Ketika kita memahami dan menerima kematian, hal itu akan mengubah kehidupan kita. Sama seperti dalam kisah Kesedihan, Kehilangan, dan Perayaan Hidup dalam buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya".
Maknanya, ketika kita mengetahui bahwa kita akan mati, itu berarti kita makin menghargai kehidupan. Berdamai dengan kematian bisa terjadi kapan saja, sama seperti dedauanan yang gugur dari pohon.
Tiada yang salah dengan kematian, dan kita memberi izin bagi diri kita dan orang lain untuk mati. Jika kita telah banyak melakukan perbuatan baik, kita tidak usah takut sama sekali. Kita bisa memiliki wisma besar dengan lapangan golf dan mobil Ferrari di sana (lihat kisah Yang Ringan-ringan dari kematian dalam "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"). Jadi pastikan kita memiliki kedamaian hati.
Maksudnya adalah kita tahu kita akan mati, jadi kita harus memanfaatkan waktu yang kita miliki sebaik mungkin. Berikut salah satu kisah yang biasanya saya ceritakan di upacara perkabungan.
Ada sahabat saya, seorang pengusaha yang hidup di Sydney. Pengusaha ini pergi menjalani pemeriksaan kesehatan. Beberapa hari kemudian, ia mendapat telepon dari dokternya di rumah. Hal pertama yang dokternya bilang adalah, "Apa istri Anda ada di sana?"
Dari nada suaranya, pengusaha ini tahu ada sesuatu yang sangat genting, "Apa ada masalah?" tanyanya.Dokter itu mengatakan, "Saya menyesal harus menyampaikan ini, tapi hasil pemeriksaan Anda dari lab patologi sudah keluar. Anda mengidap kanker ganas. Sungguh langkah, tapi kasusnya sudah begitu parah. Saya beritahu Anda langsung saja: tak ada lagi yang bisa kami perbuat."
Ia berkata, "Berapa lama lagi?"
Dokter itu menjawab, "Kami tak bisa mengatakan dengan pasti dalam kasus seperti ini. Bisa saja dua bulan, bisa saja tiga bulan. Tapi tak akan sampai enam bulan. Mulailah bereskan urusan Anda."
Berita ini seperti petir di siang bolong bagi pengusaha ini. Ia merasa benar-benar bugar, tidak ada tanda-tanda sama sekali kanker akan terjadi, dan biasanya memang selalu begitu. Jadi ia membicarakan hal ini kepada istri dan anak-anaknya. Kemudian ia segera menerima bahwa ia akan segera mati. Selama ini ia selalu menjanjikan keluarganya sebuah perjalanan wisata ke Eropa, tetapi ia tak pernah punya waktu. Kini, ketika ia hanya memiliki sisa waktu beberapa bulan saja, ia memutuskan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Eropa itu bersama istri dan anak-anaknya.
Ia menjual usahanya dalam waktu beberapa hari. Ia mengatakan bahwa itu bukan harga terbaik yang bisa didapat untuk usaha sebesar itu, tapi harganya cukup bagus sebab ia menjualnya secara cepat. Lalu ia membeli tiket kelas satu untuk perjalanan terakhir bersama istri dan anak-anaknya. Ketika ia mendapatkan tiket itu, ia mendapat telepon lagi dari dokternya.
Suara dokter itu sangat cemas dan ini cerita betulan. Ia berkata, "Saya tak tahu bagaimana cara menyampaikan kabar ini..., tapi ada kesalahan. Ada dua orang punya nama lengkap yang sama. Anda ternyata sehat sempurna."
Jika hal ini terjadi di Amerika Serikat, pria ini tentu akan menuntut dokter itu, tapi pria ini mengatakan bahwa dokter itu adalah salah satu guru terbesarnya. Ia begitu bersyukur akan seluruh pengalaman itu. Ia tetap mengadakan perjalanan itu, sebab keluarganya begitu penting bagi dirinya. Ia tak pernah menyadari betapa berharganya hal ini sampai peristiwa ini terjadi.
Ia memiliki cukup uang untuk memulai bisnis lainnya. Ia mendirikan kafe kecil bernama Truck Stop, tempat banyak orang yang berpergian lewat jalan lintas akan berhenti untuk mengisi bensin dan makan.
Ia adalah orang besar. Ia mengatakan bahwa pengalaman itu mengubah seluruh hidupnya. Ia menyadari bahwa kematian bisa terjadi setiap saat. Karena itulah ia menghargai setiap hari dalam hidupnya, dan yang paling penting, seperti menjadi kaya, tidak lagi begitu penting baginya. Keluarganya, kehidupan spiritualnya, itulah yang menjadi jauh lebih penting.
Apa yang kematian bisa lakukan buat kita adalah mengingatkan kita akan pentingnya hidup. Apakah makna hidup itu adalah menjadi orang paling kaya di pekuburan? Untuk mendapat batu nisan paling mewah? Atau menjalani hidup ini sedemikian rupa sehingga ketika saatnya tiba untuk pergi, kita menyadari bahwa kita sudah menggunakan hidup ini dengan bijak?
Kita telah menikmati hidup kita, telah melakukan aksi amal, telah melayani masyarakat sehingga dunia menjadi tempat yang lebih baik, bukan tempat yang lebih buruk. Kita telah membuat karma baik, kita telah belajar mengenai kehidupan, sehingga kita tak menyia-nyiakan waktu kita.
Ketika Anda mati dan melihat kembali kehidupan Anda, dan bisa mengatakan, "Ya, saya telah menjalani kehidupan yang baik; saya merawat keluarga saya, melayani masyarakat, melakukan aksi amal, menjaga disiplin moral; saya telah melayani," maka Anda akan meninggalkan dunia ini dengan batin yang sangat damai.
Lalu teman-teman dan sanak saudara Anda akan mengatakan, "Betapa luar biasanya pertunjukan ornag itu. Betapa beruntungnya saya pernah mengenal orang itu." Beginilah cara Anda berdamai dengan kematian dan kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cacing Dan Kotoran Kesayangannya 3!
DuchoweBuku ini adalah sekuel terakhir dari trilogi "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" yang telah menjadi best-seller di Indonesia selama tujuh tahun sejak sekuel perdananya diluncurkan. 108 cerita dalam buku ini menginspirasi kita untuk menjadi lebih p...