PART 31

8.2K 330 25
                                    

SAKTI POV

Aku berkemas kemas dari ruangan kerjaku, rencana ku hari ini gagal, padahal aku sudah janji akan menemani istriku berbelanja, belanja kebutuhan anak kami, hatiku terasa penuh saat menyebutkan anak kami, aku begitu mencintai Lili istriku, tidak ada kata yang mampu kugambarkan betapa aku mencintai dia, entah kapan aku yakin aku telah mencintainya. Tapi satu yang pasti aku tidak bisa bertahan hidup bila dia tidak ada, mungkin lebih baik aku mati daripada kehilangan dia, walaupun awalnya alasanku menikah dengannya tidak baik. Ck aku merasa bejat, seandainya Lili tau, apa yang akan dilakukannya, aku tidak bisa membayangkan itu. Walaupun aku juga pernah khilaf, nyaris ntah apa yang terjadi bila saja Lili tidak bersuara pada saat itu, sekelebat bayangan kejadian beberapa bulan lalu menampar ingatanku. Betapa bodohnya aku. Bodoh bodoh kataku sambil meramas kasar rambutku, sekarang apa lagi yang ingin dibicarakan Ara, kenapa dia ingin minta ketemu? Apa yang ingin dibicarakannya, batinku bertanya tanya, baiklah ini yang terakhir kali aku akan menemuinya seperti ini, aku merasa bersalah pada Lili telah berbohong. Aku akan bicara pada Ara baik baik, bahwa aku dan dia harus bersikap wajar tidak lebih dari hubungan ipar. Ara harus disadarkan. Belakangan ini dia semakin aneh..
Akupun bergegas keluar ruangan, dan secepatnya meluncur ke tempat yang sudah dishare Ara.

"Sudah lama?"tanya ku datar pada Ara yang selalu tampil sempurna, tapi sungguh sedikitpun tidak ada muncul rasa yang dulu, rasa yang pernah ada dimasa lalu, hatiku yakin aku yakin hatiku telah dipenuhi oleh satu nama ... Lili, hanya dia yang kini ada dalam ingatanku.

"Lumayan."

"Langsung saja Ra, apa yang ingin kamu bicarakan, hari sudah cukup sore."ucapku masih terdengar cukup datar yang ku yakin membuat Ara sedikit terkejut, karena memang aku tidak pernah berkata datar dan dingin padanya.

"Kamu kenapa Sak? Kenapa kamu kasar sama aku, aku salah apa sama kamu? Kenapa sikap kamu begini? Apa kamu sudah tidak sayang lagi denganku? Tidak cinta lagi seperti dulu?" aku cukup terkejut dengan uraian pertanyaan pertanyaan Ara. Sayang? Cinta? Apa apaan Ara ini, tidakkah dia sadar aku adalah suami adiknya?

"Apa apaan kamu Ra? Apa maksudmu?"tanyaku dengan mengeraskan rahang dan datar, Ara sudah berpikir terlalu jauh.

"Apa kamu sudah tidak sayang lagi, apa kamu sudah tidak cinta lagi sama aku? Bukannya dulu kamu bilang kamu menikah dengan Lili karena tidak bisa melupakan aku, kamu melihat aku dalam diri Lili, itukan alasan kamu dulu saat meminta izin dariku agar bisa menikahi Lili, sekarang kenapa kamu berubah?" Wajahku pias seketika atas segala ucapan Ara yang telah menampar ingatanku belakangan ini, aku menggeleng geleng kan kepalaku sambil mengusap kasar wajahku. Ya Allah, ada apa dengan Ara kenapa dia mengungkit ungkit masalah ini. Kalau ada orang yang dengar bagaimana, batinku.

Aku berusaha menenangkan diri, memejamkan mata dan menghembuskan nafas dengan kasar, aku bisa melihat mata Ara yang berkaca kaca, sedetik kemudian ketika dia mengedipkan mata jatuhlah meluncur air mata dipipinya.

"Maaf."lidahku kelu, aku tidak tau harus berkata apa, hanya kata sesingkat itu yang bisa keluar dari mulutku.

"Maaf?"untuk apa bang?"

Hening sejenak, selanjutnya aku harus menghentikan drama ini.
"Maaf karena aku sudah tidak mencintaimu lagi, maaf karena aku tidak menyayangimu lagi seperti dahulu. Maaf karena rasa ku padamu sekarang hanya karena kamu adalah kakak dari istriku, istriku yang sangat aku cintai melebihi apapun saat ini, Maaf aku telah membuatmu salah paham, sangat banyak kesalahan dan dosa yang kubuat Ra, aku minta maaf. Tapi kau harus percaya, aku benar benar mencintai Lili, tolong jangan bersikap begini, saat ini aku masih menyayangimu layaknya saudara. Jangan mengharap lebih, dan jangan memikirkan sesuatu yang tidak masuk akal." Aku berbicara dengan pelan tapi menekan disetiap kata kata yang kukeluarkan, aku ingin Ara mengerti, semua sudah selesai. Kulihat airmata Ara kembali meluncur deras, sambil terisak.

"Mudah sekali bagimu untuk meminta maaf bang. Apa kau bisa mengatakan ini kepada Lili dan meminta maaf? Apa yang akan Lili katakan? Apa dia akan memaafkanmu?"

Aku terkejut dengan kata kata Ara, apa dia sedang mengancamku atau apa? aku akan menjawab ucapannya saat kulihat seseorang mendekat perlahan ke arahku setelah keluar dari belakang tiang, wajahku sekarang pasti sudah seputih kapas, aku mati saja kalau sampai dia meninggalkanku. "Lili..."ucapku lirih ya Allah, Lili memandangku dengan tatapan terluka, aku melukainya.
"Lili? kamu dek, sejak kapan kamu disini?"tanya Ara panik.

"Bang Sakti, kak Ara, Lili salah apa sama kalian? Kenapa kalian berdua jahat sekali sama Lili, kenapa...?" Ucapku sedikit berteriak sambil sesenggukan.

Aku sontak berdiri, memegang kedua bahu Lili,"Li ayo kita pulang, abang akan jelaskan segalanya, tapi tidak disini, abang mohon. Kamu tidak kasian dengan Tama, mhh..?"

Lili menyentak tanganku dengan kasar, "Jangan sentuh Lili bang, Lili jijik, Lili muak, Lili sakit bang membayangkan abang menikahi Lili karena menganggap Lili bayangan kak Ara, berarti setiap saat abang menyentuh Lili yang abang pikirkan kak Ara? Lili benci sama abang, kak Ara kenapa diam? Ck...apa masih pantas kakak Lili panggil kakak? Busuk.."

"Ayo nak, kita pergi.."aku melangkah memegang tangan Tama. Namun langkahku dicegat oleh bang Sakti, "Li abang mohon, abang bisa jelaskan, abang mohon."bisa kulihat wajah kalutnya, wajah pucat pasinya, sedikit terselip rasa iba, namun segera ki tepis.

"Lepasin Lili bang.." setelah Lili berhasil melepaskan Sakti, dia segera melangkah sedikit menyeret Tama, Sakti mengikuti dari belakang khawatir bila Lili kenapa napa.

Sesampainya diluar gedung Grand Paladium, aku langsung saja menyeberang tanpa lihat kiri dan kanan.

"Liliii..........."
Aku menoleh ke belakang karena bang Sakti berteriak begitu keras, sekonyong konyong kulihat dia menggapaiku dan....

Brraaakk.....

Tubuhku terasa sakit, Pandanganku mendadak kabur...
Aku merasa lelah, aku ingin tidur...





Sekian part ini ya,
koment dan votenya oke.

Jgn dibilang dikit.

Yang penting doain sering update, gak ada jadwal update soalnya. Seperti sinetron kejar tayang.

Muaachh..
makasih atas segala komentarnya.. 

Bye next part..

CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang