Chapter 3 "Belajar kelompok"

691 39 4
                                    

Illustration : Dian Nada Amedina (Dian)

***

   Sekarang menunjukkan waktu jam 7 malam, biasanya waktu kami belajar hingga jam 9 malam, tapi kalau belum selesai harus diselesaikan dan kami diperbolehkan belajar di mana saja selama masih lingkungan sekolah.

"Kai... ayo ke warung wifi!" Ajakku.

"Tunggu..." pintanya.

   Aku pun berjalan menuju lift asrama dan turun menuju warung wifi. Warung wifi ini tidak begitu rame karena biasanya hanya buat mereka yang belajar kelompok bersama lawan jenis dan tak jarang juga sebagai tempat berpacaran. Bukan anak-anak lain malas ke sini tetapi setiap lantai di Asrama ini memiliki wifi, kurang lengkap apalagi perlengkapan di sekolahku ini.

"Woyy Farell!" Panggilku ke arah pria berkacamata itu.

"Oy... sini...!" Teriak farell sambil melambaikan tangannya.

"Lama banget sih kalian!" Ujar Zeno.

"Ngaret..." cetus Alan.

"Bodok....!" Balasku dengan tatapan mengejek.

   Kami pun belajar menyelesaikan tugas PKN membuat power point, seperti namanya belajar kelompok, yang belajar seorang yang berkelompok hanya ngegosip seperti aku, Kaila dan Farell.

"Rell,, Kaila baru jadian, katanya mau beri PJ!" Ujarku.

"Apaan? Jadian sama siapa gue?" Tanya Kaila.

"Sama anak IIS noh!" Jawabku sambil mengkode cowok yang tadi sore.

"Sama Gani! Hahaha" sambung Alan yang padahal ia sedang sibuk mengerjakan power point.

"Kenal Gani aja nggak! Idihh!" Bantah Kaila.

"Ciahhh Gani... kenapa nggak Zeno aja lebih ganteng lebih seksi lagi bibirnya!" Tambah Farell sambil menjelaskan bibir Zeno yang memang dower dari sananya.

   Zeno yang lagi membantu Alan itu langsung menatap Farell dengan wajah yang males sambil menggerak-gerakkan bibirnya seperti iklan lipstik di tv.

"Jijik zen!" Ujar Farell sambil menutup matanya.

   Kami pun bercanda tawa hingga lewat jam 10 malam, hingga warung wifi sepi.lalu Bapak asrama lantai 5 cowok atau Bapak asramanya Farell menyuruh Farell untuk pulang ke asrama, kami pun bubar lalu kembali ke kamar masing-masing.

   Kami pun ke atas lagi menaikin lift asrama, lalu mengambil ponsel di kamar Ibu Asrama. Saat aku bersama Kaila hendak memasuki kamar, aku mendengar suara yang menegangkan dan tampak lampu kamar di matikan, kurasa mereka nonton film.

   Aku pun segera memasuki kamar dan menyalakan lampu kamar yang terletak tepat di sebelah pintu kamar.

"Jiahhh jangan di hidupin dong!" Kesal Salsa.

"Demen banget nonton gelap-gelap!" Gumamku.

"Bisa sakit mata tau!" Tambah Kaila.

"Ssttt diam!" desis Kak Sharon.

"Liat gais... lihatt sebentar lagi!" Ujar Kak Cecilia yang begitu fokus menonton film itu.

"Omg...!" Ucap Dian dengan wajah yang begitu serius menonton film ini.

"Lama bangeeet!" Tambah Imel.

"Mau nahh...!" Ucap Dian yang matanya tidak berhenti menatap film itu

"Aku Mau juga... tapi nggak punya pacar!" Ujar Eny sambil menggigit bibirnya.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang