#Second

51K 3K 191
                                    

Setelah aku bercerita tentang masa laluku ke lestari, aku bersiap ingin pulang. Tapi aku bingung, mau naek apa, kakaku gak bisa jemput karena dia harus lembur, sedangkan ongkosku udah habis, pinjam uang ke lestari, dia bilang gak ada uang simpanan. Huft, cuma hanya bisa memakai satu cara, yaitu jalan kaki. Tapi ini udah malam dan rumahku lumayan jauh juga, terus juga aku takut kalo jalan sendiri di malam hari. Saat aku sedang sibuk dengan melamun, aku dikejutkan bunyi dering HP-ku, saat kulihat tertera nomor yang tidak aku kenal.

Lestari menghampiriku lalu bilang

"angkat tuh teleponnya, siapa tau nyokap lo", lalu aku angkat teleponnya. (A : Aku, R : Rizal)

A : halo ini siapa ya ???

R : Ini aku, rizal. Kamu udah pulang belom dari rumah lestari??

Satu kata untuk suara ini. Sexy.

A : Oh, ini nomor kamu, aku pikir nomor siapa. belom, gak ada yang jemput, terus ongkosnya habis, jadi gak bisa naek angkutan umun.

R : rumah lestari deket mana, biar aku yang jemput kamu.

A : gak usah, gak mau ngerepotin.

R : gak ngerepotin ko, lagian juga gak ada kerjaan, jadi nganggur di rumah bete, lagian juga ini udah malem, aku takut kamu kenapa napa.

Aduh ini jantung gak bisa diem dulu apa.

A : tapi gak ngerepotin kn ???

R : gak. Apasih yang gak buat kamu.

A : (Blush) yaudah, maap yah ganggu.

R : iya, gak papa.

A : alamatnya biar aku kirim lewat SMS ya.

R : oke.

Percakapan itu pun diputus sepihak sama aku. Ya ampun, ini jantung ko deg - degan yah. Ah tau lah, ntar juga normal lagi.

Lestari bertanya siapa yang menelpon, aku menjawab kalo yang nelpon tadi adalah rizal. Lestari malah senyam senyum sendiri, memang dia gk bisa di andalkan. Huh.

Tak lama kemudian rizal datang dengan motor gedenya. tadinya lestari ingin rizal mampir, tapi segera aku cegah sebelum dia menanyakan hal yang diluar logika. Kalo hal itu terjadi, bisa gawat.

Dia menunggu didepan gerbang rumah lestari. Ya ampun, lihat gayanya cool banget, emang bener, dia memang tampan, coba aja kalo dia memang memiliki perasaan yang sama kaya aku, pasti aku sudah beruntung sekali. Aku menghampiri dia lalu dia memberikanku helm, dan aku naik dengan susah payah. bukannya membantu, dia malah senyum remeh. Menyebalkan.

Dirasa sudah siap, aku langsung pamit kepada lestari, yang memandangku seperti mendapat sebuah door price. Senang sekali. Pasti besok aku ditanya hal yang aneh lagi sama dia, aku harus berhati hati. Motor pun melaju dengan kecepatan sedang, dan kami diam, tidak ada yang mulai berbicara. Aku rasa aku berada dalam akward moment.

Kami berhenti dilampu merah, pada saat berhenti dia yang memulai berbicara duluan

"besok kamu aku jemput yah, jadi sekalian berangkat sekolah bareng". Aku melotot lebar, karena aku merasakan perubahan yang aneh pada dirinya.

"Gak usah, aku besok bareng sama kakak aku, jadi makasih ya, tapi aku gak bisa"

"yah padahal baru pengen berangkat bareng sama kamu, biar romantis" dia berbicara hampir seperti bisikan. Aku yang mendengarnya dengan samar samar, karena aku pakai helm.

"Tadi ngomong apa???" "Bukan apa apa".

Lalu lampu berubah menjadi hijau, motor pun berjalan lagi, sampai aku merasa ngantuk, tapi itu aku tahan, karena takut jatuh. Setelah sekuat tenaga menahan kantuk, akhirnya aku sampai dirumahku. Lalu aku bilang

"Makasih, yah" sembari tersenyum. Dia sempat kaget.

"iya, sama sama. Selamat malam, mimpi indah yah". Aku blushing lagi. Huh, kenapa sih dia demen banget bikin aku begini.

Aku masuk kerumah, dan ternyata sudah ada ibu yang kelihatannya cemas, karena aku pulang agak malam. Karena biasanya aku pulang sore hari, itu pun belom sore banget, dan kebiasaan jelekku adalah kalo main kemana mana gak pernah ngabarin ibu. Ibu langsung memelukku

"kamu kemana aja sayang, ibu khawatir sama kamu, takut kamu kenapa napa"

"aku gak papa ko bu, buktinya aku selamatkan sampai rumah"

"iya, untung saja. Tadi kamu dianterin siapa??". Aku sejenak berpikir, jawab gak yah. Ah jawab aja deh.

"sama rizal bu" Jawabku takut.

"oh, nak rizal, yang anaknya bu hilma itu".

"iya". ibu diam sebentar. Aku takut.

"ibu pikir kalian musuhan, soalnya ibu belum pernah melihat kalian bicara lagi setelah kenaikan kelas sepuluh".

Aku jadi ingat dimana dia dengan alasan yang tidak jelas meninggalkanku begitu aja setelah membuat kenangan manis sama dia, aku juga sempat berpikir, apakah dia akan melakukan hal yang dulu lagi.

"Udah sana, kamu istirahat dulu dikamar, melamunnya nanti aja" ibu mengganggu pikiranku.

"Iya, bu, aku kekamar dulu yah, mau bersihin badan dulu, lengket banget nih badan"

"emang kamu yah, muka boleh imut, kelakuan mah kaya anak berandal". Aku langsung kekamar, menaruh tas sembarang, mengambil handuk, lalu kekamar mandi, lalu berendam.

Selesai dengan kegiatan berendam, aku langsung keluar dengan handuk yang melilit dipinggang, dan ke lemari baju untuk mengambil baju tidurku. Aku jalan ke kasur, tiduran tapi mataku masih belum mengantuk, karena rasa yang pernah aku rasakan kembali muncul, rasa senang, nyaman, bahagia itu semua muncul lagi. Aku masih takut untuk berharap kembali, takut kejadian yang menyakitkan terulang lagi. Sudah cukup sekali saja aku rasakan.

Bergulat dengan pikiranku, tak terasa mataku mengantuk, dan ingin rasanya aku tidur. Aku pun terlelap dan, tidur.

-----------------------------------

Pagi ini, seperti biasa seperti pagi sebelumnya, tapi pada saat aku turun untuk sarapan, aku melihat rizal sedang mengobrol dengan ibu dan kak okta. Kenapa dia bisa ada disini???.

"Pagi ...... ko baru bangun sih, aku nunggu kamu dari tadi juga". Akupun hanya menanggapinya dengan angkat bahu tanda aku tidak perduli. Lalu kami makan dalam diam (lebih tepatnya aku) karena rizal berbincang dengan kakak dan ibu, aku tidak terlalu mau ikut campur urusan mereka, karena ketika makan tidak boleh berbicara kan ???.

"Sayang".

"iya, bu"

"entar kamu berangkat sekolah bareng rizal kan??". Mendengarnya membuat diriku tersedak makanan.

"Uhuk uhuk uhuk" rizal pun panik melihatku tersedak lalu memberikanku minum. Haah, lega rasanya.

"Aku kan berangkat bareng kakak, bu" jawab aku seadanya.

"No, kamu harus berangkat bareng rizal, kasihan dia nunggu kamu dari tadi, buat berangkat sekolah bareng, tapi kamu malah mau pergi sama kakak, gak bisa".

"kakak saja tidak keberatan bu".

"umm, sebenernya ka okta mau ke kantornya agak siangan dek, karena pekerjaan yang harusnya buat hari ini sudah kakak selesaikan". HAH!.

Mimpi apa aku semalam, bisa sampe naek motor bareng rizal lagi. Huft, yasudahlah.

"Yasudah, aku bareng kamu ya rizal".

"Oke, selalu ada untuk kamu" yang aku balas dengan tatapan membunuh, tapi dia malah mengabaikannya dengan melanjutkan makan. Menyebalkan.

.
.
.
.
.

To be continued

Ini cerita kayanya makin absurd aja yah, abis bingung mau ide apa. Thx yah, yang sudah mau baca

Please voted + comment yah :*:*

Modus(BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang