Modus(BxB)

#First

Selesai sarapan, aku siap - siap untuk berangkat sekolah, lalu pamit sama ibu.

"Ibu, aku berangkat dulu yah". Yang hanya dijawab dengan anggukan.

Aku berangkat sekolah diantar dengan kakaku yang sekalian berangkat kerja, karena tempat kerjanya dekat dengan sekolahku. Perjalanan dari rumah ke sekolah hanya butuh 15 menit, itupun dengan menaiki kendaraan. Yah kalo jalan kaki bisa 45 menitan lah.

Sampainya di depan gerbang sekolah, aku pamit ke kak Okta.

"Aku duluan ya kak".

"Iya, belajar yang bener yah, jangan badung, jangan bolos, jangan.... ". Hadeuh, mulai lagi deh.

"Iya kakaku yang cantik, gak bakal kaya gitu". Potongku segera karena males mendengarnya.

Akupun masuk ke sekolah, menyapa guru - guru yang datang dan teman sekolahku. Pada saat aku ingin ke kelasku, aku melihat sosok yang mambuat aku emosi sampai ubun - ubun. Ya, namanya Rizal Arliansyah, kata orang sih, dia tampan, putih, tinggi, hidung mancung, punya rahang yang tegas, tatapannya tajam, alis tebal. Tapi, kalo menurutku dia biasa aja, gak ada yang menarik.

"Heh, Nikci. Lu mau kemana? Takut ketemu sama gua?".

Tuh kan, aku bilang juga apa, dia selalu membuatku emosi.

"Ngapain takut sama kamu, aku cuma males aja berhadapan sama orang yang suka tebar pesona ke orang lain".

Lalu aku berjalan menuju kelasku, aku masih kelas XI, kelas XI - IPA 1. kelas idaman semua guru, yang katanya sih anaknya kalem, baik, rajin.

"Nick, gua liat PR fisika dong". Itulah teman sebangku aku, namanya Lestari Kusuma. Kalo dia begini, pasti dia lagi males mikir.

"Boleh, tapi entar istirahat teraktir aku yah". Lestari hanya bisa memutar bola mata malas

"Iye - iye, emang lu mah ya, demen banget bikin gua bangkrut".

"Kalo gak mau yaudah".

"Iya gua mau, nicki yang kesayangannya rizal".

"Amit - amit deh kalo aku jadi kesayangan dia". Lestari hanya bisa senyum senang. dia sering banget ngejodohin aku sama rizal si biang kerok. Katanya sih, dia kalo sama aku cocok, yang satu imut, yang satu lagi tampan.

"Jangankan pacaran, ngomong sama dia aja aku takut". Lestari langsung memasang smirk andalannya

"Yakin takut ? Padahal mah dalem hati dag-dig-dug kan?".

"LESTARI!!!". Aku hanya bisa teriak yang disambut dengan gelak tawa dari si Lestari.

Pada saat pelajaran matematika, aku memperhatikan guru yang mengajar, sampai tak terasa waktu istirahat tiba.

"Kerjakan soal evaluasi halaman 30, dikumpul minggu depan" ucap ibu Nita sambil membereskan semua peralatan mengajarnya.

Aku langsung melirik Lestari.

"Jadi kan kamu teraktir aku".

"iye jadi, ribet banget dah lu". Dia memandangku dengan death glare nya. aku tidak pedulikan itu. Aku sama Lestari jalan bersama menuju kantin, dan malas sekali aku kalau ke kantin agak telat. Banyak sekali anak - anak yang membeli makan, dan ngantri. Huh, aku hanya bisa menghela napas.

"Lu mau apa Nick??". Aku juga bingung mau apa, tapi aku lagi mau makan yang pedes.

"Aku mau mie ayam, tapi yang pedes yah, terus sama air mineral yang anget ya". Lestari mengangguk, dia tidak pernah komentar, karena dia tahu kalo aku suka pedas.

Sembari menunggu makanan datang, aku mengedarkan pandangan keseliling kantin, dan aku tertarik ke satu titik, dimana orang yang selalu memancing emosiku sedang duduk ditemani para cewek centil. Memang sih banyak sekali cewek yang memuja dia, liat saja kelakuannya, membuat aku gerah.