part 19

8.3K 345 25
                                    


Lili pov

Setelah acara usai dan semua tamu sudah pada pulang, aku pun membersihkan diri sebelum berangkat tidur.

Masih terbayang di mataku kejadian dirumahku ketika ada acara syukuran yang menyambut kepulanganku dari rumah sakit.

Disitu ada semua keluarga ku, ada Ibu ada anak anak ada bang Anjas ada kak Ara dan keluarganya.

Jadi tidak enak hati. Tapi ya sudah lah namanya itu ketidaksengajaan. Bang Sakti hanya ingin menolong aku yang nyaris tersungkur. Tidak ada niatan apa apa. Mana mungkin bang Sakti akan bertindak kurang ajar.

"Bunda  bunda sedang apa?" Tanya anak ku Rani. Aku pun menoleh sambil tersenyum " bunda mau cuci muka nak. Kamu kenapa belum tidur?" Tanya ku sambil melihat jam dinding dikamarku yang menunjukkan pukul 23.00 wib

"Iya bunda sebentar lagi, tadi Rani menidurkan Tama dan Zahra. Semua sudah tidur. Rani mau lihat keadaan bunda dulu. Bunda ada perlu sesuatu?" Tanya anak tersayang ku.

"Tidak ada nak, dan terima kasih ya Rani telah mengurus adik adik dengan baik. Bunda sangat bangga sekali nak, kamu begitu perhatian dan penuh tanggung jawab terhadap adik adikmu." Ucapku sambil membelai wajah dan rambut anakku yang hitam panjang sepunggung.

"Iya bunda ku sayang, sekarang bunda istirahat ya. Biar cepat sembuh. Rani akan segera tidur." Jawab anakku sambil keluar kamar

Aku mengangguk dan tersenyum melihat dia menghilang dibalik pintu kamar. Aku pun bergegas membersihkan diri dan segera tidur. Tubuhku letih. Tidur adalah obat yang manjur untuk menyegarkan tubuh.

Anjas pov

Sesampainya aku dirumah akupun langsung menju kamar dan merebahkan diri di ranjang yang empuk. Aku lelah.

Tapi kilasan saat bang Sakti memeluk Lili sangat mengganggu pikiranku.

Aku merasa ada sesuatu. Aku seorang laki laki. Aku bisa tahu bagaimana cara pandang bang Sakti pada mantan istriku itu. Cara pandang menyukai atau kagum.

Apa bang Sakti menyukai istriku? Aku tersadar atas ucapan dari hati ku "istri"? Tentu saja bukan, Lili bukan istriku lagi. Tapi kenapa ada rasa tidak rela melihat Lili begitu dekat dengan pria lain?

Aku segera membenamkan bantal keseluruh wajahku, berharap ingatan itu akan segera hilang. Tidak mungkin secepat itu Lili akan mencari pengganti ku, aku mengenal Lili. Dia tidak akan mungkin segera mencari penggantiku. Tidak aku tidak rela.

Sakti pov

Aku duduk diruang kerjaku sambil menikmati secangkir kopi. Aku tidak bisa tidur malam ini, apa lagi setelah secara tidak sengaja aku memeluk Lili. Walaupun tidak sengaja tapi jujur saja aku menyukai kejadian hari ini, momen itu akan membuat Lili "melihatku".

Momen dia melihatku dengan wajah yang merona, membuatku gemas. Bagaimana cara ku agar tanpa dia sadari aku sedang berusaha mendekatinya.

"Arrgghhh..." aku mengacak acak rambutku.

"Sebaiknya aku segera tidur. Jika tidak ntah hayalan seperti apa yang aku pikirkan bila membayangkan Lili."  Ucapku pada diri sendiri.

Ara pov

Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, kejadian hari ini telah menegaskan satu hal padaku. Ternyata aku "cemburu" ya Allah ampuni aku. Aku khilaf telah punya perasaan itu. Aku berdosa pada suamiku. Juga anak anak ku. Perasaan ini harus segera kusingkirkan bila tidak ingin terjadi hal yang buruk dikemudian hari.

"Belum tidar ma," ucap suami yang sedang berbaring disebelahku. "Kenapa kamu gelisah ma," ucap suamiku lagi sambil melihat kearahku.

"Ti tidak bang, Ara hanya memikirkan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan, padahal besok semua berkas berkas harus diserahkan ke BKD." Jawabku berbohong.

CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang