Mungkin Jodoh?

30.2K 2K 30
                                    

Semenjak Angkasa menjadi teman sebangkunya, kini Cantika benar-benar merasa pusing. Pasalnya Angkasa adalah tipe cowok yang cerewet banyak tanya ini itu menurut Cantika.

"Can, lo kenapa si jutek sama gue giliran ama sepupu gue gak?" tanya Angkasa hari ini hampir sepuluh kali dengan pertanyaan yang sama.

Kini Cantika menyumpal telinganya dengan earphone Cantika mengangguk-anggukan kepalanya tanpa mendengarkan ocehan Angkasa.

Angkasa yang merasa tidak mendapat respon langsung menoleh kearah Cantika dan langsung mendengus kesal.

"CANTIKA ARIYANTI!" teriak Angkasa sambil melepas paksa earphone Cantika.

Cantika benar-benar jengkel dengan kelakuan Angkasa. "Apaan sih Angkasa astaga, lo tuh bawel banget kek nenek-nenek mau lahiran."

Angkasa mengernyit, "mana ada nenek-nenek lahiran bego!"

Cantika terkekeh pelan. "Lo suruh Kakek lo sono ena-ena sama Nenek lo siapa tau jadi."

"Dari pada gue nyuruh Kakek gue bikin ama Nenek gue, mending kita aja yang bikin." Angkasa menyeringai.

Cantika langsung menoyor kepala Angkasa, "kita? Lo aja sama gedebog pisang."

Mendengar ucapan Cantika, tawa Angkasa makin kencang. Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi serius. "Can, jangan jutek-jutek nanti gak bisa punya pacar."

"Gue jutek aja banyak yang ngantri apa lagi gue pecicilan kek lo." Arga yang sedari tadi hanya melihat Angkasa dan Cantika bercanda hanya bisa mendengus kesal.

Billa menghampiri bangku Angkasa dan Cantika. "Can, anterin gue kamar mandi dong?" Ajak Billa. Cantika menganggukan kepala dan mengusir Angkasa untuk minggir.

"Selo atuh neng." Cantika menatap dengan tatapan intimidasi ke Angkasa.

Dirga kini menghampiri Abid dan Arga. Dia menepuk pundak Arga. "Lo punya saingan baru kayaknya." Ledek Dirga.

Dirga melambaikan tangannya ke Angkasa mengajaknya untuk bergabung. Angkasa dengan wajah sumringah menghampiri mereka, melihat itu entah kenpa Arga menjadi gusar.

***

Kini lorong memang tidak begitu ramai karena masih jam pelajaran berbeda dengan kelas Cantika yang memang tidak ada guru. Itu pun gurunya tidak masuk ulah Dirga dan Arga yang tadi pagi telah mencampur obat pencahar ke minuman Bu Sri, guru kimia mereka.

"Asli gue kesian sama Bu Sri." Billa mengucapkan dengan nada senang dan kasihan.

Mendengar ucapan Billa membuat Cantika terkekeh, mengingat kelakuan teman-temannya yang tadi pagi sembunyi-sembunyi menaruh obat tersebut.

"Tapi, bagus juga sih gue gak mood banget belajar." Kini mereka sudah masuk ke toilet wanita.

Ternyata toilet itu ramai sekali yang mengantri dari adik kelas sampai angkatannya sendiri. Seraya menunggu Billa. Cantika mendengar obrolan juniornya

"Tadi lo liat gak sih, Kak Samuel astaga sexy abis lagi keringetan kayak gitu malah makin ganteng." Temannya menganggukan kepalanya tanda setuju.

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang