Shock

12.9K 595 15
                                    

" bang, lili nanti mo pergi ke tempat teman didaerah gatot subroto," kataku..
"Hemm, pergilah" jawabnya singkat..
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahku, aku pun segera menyalakan mesin motor, dan membawa serta ke tiga anakku, untuk dititip kan kerumah ibu ku.
"Bu, lili titip anak anak ya, lili mau ketemu teman," ucapku..
"Ya udah, jangan lama lama ya.." kata ibuku lagi..
" ok mami" godaku sambil tersenyum...
Akupun bergegas menyalakan kembali sepedamotor ku yang diparkir digarasi rumah ibu, sengaja aku memilih mengendarai sepeda motor agar menghemat waktu tempuh, karena bisa menyalip kendaraan yang lain, apa lagi jam sibuk begini..
Sepeda motor ku pun melaju, menyusuri jalanan yang padat, sesekali aku harus mengerem mendadak motorku, karena pengendara yang lain terkadang kebut kebutan, tidak sabaran untuk saling mendahului..
Akhirnya aku tiba di gatot subroto di cafe nd resto Fountain.. dan segera menuju kepelataran parkir.. sesampainya didepan cafe, aku segera beralih mengambil hp dan lansung menekan kontak, dan menaik turunkan daftar kontakku, dan akhirnya aku menemukan nama Elena disana, dan segera kutekan tombol call....
"Hallo, Elena aku udah didepan cafe nih.. kamu dimana?" tanyaku..
"...."
"Baiklah, " sambil menutup telepon dan berjalanan memasuki pintu cafe yang tembus pandang karena berpintukan kaca tebal, ku menyapu pandang keseluruh ruangan, guna mencari keberadaan sahabat ku Elena, setelah menoleh kekiri dan kanan dua kali, akhirnya aku menemukan kursi yang diduduki Elena, diapun melambaikan tangan ke arahku, refleks akupun ikut melambaikan tangan kepadanya..
akupun berjalan melewati meja demi meja yang telah dipenuhi oleh pengunjung cafe.., kebetulan meja yang dipilih Elena agak kebelakang, tapi dari sana, tampaknya bila memandang ke depan kearah pintu masuk, akan terlihat jelas..siapa siapa saja yang datang.
"Hhhh....kurang jauh Elena, ketemuannya," sungutku kesal.. bukan apa apa, perjalanan dari rumahku menuju tempat ini, memakan waktu satu jam, bayangkan saja.. betapa lelahnya aku, dan bedak diwajah ku pun bertambah tebal akibat debu debu yang menempel disepanjang jalan yang kulalui..
..
"Kalau tidak karena kamu bilang penting, kurasa aku mikirrr Elena untuk kemari", ucapku lagi sambil menarik bangku dihadapannya..
"Ssshhh...jangan ribut," katanya sambil memajukan bibirnya dan menempelkan satu jari telunjuk keatas bibirnya..
"Apa sih yang mau kamu omongin??" tanyaku lagi..
"Kamu bilang penting," ucapku..
"Tentu saja, dan terus terang mungkin kamu akan shock berat setelah ini, tapi kamu harus tau, karena aku mengetahui ini juga sudah 3 bulan yang lalu.. tapi belum kukatakan padamu, karena aku juga belum yakin dengan apa yang kulihat.." jelas elena panjang lebar dengan suara nyaris seperti orang berbisik..
Aku sungguh tidak mengerti, apa yang ingin dikatakan sahabatku yang satu ini.
"Apa sih yang sedang ingin kau sampaikan elena", tanyaku gusar..
Terus terang sekarang aku menjadi tidak tenang..aku merasa was was, atas yang akan dikatakannya padaku..
" Li, aku sahabat mu, dan selamanya akan selalu begitu, kebahagiaan mu juga adalah kebahagiaan ku, dan duka mu, kesedihanmu, juga akan menjadi duka dan kesedihan ku, karena itu aku tidak ingin berlama lama menyimpan informasi ini," jelas elena..
Apa maksudnya?? Aku masih bingung....batinku
"Maksudnya apa elena?" Tanyaku semakin penasaran..
" please jangan main tebak tebakan el.. " rengekku...
"Kamu pasti sangat terkejut, dan pasti tidak percaya dengan apa yang akan aku sampaikan, tapi kau tahu akukan?? Aku tidak akan mungkin berbohong bila permasalahan sebesar ini"
"Li...su..eh...kuyakin..su..suami mu punya hubungan dengan wanita lain, maksudku suami mu aku yakin telah selingkuh" ucapnya pelan, sambil menggenggam erat tanganku.. seolah ingin menenangku..
Aku menatap wajah elena dengan tatapan yang tidak bisa terbaca..aku tersenyum sambil membalas genggaman tangannya.
"Jangan bercanda el, ini tidak lucu, " ucapku sambil tertawa ringan..
"Lili, aku berkata jujur, tidak mungkin aku berbohong untuk masalah sebesar ini, " ucapnya dengan jelas menahan suaranya yang ingin berteriak..

Aku tertegun mendengar penjelasannya..

"Tap..tapi el, kau tahu akukan, aku tidak akan percaya ucapan orang lain, meski keluarga atau sahabatku sendiri, selama aku tidak melihat dengan mata kepala ku sendiri.." jawabku akhirnya dengan lirih...antara yakin dengan tidak atas bantahan yang kusampaikan.

CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang