Aku berdiri mematung sambil menatap kak Cara sengit. Meski begitu, dia tetap seniorku. Aku harus bersikap seadanya.
Tanpa menjawabnya, aku membalikkan badan dan melangkah pergi meninggalkan kak Cara. Mungkin ia sekarang menatapku dengan penuh kebencian karna mencuekinya.
Aku tidak mempercayai apa yang barusan ia katakan, dan tidak akan pernah mau mempercayainya.
Farrell tidak mungkin seperti itu. Farrell berbeda dengan cowok lainnya. Hati ku sesak, aku sangat percaya kepada Farrell. Tapi, tanpa keinginanku air mata dengan sendirinya membanjiri pipiku.
Aku mengusap mataku berkali-kali. Berusaha menyembunyikan air mata kepada semua orang yang sempat melihatku.
Kenapa tiba-tiba koridor dasar gedung ini terasa sangat panjang. Aku berusaha mempercepat langkah ku dan akhirnya aku mendapati lengan tangga.
Aku berjalan santai seolah tidak terjadi apa-apa. Saat langkahku berada di depan pintu kelasku, aku ingat Jolie tidak lagi sekelas denganku. Aku langsung berbalik arah sebelum Ellard melihat ku cengeng.
••••
Aku menyilangkan kedua tanganku diatas meja dan menenggelamkan kepalaku. Kantin yang ramai ini sama sekali tidak menggangguku. Aku merasa sepi saat berada di keramaian.
Perlahan kantin yang dipenuhi orang-orang kelaparan, mulai senyap. Aku mendongakkan kepalaku, dan mendapati hanya beberapa anak di pojok kantin.
Aku menikmati minuman vanilla blue yang ditaburi messes di atasnya yang sengaja aku pesan saat awal masuk kantin tadi.
"Oi! Kenapa lo?" Tanya seseorang tiba-tiba duduk di samping ku.
"Kenapa emang?" Tanya ku kepada Ellard.
"Gak ke kelas?"
"Males." Singkat ku.
"Lo habis nangis? Drama banget," cibir Ellard sambil meminum vanilla blue-ku.
"Serah gue."
Ellard cengengesan. "Cie sensi,"
"Apaan sih, pergi sana!" Kesal ku.
"Yakin gak butuh sandaran?" Ucap Ellard dengan gaya sok cool-nya.
"Udah pergi sana!" Usir ku.
Ellard meninggalkan ku tanpa berkata apa-apa lagi.
"Thank's" bisik Ellard mengejutkanku kemudian.
Aku menoleh ke arah belakang mendapati wajah Ellard. Aku baru sadar saat aku melihat minuman ku habis di teguknya.
Aku menoleh ke depan lagi tanpa menggubris Ellard yang berjalan menjauhiku.
Aku mulai bosan dengan suasana kantin sepi, dan beranjak pergi ntah kemana.
Aku berjalan menatap lurus ke depan tanpa menghiraukan orang yang melihatku.
"Sayang, kemana aja sih!" Ucap yang seperti nya Farrell sambil memeluk bahuku.
"Kamu kenapa?" Lanjut nya saat ia melihat mata sembab dan hidung ku yang kemerahan.
"Nggak papa, kenapa?" Senyum ku enteng yang pasti fake smile.
"Serius?" Tanya Farrell meyakinkan.
"Nggak." Singkat ku kemudian berjalan mendahului Farrell.
Semakin Farrell mengeluarkan kata-kata, semakin susah aku membendung air mataku.
Aku jelas mendengar Farrell berteriak memanggilku dengan penuh tanya. Aku hanya tidak ingin Farrell melihat mataku merah penuh air mata.
"Lo bener pacaran sama Farrell? Pake gandengan tangan di sekolah lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
RandomSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...