Chapter 22 "Semester 2"

190 6 6
                                    

Author POV

"Gue kecelakaan.." ungkap Farell dengan wajah yang menahan sakit.

"HAHH??" Teriak Kaila dan Cindy bersama-sama.

"Iya tadi gue naik motor, terus ditabrak ibu-ibu di perempatan dekat rumah gue masih sepi padahal, nah gue lurus karena lampu hijau nih tapi dari arah kiri gue yang padahal lampu merah eh ditrobos ibu-ibu... nabrak deh" Jelas Farell.

"the power of emak-emak." Ujar Cindy sambil menggelengkan kepalanya

"Giiiiiilaaakk..." gumam Kaila.

"Tapi Elo nggak apa-apa kan Rell?" Tanya Cindy khawatir.

"Kaki elo pincang? Elo ke UKS aja yaa!" Ajak Kaila.

"Jangan... elo ke klinik nyokap gue aja..." suruh Cindy.

"Yaudah sekarang kita dispen..." tarik Kaila.

"Anjiirr sakit bego tangan gue!" Rintih Farell.

"Tuh kan sakit semua! Elo harus ke klinik sekarang...!" Perintah Cindy.

"Iya-iya bawelll..." gumam Farell.

"Ehhh Didinn... stoppp... tolong taruh koper Farell di kamarnyaa!" Suruh Kaila yang menyetopkan Seorang pria bertubuh besar.

"Oke..." jawabnya lalu ia pergi dan segera mengantarkan koper Farell ke Asrama.

"Rell elo kenapa?" Tanya seorang pria dari belakang mereka.

"Tadi Farell jatuh dari motor..." Jawab Kaila.

"Mau ke Rumah sakit? Sini gue bantu elo jalan..." tawar Alan, ya pria ini pujaan hati Eny dan dia juga seorang ketua PMR di sekolah ini.

"Tapi gue bisa sen..."

"Udah.. gue tau elo sakit!" Kaila memotong pembicaraan.

"Woyyy Anditooo... bantu guee!!" Teriak Alan, pria itu pun membantu Farell, Andito ini juga teman sekelas mereka.

Cindy pun mengurus dispensasi untuk mereka berlima agar bisa keluar dari kegiatan sekolah hari ini untuk mengurus Farell yang baru saja kecelakaan.

***

Farell POV

Hari ini aku sial, hanya gara-gara seorang ibu yang tidak menaati lampu lalu lintas diriku terpental dan terjatuh, bahkan ibu-ibu itu tidak berhenti melainkan ia melarikan diri dan tidak bertanggung jawab, untung saja aku tidak mati dan untung motorku hanya lecet sedikit, tapi beberapa titik di tubuh terasa sakit dan perih sekali, tapi aku harus turun sekolah.

Sampai di sekolah, aku bertemu dua sahabatku yang paling bawel sedunia, siapa lagi kalau bukan Kaila dan Cindy. Tentu saja mereka langsung mengomeliku dan mereka memaksaku untuk periksa di Klinik milik nyokapnya Cindy. Dengan berat hati, aku terpaksa mengikutin kata mereka dan pergi ke Klinik nyokapnya Cindy yang tidak jauh dari sekolah ini. Setelah Cindy mengurus dispensasi, kami berlima masuk ke dalam mobilnya Kaila dan kami juga didampingi pembina PMR yaitu Bu Listy.

Sampai di Klinik, kami langsung ke UGD untuk memeriksa diriku dan di sini tampak rame sekali, tapi aku senang karena dokter yang meriksa diriku begitu cantik yahh sangat cantik, ingin rasanya berkenalan sama sang dokter tapi mana mungkin dokter mau kenalan sama anak SMA yang terlihat culun sepertiku ini.

"Ahhh...aaawww..." aku merintih kesakitan ketika 3 orang asisten dokter cantik itu membersihkan luka pada tanganku dan juga kakiku, tampak di tanganku ada luka besar tepat disiku begitupun lututku selain bengkak tampak ada luka-luka kecil namun banyak.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang