Perpisahan

24.7K 1.7K 32
                                    

Permasalahan Ana dan Arga sudah kelar entah bagaimana sekarang sudah terlihat seperti biasa, malah Arga semakin protect dengan Ana.

Angkasa dan Billa yah, tetap saja seperti itu masalah mereka hanya kecil beda pendapat tapi, bisa di selesaikan dengan baik.

Abid dan Cantika pasangan baru ini makin menjadi romantisnya. Abid bahkan terkadang seperti suami protec tapi, itu benar-benar membuat Cantika senang.

Dirga dan Bella, hubungan mereka benar-benar tidak menunjukkan progres itu benar-benar membuat semua temannya kesal. Sampai akhirnya mereka mempunyai ide brilian menjebak mereka berdua.

Setelah hampir satu minggu Cantika hanya berbaring di rumah sakit sudah saatnya hari ini dia masuk. Dan hari ini mereka membawa motor jadi, Bella yang biasa nebeng harus rela berdekatan dengan Dirga. Mereka harap dengan ini Dirga makin peka dengan perasaan Bella.

Kendaraan mereka membelah padatnya lalu lintas Ibu Kota. Cantika duduk di belakang Abid tiba-tiba memajukan badannya. "Waktu aku pulang dari rumah sakit ada yang ngasih bucket bunga sama tulisan maaf itu dari kamu?" tanya Cantika. Abid menggeleng sebenarnya dia tahu siapa si pemberi bunga tersebut.

Yang memberikan bunga itu adalah orang tua Cantika, sebenarnya Abid tidak sengaja melihat Om Bram langsung yang menaruhnya di kasur Cantika. Abid harap hubungan kedua orang Cantika dengannya semakin membaik.

"Oh, iya, Papa sama Mama waktu di rumah sakit dateng gak?" tannya lagi. Abid menganggukan kepala sebagai jawaban iya.

Cantika melebarkan kedua matanya, "kamu serius?" Cantika seperti bermimpi saat ini.

"Serius sayang ku, aku sama Angkasa yang nelfon dan gak lama mereka langsung dateng." Jelas Abid berharap bisa membuat Cantika senang.

Tiba-tiba mata Cantika berkaca-kaca. "Mereka sayang aku yah, Bid?" tanya Cantika. melihat itu Abid meminggirkan motornya sebentar. Lalu memeluk Cantika.

"Gak ada orang tua yang gak sayang anaknya, sebenci apapun mereka percaya deh mereka selalu menyisahkan satu ruang khusus untuk anak mereka, jangan nangis dong sayang nanti kita telat di hukum sama Bu Sri deh." Bujuk Abid.

Cantika langsung menganggukan kepala, Abid menghapus sisa air matanya. "Siap ke sekolah?" tanya Abid.

"Siap." Jawab Cantika dengan lantang. Kini motor Abid sudah bersatu dengan motor pengendara lain.

Tidak butuh waktu lama kini mereka sudah sampai. Bahkan semua murid Tunas Bangsa sudah berbaris menyambut Cantika kembali ke sekolah.

Saat turun dari motor Cantika benar-benar speechless. Tiba-tiba semua anak satu-persatu maju menyalami Cantika tidak jarang yang cowok memberi hadiah untuk Cantika. Jelas bagi cowok yang memberi hadiah langsung menerima pelototan dari Abid tapi, mereka bodo amat.

Saat semua sudah memberi ucapan selamat datang dan memberi kado tersisa satu orang yang belum bergerak sama sekali di tempatnya. Cantika melihat Samuel yah, Samuel di ujung sana dengan penampilan yang sangat kacau bajunya lecek keluar-keluar rambutnya apa lagi.

Cantika tahu akan tiba hari dimana dia harus mengikhlaskan semua kejadian yang pernah menimpa hidupnya. Dan dia juga harus merelakan orang yang memang bukan miliknya.

Secara perlahan tapi pasti Samuel berjalan menghampiri Cantika, gadisnya sekarang milik orang lain. Samuel menarik nafas dalam hari ini dia akan menjelaskan semuanya kepada Cantika tidak peduli jika dirinya harus berakhir babak belur.

Kini mereka sudah saling berhadapan dengan jarak yang lumayan dekat. Tanpa di perintah Abid pergi meninggalkan mereka.

Mereka saling menatap mencari perasaan mereka masing-masing apa masih ada harapan atau tidak. Samuel akhirnya menggenggam tangan Cantika.

Cantika juga sama mati-matian menahan air matanya. "Aku gak tau harus ngomong apa lagi, aku nyesel, aku salah, aku bego, aku tolol tapi, kamu harus tahu kamu segalanya buat aku, selama bersama kamu gak ada satu pikiran pun untuk menyelingkuhi kamu. Maaf Cantika, aku tau aku gak pantas dapat permohonan maaf dari kamu." Sesal Samuel.

Cantika sudah tidak bisa menahannya, air matanya membasahi pipinya. Samuel melihat itu dengan cepat menghapusnya. "Aku cukup tahu diri untuk mundur mendapatkan kamu tapi, satu hal Cantika kalo kamu butuh sesuatu aku siap untuk kamu. Aku harap kamu bahagia dengan Abid untuk hari ini, esok dan selamanya." Samuel mengatakan itu dengan penuh kejujuran.

Lidah Cantika terasa kelu, hanya air mata yang mampu dia keluarkan saat ini. Sampai akhirnya Samuel memeluk Cantika. Dan disitulah tangis Cantika pecah.

Bagaimana pun orang yang sedang memeluknya pernah mempunyai rasa untuknya.

Bagaimana pun orang yang sedang memeluknya pernah melindunginya.

Bagaimana pun orang yang sedang memeluknya pernah mengisi hari-harinya.

"Don't cry sweety. Jangan nakal lagi yah, kalo mau ke klub ajak Abid untuk selalu ngawasin kamu." Yang selalu Cantika suka dari Samuel. Dia hafal setiap hal-hal tentang Cantika.

Samuel mengurai pelukannya dan menghapus air matanya. "Maaf ga bisa nemenin kamu lama, aku juga sekalian mau pamit nanti sore aku harus pergi."

"Pergi kemana?" Kini suara Cantika seperti kembali.

"Aku udah urus semua surat kepindahan aku, aku mau tinggal di London sama Nenek aku, doaiin aku yah bisa dapet pacar seperti kamu," ucap Samuel.

Cantika menggeleng keras. "Kamu gak boleh pergi, aku maafin kamu tapi, kamu gak boleh pergi Samuel." Cantika langsung memeluk Samuel.

Samuel membalas pelukan Cantika dan menghirup aroma Cantika mungkin untuk terakhir kalinya. Dia tidak bisa kembali dalam waktu dekat. "Aku sayang kamu Cantika, aku saja yang bodoh menerima penawaran itu padahal sejak pertama kali ketemu aku sudah terjebak dalam pesona kamu. Cantika janji sama aku, kamu bakal jadi cewek yang kuat."

Cantika masih saja memeluk Samuel dan menangis di dada Samuel. Inilah hari terberat dalam hidup Samuel, harus merelakan orang yang dia sayang. "Kamu mau maafin aku kan Cantika?" tanya Samuel sekali lagi. Masih di dalam pelukannya Cantika menganggukan kepalanya samar.  Samuel memejamkan mata bebannya yang selama ini dia pikul terangkat perjalanannya kali ini terasa lebih ringan.

"Makasih sweety." Samuel melerai pelukannya.

"Aku harus pergi jaga diri kamu baik-baik ya sweety." Setelah mengucapkan itu Samuel mengecup kening Cantika sambil memejamkan matanya menikmati setiap detik terakhir bersama mantannya.

"Aku pergi." Samuel berjalan kearah motornya sebelum memakai helm dia melempar senyum manisnya, senyum yang dia persembahkan terakhir kalinya untuk mantan terindahnya. Setelah menstater motornya Samuel memejamkan mata meyakinkan dirinya semua akan indah pada waktunya, mungkin Cantika sebagai pelajaran di kehidupannya.

Abid langsung memeluk Cantika. "Ikhlasin supaya perjalanan dia lebih ringan." Cantika hanya menganggukan kepala.

Lalu Abid memapah Cantika kembali ke kelas dan menengakannya.

***

Bel pulang sekolah rencana mereka untuk mendekatkan Dirga dan Bella langsung berjalan.

Entah bagaimana caranya juga mereka bersekongkol dengan guru untuk membuat Dirga dan Bella menjadi satu kelompok.

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang