Chapter 23 "16 y.o"

171 8 2
                                    

Author POV

Sebulan kemudian, aktivitas belajar telah mulai seperti biasa seperti di kelas XI tampak siswanya sibuk belajar, contohnya di kelas Dian semua siswanya sibuk memperhatikan sang guru Fisika di depan. Sedangkan di kelas XI MIA 3 atau kelasnya Kaila tidak begitu memperhatikan guru bahkan yang berada di depan, seperti Eny yang asik dengan ponselnya, Yessi sibuk dengan laptopnya, sedangkan Cindy sibuk mengukir mimpi indahnya dan Kaila? Dia hanya pura-pura memperhatikan pelajaran matematika yang kini sedang berlangsung.

"Elo ngerti?" Tanya seorang pria dari sebrang mejanya.

"I... ehh enggak..." jawab Kaila.

"Buat apa elo perhatikan kalo tidak ngerti?" Tanya pria itu, pria ini Andito, ia sementara duduk di kursinya Farell sedangkan Farell duduk di kursinya.

"Karena gue peduli sama guru yang rela menjelaskan padahal capek..." jawab Kaila.

"Tapi kalau tidak mengertikan percuma..."

"Usaha dong biar ngerti..."

"Kalau tetap nggak ngerti?"

"Ya intinya usaha..." ketus Kaila lalu menggeser kursinya lebih dekat ke Cindy dan serius menghadap kedepan kembali.

Lanjut di kelas XII MIA 5 terdapat kelasnya Salsa dan teman-teman kelasnya sedang tidak belajar, seharusnya jika kelas kosong ketua kelas wajib memanggil guru, tapi tidak di kelas ini mereka lebih memilih santai dan menghabiskan masa-masa SMA dengan pelajaran kosong.

"Sharon..." panggil Salsa, "Imel, Cecil... gue mau cerita..."

"Kenapa salsa sayang?" Tanya Cecilia.

"Gue harus ngapain, Nelson mah nggak peka sama gue..." ujarnya cemberut.

"Mau gimana lagi?" Imel mengangkat bahunya.

"Kita udah usaha Sal, biar Nelson ngelirik lo!" Ujarnya Sharon.

"Lagi pula cinta itu susah... nggak bisa di paksa..." ujar Imel.

"kucing aja kalau nggak suka sama kucing yang mau dicomblangin sama dia, dia nggak bakalan mau deketin..." jelas Sharon.

"Apalagi manusia..." sambung Cecilia.

"Sekarang giliran gue curhat..." ujar Imel.

"Elo kenapa?" Tanya Salsa dengan wajah bete karena Imel memotong pembahasannya.

"Gue cemburu liat Brayen semakin dekat sama Cindy..." ungkapnya, "gue takut mereka jadian..." tambahnya.

"Mereka sepertinya udah jadian, mel... mungkin sih..." ujar Cecilia.

"Elo tau dari mana, Cil??" Tanya Imel dengan wajah panik.

"Sepertinya, lihat aja mereka mesra banget akhir-akhir ini, apalagi mereka selama liburan bersama terus..." jelas Cecilia.

"Tapi kata Cindy belum, Brayen seperti modus-modus beri harapan doang..." ujar Salsa.

"Serius sal? Allhamdulillah...." ujar Imel senang.

"Tapi mereka kayakanya bakalan jadian deh..." sambung Sharon memperpanjang masalah.

"SHAROOONN...." teriak Salsa dan Imel bersamaan.

"Ampuun deh..." ucapnya,"hehehe..." lalu teratawa ngingir, "Ohiya, gue sekarang lagi dekat dengan..."

"Dengan siapa?" Tanya Imel memotong perkataan Sharon.

"Dengan guru..." bisiknya.

"Siapa Sharrr?" Tanya Cecilia dengan wajah penasaran namun Sharon langsung pergi.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang