mereka pegal-pegal. Cantika duduk dulu di pinggir lapangan sambil memijat kakinya sendiri. Dengan sigap Samuel menggantikan tangannya. "Uh, kesian pacar aku pegel yah pasti?" tanya Samuel sambil memijat kaki Cantika. Cantika hanya mengeluarkan cengirannya.

Rasanya ingin sekali Samuel kurung di kamar Cantika agar dia saja yang menikmati wajah lucu dan menggemaskan milik Cantika. "Masih sanggup jalan atau gak?" tanya Samuel.

Cantika menganggukan kepala tandanya iya. Setelah itu Samuel berdiri, Cantika mengulurkan tangannya meminta bantuan kepadanya. Menggemaskan bukan, Cantika yang dingin dan datar dengan cowok sekarang bersikap manja dengan Samuel. Samuel membantu Cantika dan menariknya berdiri.

Sambil bergandengan tangan mereka menyusuri koridor. Samuel mengantar kekasihnya ke kelasnya terlebih dahulu. "Jangan nakal belajar yang bener jangan mikirin aku terus." Nasihat Samuel.

"Siap komandan." Cantika membentukan tangannya hormat kearah Samuel. Dia mengacak rambutnya sebentar lalu pergi.

"Oalah ada yang lagi berbunga-bunga nih." Ledek Bella. Sebenarnya ucapan Bella membuat panas kedua orang yaitu, Abid dan Arga.

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang