Bom, Polisi, Anjing Pelacak

700 18 0
                                    

Sungguh langkah seorang biksu mendapat tontonan menarik. Suatu hari saya tiba di Bandara Los Angeles dan mengalami jet lag karena perjalanan jauh menyeberangi garis tanggal. Saya mendaftar untuk penerbangan lanjutan ke Singapura lalu ke Perth. Mendadak, banyak polisi berdatangan; mereka mengosongkan bandara, karena pagi itu mereka mendapat kabar ada bom di terminal bandara itu.

Semua polisi itu datang membawa senapan mesin. Apa saya takut? Saya pikir kejadian itu malah sangat lucu. Sebab ternyata LAPD atau Departemen Kepolisian Los Angeles itu tidak seperti di film-film. Tubuh polisi-polisi itu ternyata gemuk. Saya melihat dua polisi berjuang menaiki tangga, dengan membawa senapan mesin dalam upaya menghentikan teroris. Tentunya teroris pasti akan lari lebih dahulu sebelum polisi-polisi gemuk ini mengejar mereka. Tangganya hanya dua tingkat, namun mereka harus terhenti di tengah tangga untuk istirahat sebentar. Ini adalah pengalaman dan kegembiraan tidak biasa bagi saya.

Tetapi saya memiliki karma yang sangat baik. Karena ketika polisi datang dan hendak mengosongkan seluruh bandara besar yang sangat sibuk ini, kami tak bisa keluar dan para penumpang dari luar tak bisa masuk. Jadi saya bersama seorang siswa saya yang sangat baik terisolasi sekitar dua jam, dan waktu itu dia menyajikan makan siang.

Sambil berbahagia mendapat makan siang, saya melihat semua aksi yang terjadi, persis seperti siara televisi saat makan siang, tapi yang ini kejadian betulan. Saya harus mengakui bahwa saya sangat terkesan dengan anjing pelacak yang dibawa para polisi. Mereka membawa anjing itu ke mana-mana untuk mengendus bomnya, dan saya diberitahu bahwa mereka berhasil menemukan bom kecil dan menjinakkannya. Saya sungguh terkesan dengan anjing pelacak ini, terhadap disiplin mereka. Anjing-anjing ini mengendusi sampai food court tempat saya berada, namun mereka begitu disiplin; mereka tidak pernah tertarik pada kue yang saya makan, namun hanya mengendusi tas saya. Sungguh hebat anjing polisi Los Angeles!

Sementara ada juga yang panik, "kita akan mati!" "Akan ada ledakan!" "Teroris sudah mengenai kita!" Banyak orang mencemaskan apa yang terjadi. Saya menikmati kue saya dan mengadakan pembicaraan yang sangat menarik dengan siswa saya yang menyajikan makanan ini. Saya bilang ia memiliki karma baik, karena terjebak bersama saya selama dua jam. Kami seharusnya pergi ke rumahnya, namun kami terjebak di sini. Jadi ia sendiri yang menyajikan makanan, dan kami mengobrol soal Dharma dan meditasi. Sunguh itu adalah waktu yang sangat indah, ketika orang lain panik dan cemas, kami menikmati waktu yang indah.

Si Cacing Dan Kotoran Kesayangannya 3!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang