Chapter 2 : "Bertemu seseorang"

858 45 0
                                    


Ketika aku sudah selesai bermain ada seorang pria yang berjalan ke arahku. "Kaila...!" Panggil seorang pria itu.

"Eh Kak Herdy, ngapain di sini?" Tanyaku yang terkejut, yaps Kak Herdy adalah alumni tahun lalu.

"Jalan-jalan aja, kangen dengan suasana asrama!" Jawabnya, "Btw, sejak kapan kamu ikut ekskul basket?" Ia bertanya kembali.

"Udah lama kok kak, Senin saya Basket, Selasa Osis, Rabu PIK-Remaja, Kamis Teater, Jum'at Pecinta Alam, Sabtu Jurnalis," jawabku dengan menyebutkan semua ekskul dan organisasi yang ku ikuti, " terus semuanya selalu ada Cindy, betapa bosannya diriku selalu bertemu Cindy..." Ujarku seperti Curhat Colongan.

Aku senang sekali mengisi aktifitasku di sekolah, dari pada tidak ngapa-ngapain di asrama lebih baik mengisi jadwal ekskul setiap hari, lagi pula setiap ekskul ada ruangan dan tempatnya sendiri.

"Serius? Eh tapi kok lu kagak kurus-kurus juga?" Tanyanya dengan nada mengejek.

"Belum takdirnya kali!" Jawabku sambil hendak berdiri.

"Ehh tunggu..."

"Kenapa?" Tanyaku dengan heran.

"Ohiya tadi sebenarnya nggak sengaja beli air mineral dua, ni buat lu aja satu!" Ujarnya sambil memberi botol berisi air mineral.

"Hehe...Serius ni? Nggak ada racunnya kan?" Tanyaku sambil nyengir.

"Ya elah, ngapain gue masukin racun, udah lah gue mau pulang." Ujarnya sambil pamit lalu pergi.

"Thank you, Kak! Hati-hati ya!" Ucapku, ya walaupun jaraknya sudah jauh dari tempatku berdiri ini.

"Ciieee... Disamperin Herdy... Ehemm diberi minum lagi... aduhh dingin lagi... gagal move on lagi nih..." ejek Cindy.

"Hmm...Apaan sih lu, Cin!" Gumamku

"Eh Kaila, kantin yuk!" Ajak seorang Pria yang masih mengenakan seragam basket.

"Tapi Cindy ikut ya Dan!" Pintaku. Aku malas sekali berduaan sama pria ini.

"Yaa... kalau dia ikut gak seru dong!" Ujarnya.

"Yaudah, saya duluan aja!" Pamitku.

"Eh tapi Kai, yaudahlah Cindy ikut aja!" Tambahnya.

Kami pun berjalan menyusuri lorong sekolah menuju arah kantin, kantin sekolah ini buka sampai malam. Jadi, sore pun masih ada yang masih enak-enak. Kalau ada siswa yang tidak menyukai makanan di Asrama bisa kesini mencari yang ia sukai.

Pria itu mempersilahkanku untuk duduk bak putri ratu yang mau duduk kursinya digeserkan pengawalnya.

"Pesan apa saja yang kau mau!" Suruhnya.

"Nggak ada uang..." ujarku singkat.

"Gue bayarin, Kai!!" jawabnya dengan mata melotot ke arahku..

"Oke, Ice Lemon tea mmm... lu apa Cin?" Aku tidak lupa menawarkan Cindy.

"Milk tea!" jawab Cindy singkat.

"Lemon tea dengan milk tea ya!" Ujarku, lalu ia memesan minuman di loket pemesanan di kantin, lalu ia balik lagi.

"Kai, kok lu cuek banget sih dengan gue?" Tanyanya sambil ingin menyentuh tanganku yang sedang memegang ponsel.

"Gue biasa aja kok, Dan..." jawabku.

"Tapi kamu itu beneran cuek sama aku...!" katanya sekali lagi.

"Apaan sih lu Dan?" aku memberhentikan mainan ponselku.

"Permisi, pesanannya!" salah satu ibu kantin menaruh 3 gelas minuman dengan menggunakan gelas plastik.

"Btw,,, kamu ada hubungan apa dengan Herdy?" Tanyanya.

"Kepo banget sih..udahlah, udah sore banget, mau balik ke asrama,, bye!" Pamitku langsung pergi menarik Cindy keluar dari kantin dan tidak lupa menenteng es yang sudah dibeli.

Kami pun kembali berjalan menyusuri lorong sekolah, lalu memasuki area asrama kembali. Sesampai di kamar aku segera membaringkan tubuhku ke kasur.

"Huftt... capek!" Gumamku.

Aku merenungi sesuatu, entah mengapa walaupun diriku kategori obesitas masih saja banyak pria yang mendekat, entah itu tulus atau hanya modus. Terkadang aku balas namun terkadang ada pula yang tak ku balas karena diriku malas sekali jika banyak yang mendekatin, takut! Takut salah paham.

Saatku bersantai-santai, Dian yang masih mengenakan handuk di kepalanya datang dengan suara merdunya.

"Eeehh... GOSIP GAIIS!!" Ujar Dian yang baru saja usai mandi.

"Apa di?" Tanya Salsa.

"Kaila... sa!!" Jawab Sharon yang nyambung.

"Apa lagi ha? Gue di ajak ke kantin Danny, kenapa? Cemburu lu !" Tanyaku dengan nada ketus kepada Dian.

"Jiahh... dia ngaku...!" Tambah Sharon menunjuk ke arahku.

"Tau tuh anak ngapain juga ngajak minum es habis olahraga... kan lemakku jadi nggak luntur-luntur!" Jelasku dengan nada kesal.

"Tapi lu senang kan?" Tanya Cecilia menatap kearahku.

"Terus eh... tadi ada Kak Herdy ngasih air mineral gitu!" Tambah Sharon lagi.

"Terus kenapa?" Tanyaku dengan muka bete lalu langsung pergi ke kamar mandi.

"Jiahh kesaalll!!" Ujar Salsa.

***

Cindy POV

Lagi-lagi aku menjadi obat nyamuknya Kaila dan Danny, mereka belum jadian sih tapi ya begitulah Kaila terkadang sok jual mahal dan juga dia belum bisa move on dari Kak Herdy kakak kelas atau alumni tahun kemarin.

Terkadang aku tidak habis pikir dengan gadis gemuk ini, banyak yang mendekati namun, banyak yang ia tolak padahal yang ngedekatin dia jauh lebih ganteng dan keren dari Kak Herdy seperti Danny anak XI IIS 4 ini udah 2 hingga 3 kali menyatakan cinta tapi tak kunjung ia jawab dan masih banyak lagi pria yang jauh lebih ganteng dari Herdy.

Herannya, entah mengapa aku masih jomblo padahal biasanya pria itu mencari gadis kurus yang katanya lebih terlihat seksi.

Saatku menemenin Kaila di kantin, jujur keberadaanku sepertinya tidak disukai Danny tapi apalah Kaila memohon menemeninnya minum di kantin bersama Danny.

Aku tidak begitu mendengar apa yang mereka bicarakan, tiba-tiba Kaila menarikku yang belum selesai minum. Lalu, ia pun bercerita selama berjalan.

"Cin, gue harus ngapain?" Tanyanya, "kalau gue terima gue belum bisa mencintainya! Tapi aku juga menjaga perasaan dian!" Ujarnya.

Teman sekamar kami yang bernama Dian itu menyukai Danny sejak kelas 10, tapi Danny lebih memilih Kaila dibanding Dian.

"Kai, gue harap lu menerima Danny, lupain masalah Herdy, lupain Dian, lu harus bisa move on dan lu biarin aja Dian, lagian Danny itu lebih memilih kamu dibanding dian!!!" Jelasku panjang lebar memberi pencerahan.

***

Malam harinya setelah makan malam seperti biasa ponsel kami di kumpulkan dengan ibu asrama 5, setiap lantai ada ibu asramanya, berhubung kami di lantai 5 ya diberikan ke Ibu asrama yang lantai 5, bernama Ibu Febi.

Sekarang menunjukkan waktu jam 7 malam ya biasanya waktu kami belajar hingga jam 9 tapi kalau belum selesai, ya harus di selesaikan dan kami di perbolehkan belajar di mana saja.

"Kai... ayo ke warung wifi!" Ajakku.

"Tunggu..." pintanya.

***
mau tahu kelanjutannya? Oke, jangan lupa follow me, like and coment .
Mohon maaf atas gak jelas,kemiripan cerita dan lainnya.
Thank You...

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang