Aku melihat Farrell dengan motornya di depan tukang cireng samping gerbang sekolah. Ia membalikkan badan ke arahku, dan melambaikan tangannya. Aku berlari kepadanya.
"Jadi nonton kan?" Tanya Farrell.
"Iya dong."
"Yuk, ntar telat."
"Kita berdua aja nih?" Tanyaku hati-hati.
"Ya sama siapa lagi ih kamu kok lucu."
"Yaudah."
Hal seperti ini yang mau tidak mau mebuat hatiku selalu berharap lebih. Awalnya kurasa aku akan bersikap layaknya teman biasa, tapi sulit. Sangat sulit jika sudah sampai seperti ini. Semakin hari semakin dekat. Aku takut tapi dilain hati bahagia mendorongku hebat.
••••
Sudah lebih dari satu jam aku tidak memalingakan tatapan ke arah layar. Aku hanya fokus pada layar bioskop, dan tidak sadar bahwa Farrell terus melihatku. Ini nih yang buat aku melting.
"Gila yaampun kepalanya ditembak." Sontak aku kaget dan tanpa sadar tanganku mendekap tangan Farrell yang sangat hangat.
"Le," aku memalingkan wajah dan menatap ke arah mata Farrell yang masih terlihat cerah pada kegelapan.
"Apa?"
Suasana menjadi hening seperti awal film dimulai. Aku jadi kurang nyaman saat ini. Kenapa filmnya gak kelar kelar sih. Lagi-lagi jantungku berdetak tak beraturan matanya mengunci tatapanku dan tangannya mengusap kepalaku lembut.
"Ada chiki nih."
Sumpah Farrell gak penting. Setajam itu ya matanya.
••••
"Mampir dulu disuruh nyokap ke minimarket beli buah, oke." ujar Farrell.
"Terserah kamu."
Aku mengekori Farrell yang sedang memilih beberapa buah di depannya. Fikiranku mulai tak waras lagi. Membayangkan saat ini kita sedang belanja kebutuhan bulanan. Aku menyibukkan diri dengan membandingkan dua buah yang sama memilih yang terbaik.
"Aku tuh gak tau disuruh beli buah apa." Farrell menghampiriku.
"Gimana sih. Tanya dulu sana."
"Lowbat hp aku."
"Astaga. Yaudah sini." Aku mulai memilih buah segar yang ada dihadapanku. "Kata mama kamu buahnya buat apa?"
"Gaktau sih paling buat acara makan malam." Farrell menggumam. "Ini aja nih seger." Ucapnya memasukkan nanas dan mentimun ke keranjang."
"Farrell kamu pernah lihat tomat di keranjang buah pas makan malam?"
"Kayaknya gak ada deh. Tomat tuh buah apa sayur sih." Aku mengembalikan tomat ke tempat asalnya dan menghiraukan Farrell yang masih berfikir dengan pikirannya yang tidak bermanfaat.
TINING!
Jolie: lea, ntar malem gue ke rumah km ya. Mau ngerjain tugas fisika ehe :)
Linnea: Bawa makanan
Jolie: ah kamu
"Nih buat kamu." Farrell menyodorkan beberapa apel merah yang terbungkus plastik.
"Kenapa nih." Ucapku bingung.
"Ya itu bonus buat kamu." Ucapnya enteng. "Kata mbaknya timun itu sayur."
"Hah? Iya deh terserah kamu."
Farrell bersenandung lirih di sepanjang jalan. Dan aku menggeleng-gelengkan kepalaku seraya mengikuti nada Farrell. Aroma pomade Farrell sangat khas, berbau macho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Fair
RandomSeseorang telah datang menghibur dan kemudian meninggalkan tanpa menggubris perasaan Lea. Saat itu juga Lea sedikit berubah sifatnya hingga masuk lagi ke dalam persoalan Cinta dan perasaan. Lihat saja bagaimana kisah Lea, menyudahi lalu berhenti kem...