Dirga&Bella

26.3K 1.4K 28
                                    

"Bun, ayah mana?" tanya Ramon.

"Bentar lagi pulang ko sayang. Sabar ya."

Ramon menganggukan kepala sambil tetap bermain mobil-mobilannya.

"AYAH PULANG." Teriak Dirga. Ramon yang larinya belum lancar. Langsung berlari kearah ayahnya.

Dirga yang melihat anaknya berlari ke anaknya langsung mengangkat anaknya. Dan melemparnya ke udara. Ramon hanya tertawa senang.

Bella yang melihat kelakuan Dirga langsung memukul lengan suaminya keras. "Kamu mau bikin anak kita berceceran di lantai."

"Astagfirullah sayang, yah nggak lah."

"Gak usah ngelempar-ngelempar Ramon. Aku ngeri dia jatoh." Akhirnya Bella berjalan kearah sofa diikuti suami dan anaknya.

"Sayang, minggu ini ikut aku yuk." Ajak Dirga.

"Kemana? Terus berapa lama? terus Ramon gimana?" cecar Bella.

"Yaampun sayang, kamu liat di samping kanan-kiri kita. Semua tetangganya teman kita kan? Lagian ada teman, harus saling membantu dong."

"Tapi seminggu lama banget? Emang kemana sih?"

"Kalo sebelom seminggu kelar kita langsung pulang deh." Ucap Dirga. Akhirnya Bella mengangguk.

***

Hari yang dijadwalkan pun tiba. Sebelum pergi Dirga dan Bella mampir ke rumah Arga. Karena, anaknya dititipkan disitu. Ana merasa senang kalau ada anak kecil di rumahnya. Yah sudah hampir beberapa tahun pernikahannya Ana dan Arga belum dikarunia anak.

"hey, jagoan jangan nakal yah. Harus nurut sama Mami Ana dan Papi Arga," ucap Dirga sambil menciumi wajah anaknya.

"Lo pada mau kemana sih?" tanya Arga.

"Rahasia negara." Jawab Dirga santai. Arga hanya mendengus kesal.

"Yaudah sono lo ah pergi. Nanti biaya perawatan anak lo gue totalin semua," ucap Ana.

"Kejam lo Ana," ucap Dirga sambil memegang dadanya yang merasa sakit.

"Inget umur," ucap Ana dan Arga kompak. Dirga hanya tertawa. Setelah berpamitan mereka mulai pergi meninggalkan Jakarta.

***

Selama perjalan Bella dan Dirga tertidur. Yah, untuk kali ini Dirga memakai supirnya Mang Mamat.

Hampir tiga belas jam kurang akhirnya, mereka sampai di Wonosobo. Sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Mereka menginap di hotel yang sudah Dirga pesan.

"Kita ngapaiin ke Wonosobo? Kalo nggak salah ini deket deket Dieng kan?" Dirga hanya menjawab pertanyaan Bella dengan anggukan. Akhirnya mereka masuk ke kamar dan tertidur.

***

Besok dan tepat sore harinya Dirga dan Bella mulai berjalan ke posko pendakian Gunung Prau.

Sesampai disana Bella benar-benar kaget. Pantes dia tadi bingung kenapa suaminya berubah menjadi cerewet unutk memakai baju tebal dan lain-lainnya.

"Kamu mau ngajak aku naik gunung?"

Dirga tersenyum lembut. "Kamu tenang aja, ini cuma gunung kecil . Yang cuma butuh tiga sampai empat jam pendakian."

"Terus kita mendaki jam berapa?"

"Kira-kira jam satu pagi bareng sama yang lain," ucap Dirga. Bella hanya mengangguk.

Bella benar-benar tidak mengerti, suaminya itu selalu punya cara sendiri untuk romantis atau apapun lah.

Para pendaki menunggu sampai jam satu pagi. Walaupun sedikit bosan menunggu. Dia tetap penasaran untuk sampai diatas sana.

Tepat jam satu dini hari. Para pendaki mulai bergerak. Tangan Dirga masih setia menggenggam tangan Bella.

Hampir tiga jam. Dan jarak mereka pun sedikit lagi. Dirga takjub dengan Bella. Bella benar-benar tidak mengeluh sepanjang pendakian. Dirga mengakui fisik istrinya sangat kuat.

Tidak berapa lama, mereka sudah sampai di puncak Gunung Prau. "Terus kita ngapaiin disini?" tanya Bella.

"Menunggu sesuatu yang menakjubkan." Ucap Dirga. Bella akhirnya duduk di tanah bersama dengan Dirga.

Beberapa jam menunggu, tiba-tiba semburat rona jingga di garis cakrawala mewarnai langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam menunggu, tiba-tiba semburat rona jingga di garis cakrawala mewarnai langit. Bella langsung bangun dan memandang takjub. Dia benar-benar tidak menyangka akan melihat sunrise. Di puncak ini dia merasa dekat dengan ciptaan tuhan. Tangannya masih setia menggenggam tangan suaminya.

Bella memejamkan matanya. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Dirga menatap wajah istrinya. Dan membawanya kepelukannya. "Gimana suka?" bisiknya.

Bella langsung melerai pelukannya. "Suka banget. Aku aja nggak kepikiran kamu bakal ngajak aku kesini."

"Cinta punya cara tersendiri, untuk membuatnya bahagia." Ucap Dirga.

Mereka menikmati moment-moment mereka yang beberapa bulan belakangan ini susah di dapatkan karena kesibukan mereka berdua.

Kalau mereka bisa mendengar bisikan hati mereka masing-masing. Isi hati mereka sama. Mereka bersyukur sudah dipertemukan oleh takdir.

***
Yess. Yang di mulmed itu pesona bunga daisy di Gunung Prau.

Buat kalian yang bosen pacaran di mall-mall aja. Ajak pasangan kalian nikmatin alam. Inget yang punya pasangan aja. Kalo gak punya segeralah cari. Wkwkw

Ketjup basah
Ramon😙😙😙

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang