~Buku Kecil Itu~

1.3K 25 0
                                    

Assalamu'alaikum sahabat, mohon maaf jika sebagian cerita saya tidak publikasikan. Hmmm... bukan sombong atau bagaimana, karena buku ini telah pubhlish meskipun self publishing. Oleh karena itu bagi yang ingin mengetahui kelanjutan ceritanya, please order langsung. Terima kasih dukungan anda semua sangat berarti bagi penulis kecil seperti saya.... 😊😊😊😊

##########

Aku mengabdi kepada Tuhan

bukan karena takut neraka

Bukan pula karena mengharap masuk surga

Tetapi aku mengabdi,

Karena cintaku pada-Nya

Ya Allah, jika aku menyembah-Mu

karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya

Dan jika aku menyembah-Mu

karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya

Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,

Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu

yang abadi padaku

Aku membaca kata-kata itu ditengah malam, saat semua orang tertidur lelap. Kata-kata yang begitu mengena sampai hati, sungguh pancaran ketulusan seorang hamba kepada pencipta-Nya. Siapakah kiranya yang menulis kata-kata indah ini? kemudian Aku melihat dibawah Catatan Kaki "Intishari Kecil Para Sufi" tertera sebuah nama "Rabiah Al Adawiyah". Aku penasaran, mengapa ada seorang wanita yang begitu mengabdikan jalan-Nya hanya untuk taat kepada Tuhan. Sesuatu hal yang baru Aku temukan dalam hidup. Sholat, puasa, zakat merupakan pelajaran biasa yang Aku terima semenjak duduk di Madrasah Tsanawiyah. Ini buku kecil yang tidak pernah Aku baca sebelumnya, buku harianku hanya aqidah akhlak, bahasa arab, fiqih, dll. Kurikulum sekolah yang membuat pusing, sehingga aku kurang serius menekuni agama, karena aku merasa yang penting sholat dan tidak pacaran saja itu sudah bagus.

Esoknya dalam balutan jilbab berwarna biru muda dan seperti biasa Aku mengenakan pakaian tertutup meskipun di dalam rumah, Aku hampiri bibi sambil membawa buku kecil miliknya ini, "Bibi! coba lihat dan perhatikan kata-kata Rabiah ini.. "Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena Aku mengharapkan surga", maksudnya apa bi?"

"Maksudnya, kita beribadah kepada Allah itu harus ikhlas tidak karena menginginkan sesuatu apapun, yang penting keridhoan Allah sudah cukup baginya." Bibi yang sedang hamil 7 bulan membenarkan kacamatanya yang selalu tidak terlepas dari kedua bola matanya. Aku kembali bertanya, "Siapa Rabiah itu bi? Kok dia malah mau dibakar api neraka yang panas? Kemudian meminta dicampakkan dari surga kalaulah dia menyembah bukan karena menyembah Allah semata?"

"ItulahRabiah, salah satu tokoh yang paling bibi sukai, sampai meninggal pun Rabiahmasih mempertanyakan status cinta-Nya kepada Allah, karena Rabiah mencintaiAllah bukan karena ingin surga tetapi Rabiah mencintai Allah jauh lebih dalamyaitu disini." Bibi menyimpan telapak tangannya di dadanya seraya berkata, "Qolbun." Akuterdiammencerna kata-kata bibi. Aku mengerti maksud Rabiah ini, Aku mulaimnyukai Rabiah untuk pertama kalinya.

Di Atas Langit Cinta (Self-Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang