Baru saja kemarin bersantai mengatur nafas. Pagi ini sudah di desak kenyataan-menjemur diri di bawah terik panas matahari, menata diri untuk upacara seperti hari senin biasanya.
"Papa, aku berangkat dulu ya!" Ucapku kepada papa dan mencium punggung tanganya.
"Nggak sarapan nih?"
"Ntar aja di sekolah."
"Buset! hari senin berangkat jam segini!" Ujar Kenna berusaha menakutiku.
"Diem ah! Dah pa," ucapku sambil melambaikan tangan.
Aku berlari mengejar gerbang gedung sekolah yang menungguku. Hanya seperempat perjalanan, aku sudah lemas. Aku ingat tadi sengaja tidak sarapan.
"Lea! Yuk naik cepet!"
"Ah Farrell!"
"Ayolah. Hari ini males lompat pager," desak Farrell memaksa.
"Kok maksa sih." tawa ku sambil menaiki jok belakang motor Farrell.
"Pegangan!"
Hanya beberapa menit, Farrell dan aku sudah sampai dan berlari mengikuti barisan anak lainnya. Berkali-kali aku mengatur nafas dan akhirnya rileks juga.
Kruuukk...
Ini perut kenapa gak ngerti keadaan sih. Duh laper gue.
"Kenapa lo le?" Bisik salah satu temanku.
"Biasa lah." singkatku.
••••
Aku mengunyah mie hingga halus. Warung makan mbok yum di kantin ini sudah melegenda. Masakannya yang tak kalah dari masakan eropa dan rasanya nggak pernah berubah. Beberapa menit kemudian makananku sudah berpindah di perutku.
"Lea ya ampun capek nyari lo." keluh Jolie kemudian duduk dan menopang kepala dengan kedua tangannya.
"Keburu laper."
"Hai! Gue duduk di sini ya?" Ujar Farrell yang tiba-tiba datang dan bergabung denganku dan Jolie.
"Boleh kok." Ucapku.
"Reynand sama malvin kok gak barengan?" tanya Jolie.
"Masih nyalin tugas di kelas." Jawab Farrell.
"Oiya!" Mata Jolie melebar. "Gue lupa ngerjain ekonomi. Nyalin punya lo ya gue!" Jolie bicara lantang sambil berlari ke kelas.
Gue berdua nih ceritanya?
Suasana di kantin lumayan ramai. Tapi, tidak di meja tempat ku duduk. Mungkin ini yang dinamakan sepi dalam keramaian. Farrell sibuk meminum jus wortel sambil berkutat dengan ponselnya. Aku memainkan sedotan minumanku, sesekali mengedarkan pandangan ke sekitar kantin.
"Besok ada acara gak?" Akhirnya Farrell membuka topik pembicaraan.
"Nggak ada, kenapa?" Tanya ku penasaran.
"Nggak, cuma nanya doang kok."
Kirain mau ajak jalan.
"Oh, iya."
"Yah udah bel masuk aja. Ke kelas yuk." Ajak Farrell membuyarkan fikiran anehku.
"Hah? Yuk."
••••
Gak tau kenapa ntah itu badan maupun fikiran sama-sama lelah.
"Jo, males pulang gue." keluhku.
"Nunggu gue latian teater aja gimana."
"Nggak lah lama banget tuh."
Aku terpaksa berjalan sendiri menyusuri koridor gedung. Mengedarkan pandangan malas ke beberapa tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
De TodoSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...