Jangan bangga membuatnya terlampau bahagia, hingga ia mudah menjanjikan apapun demi senyummu. Pada akhirnya kamu yang akan terluka, karna ia melupakan atau sengaja merasa tidak menjanjikan apapun kepadamu.
Aku sesak menyimpan semua tatapan dan perasaan tak karuan di balik kelopak mataku.
Kota ini sangat ramai. Aku beranjak pergi dari tempat duduk yang selama lebih dari sejam menopangku dan dengan posisi mata yang tak berubah.
Jalan tetap terlihat karna aku membuka mataku hanya seperempat dari normalnya.
Aku berjalan melemparkan tatapan santai di kanan dan sebaliknya, menikmati suasana kota tua yang sejuk dan ramai. Beberapa helai rambutku juga merasakanya, terkibas-kibas mengenai bulu mataku.
Saat itu, kaki kanan ku berhenti dan mengajak kaki kiriku berhenti juga.
Remang-remang aku melihat seorang pemuda tampan yang bertubuh kekar dan menyelempitkan kaca mata hitam di antara belahan poni dan rambut pirang bagian belakang miliknya.
Pemuda itu sepertinya seumuran denganku dan dia sangat tinggi, mungkin jika aku di sampingnya, kepalaku hanya sampai di pundaknya.Tak sadar tiba-tiba saja dia sudah berada di depanku. Aku melanjutkan berjalan dengan mengambil satu langkah ke arah kanan, dan pemuda itu mengambil langkah ke kiri. Begitu seterusnya hingga aku merasa lelah dan memberanikan mendongak ke arah pemuda itu dan menstabilkan mataku agar tidak dianggap gila.
"Em.. permisi saya mau lewat." Lirih ku sedikit kesal.
"Lea! Apa kau benar-benar melupakanku?" Pemuda itu sepertinya menyebut namaku.
Memang benar-benar menyebut namaku.
Dikit kan? Emang. Yaudah cerita ini berakhir sampai disini. Eh tapi gak ding. Lanjut ajalah nanggung kan ya? Wkwk maksa bgt
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
RandomSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...