part 17

9.7K 390 10
                                    

Author pov

Senin pun tiba, rutinitas berjalan terasa lebih lambat bagi Lili, jujur saja sebenarnya hati kecil Lili merasakan kehilangan, seperti ada ruang kosong di relung hati nya yang paling dalam.

Tidak lagi bisa di lihat nya wajah tampan Satria, tidak ada lagi yang buat jantung nya berdetak kencang tidak karuan.

Tidak ada lagi mata yang selalu menatap nya dari kejauhan, Lili rindu perasaan itu, perasaan diinginkan.

Satria telah pergi ke Singapura untuk membuka kantor cabang baru, dan untuk perusahaan yabg ada di Sumatera utara ini, akan di limpahkan kepada wakil direktur.

Jam telah menunjukkan pukul 12.00 wib waktu nya beristirahat, namun Lili seperti nya tidak ingin beranjak dari kursi kerja nya.

"Hei..."

Seseorang mengejutkanku dengan menepuk bahu ku.

"Eh  kamu, ada apa Ta,"

"Kamu kenapa? Aku perhatikan dari tadi kelihatan melamun gitu."
"Ada apa?" Duta mencecarku dengan pertanyaan.

"Gak ada apa apa, kamu kali yang banyak pikiran" elak ku sambil berusaha untuk ceria walaupun sulit.

"Sudah jam makan siang ni Li, kenapa belum makan?" Tanya Duta sahabatku.

"Mhh.. gak apa apa Ta, lagi belum lapar saja,  kamu duluan deh ntar aku nyusul kalau udah terasa lapar."

"Li, makan itu gak nunggu lapar dulu lho, kadang seseorang itu bisa kehilangan nafsu makan dan tahan tidak makan bila lagi ada beban pikiran, kamu ada masalah? Kamu bisa cerita ke aku!"

"Gak Ta, udah sana ah.. gangguin orang aja, nanti aku nyusul." Kataku sambil mendorong tubuh Duta keluar dari ruangan ku

"Iya iya.. ya ampun sejak kapan kamu jadi kuat dorong dorong aku Li." Teriak Duta sambil tertawa

Aku kembali duduk di kursi kerja ku
Alunan lagu maher zain membuyarkan lamunanku

Kak Ara Calling....

"Assalamualaikum kak?"

"Wa alaikum salam Li,"

"Ada apa kak?"

"Ini kakak mau tanya, luas tanah yang mau kita jual itu berapa kali berapa ya? Lili ingat tidak?"

"Oh.. itu kak, ingat lah 15 x 125 m.
Kenapa kak, ada yang nanyain?" Tanyaku penasaran

"Kemaren kawan kakak nelpon, nanyain, karena sebelumnya kakak nawarin ke dia."

"Kawan kakak yang mana? Siapa? Lili kenal?" Tanyaku berentet

"Nanya nya satu satu lha, ya ampun... Kawan kakak bang Sakti, Lili masih ingat kan?

"Oh.. bang Sakti, ya ingat lah, itu bukan kawan lagi tapi mantan kekasih." Jawabku sambil tertawa ngakak..

Kakak ku pun tertawa

"Masa lalu itu dek.. jangan dibahas lagi." Ucap kakak ku sambil masih tertawa.

"Hahahah, habis lucu kak cerita tentang mantan memang gak pernah ada habisnya." Ucap ku sambil terkekeh

" ya udah lah, kakak harus kerja lagi nih, jadi sudah fix itu ya 25 m x 125m."

"Iya kak, semoga laku ya Allah, ngarep banget nih."

"Berdoa lah, sudah dulu ya Li, wassalamualaikum."

"Wa alaikum salam kak." Jawabku sambil menutup telepon.

Bang Sakti, nama itu terbersit begitu saja dihatiku sambil tersenyum membayangkan seperti apa dia sekarang. Pertemuan pertama kami saat aku masih SMP. aku senyum sendiri  bila teringat itu.

CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang