Chapter 4

12.3K 1.1K 34
                                    


NOTE: Ada revisi nama karakter. Buat yang merasa bingung waktu baca, mungkin bisa re-read chapter sebelumnya untuk lebih jelasnya. Terima kasih. :)

CHAPTER 4

LAKI-LAKI paruh baya itu mempersilakan rekan-rekanya untuk undur diri. Maka tidak lama setelah itu, satu persatu dari mereka mulai meninggalkan meja. Malam itu, semua terasa sangat lama. Kesunyian panjang yang dialami Lydia, dia tidak menyukai itu.

Nathan sebaliknya justru terlihat menikmati segala macam hal yang terjadi pada malam itu. Dia terlihat beberapa kali menyeringai ketika penari-penari itu menggodanya dengan segala macam cara. Lydia mendadak ingat dengan apa yang dikatakan oleh saudaranya tadi- Edward; segera selesaikan urusanmu dan bawa dia pulang. Dadanya mendadak terasa sesak, panas. Dari yang dia lihat, Nathan seolah tidak peduli. Dia tidak segera memulai pembicaraan dengan ayahnya. Tindakannya yang egois itu terpaksa membuat Lydia harus duduk di tempat asing ini untuk waktu yang lebih lama.

"Ah, dimana kita tadi, Miss? Maaf membuatmu menunggu lama."

Lydia lagi-lagi mencoba untuk tersenyum. "Tidak apa-apa, Sir."

Bohong.

"Maafkan anakku yang manja dan ceroboh ini karena sudah mengganggu malammu." Lydia tersenyum tipis. Setelah menyisip gelas yang ada di depannya, laki-laki paruh baya ini melanjutkan kalimatnya. "Jadi begini, Miss. Aku ingin berterima kasih atas bantuanmu. Tapi sepertinya aku takut aku harus meminta sedikit lagi bantuan darimu."

Tanpa dia sadari, Lydia ternyata telah menahan nafasnya selama beberapa saat. Entah, ada sesuatu yang mencekik dari caranya berbicara. Seolah laki-laki paruh baya ini mencoba untuk menjelaskan sesuatu yang penting.

"Aku mau kau pindah dari tempatmu yang sekarang ini."

"A, apa maksudnya?"

Laki-laki paruh baya itu tersenyum dingin. "Pindahlah dari flatmu yang sekarang ini."

Lydia tidak mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Pindah? Semudah itukah dia bilang pindah? Seketika beribu hal-hal berputar di dalam kepalanya. Bagaimana dengan kontraknya? Atau uang sewanya? Dia sudah mendapatkan tempat yang sempurna. Tidak jauh dari kampusnya. Berada tidak jauh dari pusat kota. Harganya juga cukup standar untuk sebuah flat yang berada dekat dengan City of London.

"Aku tahu kau banyak memikirkan sesuatu sekarang," kata laki-laki itu sambil mengamati ekspresi wajah Lydia dengan seksama. "Tapi aku bisa jamin, untuk masalah uang, kami akan membantu. Kami akan mengirimkan uang ke tabunganmu sampai jangka waktu yang ditentukan. Setelah melewati itu, kau boleh kembali."

"Hanya untuk berjaga-jaga saja.." Lanjutnya.

"Beritahu saja dimana tempatnya. Kami akan membantu tapi tidak untuk nominal yang lebih dari ₤500 per minggu. Nathan dan Edward akan mengurus administrasinya."

Lydia mengangguk ringan.

"Lalu, usahakan jangan pernah bicara dengan siapapun tentang ini. Keluargamu, pacarmu, temanmu. Bahkan jangan pernah mengingat-ingat bahwa kau pernah membantu Nathan Godfrey. Jangan. Dengan begitu, kau tidak akan terlibat lebih jauh dalam masalah ini-,"

"-baiklah, untuk sekarang sepertinya cukup sampai disini. Kalau ada hal-hal lain yang perlu kami sampaikan, kami akan mengirim orang untuk memberitahumu. Apa kau punya hal lain untuk diungkapkan, Miss?"

Lydia sekilas teringat ucapan Nathan beberapa jam sebelumnya.

Kau akan menjelaskan semuanya pada ayahku, semuanya.

Sweet Dystopia [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang