5- Weekend

195 93 18
                                    

BRAK! BRAK! BRAK!

"Heh bangun! Ngapain sih pintunya di kunci." teriak Kenna.

"Apa?!" Kesalku.

Aku bangun sambil menetralkan mata. Weekend ini aku nggak perlu pergi ke supermarket. Kemarin malam aku sudah menyelesaikan semua tugas-tugasku yang seharusnya dikerjakan pagi ini-dan bersiap-siap pergi jalan-jalan bersama Farrell.

Tiningg...

"Dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari, eh ternyata itu bukan telfon melainkan es-em-es." Gumamku bernyanyi sambil membuka pesan. (Ran- Dekat di Hati)

Farreell: lea, ntar langsung ke Taman ya? Jam 9 di pinggir sebelah Utara.

Linnea: iya deh

Farrell: sori gak bisa jemput.

Linnea: oke sans ae

Farrell: sip.

Hari ini bakal jadi hari yang menyenangkan. Sehari penuh bermain berdua dengan Farrell itu sebuah keberuntungan bagiku. Perlahaan aku membuka pintu ruanganku. Nampak karpet merah dan kepingan bunga Mawar yang sengaja di hambur-hamburkan. Rambutku terurai bebas dengan mahkota di atas kepalaku. Sepatu berkilauan membantuku tumbuh tinggi dan ideal. Aku sadar aku seorang tuan Putri--dan aku tau itu hanya anganku dalam balik kelopak mataku. Saat aku membuka mata, hanya ada Kenna cengo di bawah tangga dengan segelas susu ditangannya.

"Ngapain?" Kenna mengkhawatirkanku dan meletakkan punggung tangannya di keningku. Mungkin memastikan bahwa aku sedang tidak sekarat sekarang.

"Ngapain apanya." Senyumku mengembang sambil memutar badanku sekali.

"Ngapain pakek rok?"

"Ya kenapa normal dong?!" teriakku.

Setelah difikir-fikir aku juga aneh jika tiba-tiba dengan senang memakai rok selutut jika memang tidak terpaksa atau sebagainya. Jarang dan sangat minim jumlah pakaian ku yang benar-benar feminim.

"Udah ya, aku mau pergi nih."

"Sama cowok kan?!" Kenna menunggu jawaban dengan kening mengkerut, susu di tangannya dan sehelai roti di tangan sisi lainnya.

"Ngarang. Orang gue mau main ke rumah Jolie." Alibi ku.

"Ngaku aja." Posisi kepala Kenna sedikit miring dengan mata memincing ke arahku.

"Apa lihat-lihat?!" Kesalku.

Memakai rok dengan menaiki sepeda mungkin nantinya sangat merepotkan. Dengan cepat aku mengambil kunci mobil Kenna yang berada di atas meja dan berlari setelah Kenna berteriak mengumpat dan mencela adik kandungnya. Aku menyalakan mobil dan menyetel musik.

 Aku menyalakan mobil dan menyetel musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Already FairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang