Setelah dua minggu aku tidak menginjakkan kaki di sekolah, hari ini juga aku harus berpakaian rapi untuk bertemu dengan gedung, guru, teman, sahabat dan lain sebagainya yang ada di sekolahan.
"Pagi lea." Farrell tersenyum sumringah dan mengacak rambutku.
"Berantakan nih." Tanpa menghiraukan kekesalanku, Farrell memeluk leherku dengan tangan kanannya sangat erat.
"Diem. Yuk nanti telat."
"Woi!" Ellard cengengesan di depan rumahnya terlihat akan menaiki mobilnya.
"APA LO GANGGU AJA PERGI SANA HAMA!" Teriakku kencang membuat Ellard tertawa.
"Lo ngapain disini?" Ucapnya kepada Farrell.
"Ya terserah dia dong bukan urusan lo. Ayo berangkat aja." Aku menarik tangan Farrell dan menaiki montornya.
"Kalo lo niatnya balas dendam mending tinggalin aja." Ucap Ellard kemudian masuk ke mobilnya dan menyalakan mesinnya.
"Gaje lo!" Teriakku saat mobil Ellard melesat lewat di depanku.
Di perjalanan aku dan Farrell sibuk dengan fikirannya masing-masing. Ada hal yang membuatku semakin bungkam adalah ketika Farrell diam yang biasanya mengoceh atau mengajakku bernyanyi.
"Rell."
"Kenapa?" Tanggapnya dan aku hanya cengengesan sambil mengeratkan tanganku ke perut Farrell.
Beberapa menit kemudian, aku sudah berada di halaman depan sekolah. Rasanya ada yang berbeda.
Segerombol cewek di depan gerbang sekolah menatap ku dan Farrell sambil berbisik aneh. Kufikir tidak ada yang salah denganku hari ini.
Raut muka mereka seperti jijik melihatku. Aku menatap beberapa anak dengan pakaian ketat dan dempul yang ada diwajahnya sangat tebal yang sesang tersenyum sinis ke arahku.
"Kenapa sih?" Tanya Farrell melihatku menatap aneh beberapa orang yang ternyata ada senior yang datang kemarin ditengahnya.
"Siapa sih dia sebenernya?" tanya ku balik sambil menunjuk ke arah cewek dempul itu.
"Ya aku juga gak tau." Ucap Farrell. "Emang kenapa?"
"Yaudah nggak papa kok." ucapku meyakinkan Farrell. "Kelas yuk!"
"Iya." Singkat Farrell.
Aku dan Farrell berjalan sambil bersenandung. Mungkin semua orang saat melihatku dan Farrell yang sedang bergandengan tangan menganggap anak yang barusaja terkena cinta monyet. But no problem. Saat aku masih berada di depan pintu ruang kelasku, Farrell berdehem.
"Apa?"
"Ntar kalo bosen call ya." Ucapnya.
"Nggak. Nggak bakal bosen."
"Yaudah nanti aku ke kelas kamu aja."
"Gausah. Pergi sana!" Ucapku mendorong Farrell.
"Kangen nih aku." Ucapnya terkekeh saat aku memelototinya.
Aku masuk ke dalam ruang kelas sambil terkekeh mengingat ucapan Farrell barusan. Belum sempat duduk, Jolie teriak dari pintu ruang kelas.
"Leaa!"
"Apa?"
"Kangen nih aku." ucapnya cengengesan sambil memelukku erat.
"Lepas! Sesek bego!"
"Oh iya, ntar pembagian kelas kan?" Tanya Jolie memastikan.
"Iya nih, kelas berapa ya gue."
"Semoga gue sekelas sama cogan cogan sekolah." Ucapnya berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
RandomSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...