"Gimana nih, heh! maen hp mulu." kesal Jolie kepada Melvin."Iya iya ntar." jawab Melvin yang terus berkutat dengan ponselnya.
"Katanya mau belajar bareng." ucap Farrell sambil mengambil paksa ponsel Melvin.
"Iya, belajar iya." pasrah Melvin.
"Heh jangan ribut, belajar nih udah mau Uas." Cibir ku.
"Iya nih, dua hari lagi." ucap Reynand yang akhirnya angkat bicara sambil menunjukan dua jarinya seperti orang berfoto.
Suasana malam hari di atap rumah lumayan ramai. Atap rumah ku tidak segelap yang orang bayang kan. Satu sofa, karpet tebal yang hangat, dan teman karib yang penuh tawa.
"Udah malem, pulang sana." Ujar Farrell.
"Kok lo ngusir." kesal Jolie.
"Ya nggak, cuma ngingetin." Farrell mengelak.
"Yaudah, pulang aja yuk Rey, Mel!" Ajak Jolie.
"Lah, gue gak diajak." Manyun Farrell.
"Gausah situ siapa? Lea aku pulang dulu ya?!" Teriak Jolie berjalan dan menuruni tangga.
"Kok kamu masih disini?" Tanya ku kepada Farrell yang masih menenteng tasnya sambil menatapku lekat-lekat dan bergaya sok cool.
"Besok ke Taman yuk, atau nonton, jalan-jalan. Serah deh pokoknya jalan." Ajak Farrell.
"Gakmau aku mau belajar." Ucapku sambil menata buku.
"Sekali doang ih."
"Bayarin ya?" Tanggap ku sambil tersenyum dan melirik ke arah Farrell memohon.
"Yah kok gitu."
"Ya kalo gak gitu gakmau lah."
"Iyadeh."
"Sip." Tanggapku tak kalah singkat.
"Yaudah aku pulang dulu ya." Ujar Farrell sambil mengusap rambutku. Aku mematung menatap lantai karna yang pasti pipiku saat ini sangat merah. Farrell selalu membuatku sama sekali tidak berhenti tersenyum. Membuat tubuhku berdesir hebat bahkan hanya dengan suara lembutnya.
👟👟👟
Farrell: lama banget, udah di depan nih.
Linnea: sabar, ntar dulu belum sarapan.
Farrell: ya ampun gausah
Farrell: cepetan lea
Farrell: Udah jam 14.27 nih
Farrell: 1 menit gak sampe aku cium nihLinnea: iya bentarr hhhhh
Linnea: INI TURUN TANGGAFarrell: 1
"Ken! Pergi dulu." teriak ku kepada Kenna.
"Cepet pulang!" Tanggap Kenna.
"Berangkat aja belom."
Aku berlari dengan cepat sambil memikirkan hal yang tidak-tidak. Dengan cepat aku mengambil sepatu dan memakainya dengan cepat.
Mata Farrell terbelalak melihatku puas. "Sudah selesai makannya?"
Aku mendengus. "Kamu percaya aku makan?"
"Lama bener." kesal Farrell. "Kamu yakin pakek sepatu gitu?"
"Sepatu apa?" Aku melihat sepatu yang menempel di kakiku. Dengan perasaan malu aku mengumpat dalam hati beribu kali dan kembali ke rumah mengganti sepatu sekolah dengan sneakers hitam putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
AcakSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...