❌C H A P T E R 2❌

428 33 3
                                    

[Sudah direvisi]

Setelah memberi ucapan sambutan, Dara dibanjiri riuk tepuk tangan para peserta Mos. Dara sempat bertanya tanya.

Walaupun Dara sudah turun dari atas pondium, murid murid kelas 10 masih saja bertepuk tangan. Dara hanya mengelengkan kepalanya, tak tahu lagi dengan pikiran mereka semua.

Kini saatnya sesi yang ditunggu tunggu para peserta mos, sesi Games.
Pak Albert-ketua panitia menyuruh Dara mencontohkannya, bersama seseorang yang dipilihkan Pak Albert.
Mau tak mau Dara harus menuruti permintaan Gurunya itu, guru yang terkenal sangat Killer. Pak Albert menarik seorang pemuda untuk maju dan berdiri tepat disebelah Dara, saat Dara mengandah ternyata.
Seseorang yang dibus tadi, yang menatapnya dengan aneh atau lebih tepatnya dengan tatapan mencari tahu sebuah kebenaran.

"Kali ini kita akan bermain permainan turun temurun, dari jaman pak Albert masih muda nyampe sekarang. Sekarang kakak ketos kita yang cantik Dara sama dedek emesnya ini nyontohin, permainannya gampang kok kayak dance battle gitu pake musik" Cuap Cuap Fanny membuat Dara mengerutkan keningnya, jelas sekali permainan ini yang paling ia benci.

"Dimulai dari Dara" Teriaknya lagi, Fanny menekan salah satu tombol Pada sebuah Tape didepannya. terdengar sebuah alunan musik yang sangat dikenali oleh gadis itu.

Good Dessert, Fanny ngerjain gue apa.

Dara mulai mengerakan badannya sedikit mengikuti irama musik dengan pelan, walaupun hanya sebatas tangan saja yang digerakannya. Entah apa komentar selanjutnya dari teman temannya, ia sungguh tak peduli, Moodnya rusak karena permainan menyebalkan ini.

Fanny mengarahkan kelima tangannya didepan Dara, menandakan gilirannya sudah selesai. Kini giliran Devan yang ditunjuk oleh Fanny. Dara menghirup nafasnya dalam, syukurlah.

Pillow Talk?

Climb on board
We'll go slow in high tempo
Light and dark
Hold me tight, never mellow

Devan memutar tubuhnya, ditambah dengan shuffle nya, yang membuat Dara menguap beberapa kali dan kembali memutar matanya, malas.

Bukan Fanny namanya kalau tak pernah puas memanas manaskan orang. Saat giliran Dara, ia memutar lagu Hello kesukaannya, yang membuat Dara tak tahu gerakan apa yang harus dilakukannya. Tiba tiba Dara merasakan sesuatu yang aneh pada Jantungnya, jantungnya itu kembali bekerja dengan cepat setelah sekian lama. Terakhir kali Jantungnya berdetak melebihi batas normal saat dirinya berhadapan dengan Rafa, selain lelaki itu tak ada lagi lelaki lelaki lainnya yang berhasil membuat jantungnya seperti itu kembali. Tapi saat ini jantungnya kembali berdetak saat dirinya berhadapan dengan Devan.

Fanny pun menghentikan musik yang sedari tadi dinyalakannya. Sedangkan Dara sedang berusaha bersikap biasa mengatur detak jantungnya yang terlalu cepat ini, sama seperti yang dilakukan oleh Devan.

Mungkin kelelahan abis ngedance. Batin Devan dalam hati, jelas lelaki itu masih tidak menyadari detakan apa yang sedang ia rasakan saat ini.

Riuk tepuk tangan penonton yang terkagum kagum melihat penampilan mereka berdua, terlebih kearahnya padahal menurut Dara, dirinya hanya mengerakan kedua tangannya. Semua orang pun pasti bisa melakukan gerakan tersebut, mereka malah berteriak kagum seolah yang dilakukan Dara adalah hal yang sangat memukau.

"Kayaknya pak Albert, diacara pensi nanti kita bisa nyumbangin dua orang ini" Kini giliran Zeyya yang mengambil alih Mic. Pak Albert tampak menganguk mendengar ucapan Zeyya barusan.

Tak ada jawaban dari Dara ataupun Devan, karena mereka sama sama menarik nafas menahan debaran jantung yang memompa sangat cepat.

Kayaknya, nanti sepulang sekolah gue mesti kedokter meriksain jantung. Batin Devan.

Coldest Girlfriend (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang