Chapter 18 "Di rumah Dian"

208 9 3
                                    

Author POV

   Keesokan harinya, hari itu masih pagi namun aktifitas sekolah tidak seperti biasanya, entahlah mengapa para siswa tidak diperbolehkan pulang yang jelas pagi itu guru melakukan rapat tapi para siswa tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan Asrama.

   Di Kamar Kaila dan teman-temannya tampak masih ada yang tidur mengukir cerita indahnya di mimpi khayalan seperti Cecilia, Salsa, Imel dan Cindy sebenarnya mereka sudah bangun tetapi mereka tertidur lagi, begitupun Kaila dan Eny yang masih muka bantal bermain ponselnya sedangkan Sharon dan Dian sudah tampak segar dengan melakukan aktivitas pagi ini.

   Pada Asrama Sebrang sana, Asrama Putra tepatnya Kamar Farell dan Teman-temannya begitu pula masih tampak berhamburan dan masih banyak yang tidur seperti Randi, Alan, Nelson, Danny dan seorang adik kelas sedangkan sisanya masih berguling-guling di kasur dengan keadaan belum mandi, biasalah pria lebih jorok dari wanita.

***

   Jum'at sore kemarin para anak Asrama di perbolehkan pulang, lanjut pagi tadi para siswa tidak wajib sih turun sekolah tapi yang wajib orang tua mereka buat mengambil rapot di sekolah.

   Kini menjelang siang, Kaila dan teman-teman sedang berada di rumah Dian yang sederhana ini dengan taman bunganya yang begitu indah, luas dan angin yang sepoi-sepoi di sini sebagai tempat favorit para anak-anak kamar Kaila buat berkumpul.

Dian POV

   Hari ini semuanya berkumpul di rumahku, aku senang banget kalau teman-temanku ke Rumah jadi aku tidak kesepian, maklumlah orang tuaku begitu sibuk dengan bisnis mereka sedangkan aku hanya anak tunggal yang selalu tinggal sendiri di Rumah.

   Rumahku tidaklah besar dan bertingkat-tingkat seperti teman-temanku tapi rumahku nyaman dan sejuk sekali, biasanya tempat favorit teman-temanku di Rumahku ini adalah halaman belakang rumah, dan di sana terdapat gazebo untuk bersantai-santai dengan Wifi yang kencang, di sini temanku juga bisa memberi makan ke Ikan-ikas Koi yang berenang-renang di bawah gazebo itu, terus di sini juga terdapat kolam renang jika temanku ingin berenang mereka boleh berenang di sini.

"Kangen rumah Dian..." Ujar Cindy sambil merebahkan tubuhnya ke kursi santai.

"Sama..." sambung Eny dan Kaila bersamaan dan duduk di pinggiran gazebo.

"Jadi siapa yang terendah diantara kita?" Kak Sharon langsung menanyakan itu, ku rasa dia lapar dan menunggu teraktiran.

"Gue rengking 8..." Ujar Cindy.

"Gue 3..." kini Kaila sambil berpose dengan 3 jari.

"Gue 4, Imel 5, Cecilia 6 terus Sharon 1..." Ujar Salsa yang menjelaskan rengking keempat temannya itu.

"Kak Sharon kerenn...!" Ujar Cindy dengan memberi 2 jempol ke arah Kak Sharon.

"Gue gitu...!" Sahutnya sombong, "Ohiya Cin, tadi malam Brayen ngeline gue nanyain lu mulu!" Cerita Kak Sharon, tentu membuat Imel seketika cemberut.

"Jangan ngomongin Brayen lah, nggak enak sama Kak Imel!" Ujar Cindy sambil melirik wajah cemberut Kak Imel.

"Helleeehhh... Imel mah ngarep ke semua cowok sama kayak Dian!" Sambung Salsa.

"Loh kok gue?" Tanyaku bingung karena aku tidak tahu apa-apa.

"Hehehe!!" Cengir Salsa.

"Ohiya Cin, ada adik kelas nanya-nanya elu kayaknya dia suka sama elu!" Jelasku mengalihkan pembicaraan.

"Siapa?" Cindy bertanya.

"Kagak tahu namanya, ohiya Kaila Raka anak kelas Mia 5 salam ke elu!" Tambahku.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang