Chapter 10 "Latihan, Latihan dan Latihan"

289 9 0
                                    

Cindy POV

   Sudah hampir sebulan kami latihan teater terus menerus untuk persiapan lomba, bahkan ekskul yang lain terbengkalai seperti PIK-R, Jurnalis bahkan Pecinta Alam aku sampai keluar dari ekskul tersebut tentunya bersama Kaila.

   Kaila Amanda Putri seorang gadis obesitas yang selalu bersamaku sejak 10 tahun yang ini. Yaps, kita selalu bersama dan sekarang kita sudah tumbuh menjadi gadis remaja tetap saja bersama walaupun terkadang aku bosan, bete dan kesal tapi, bagaimana lagi setiap hari ketemu bahkan pagi-pagi saat baru bangun tidur udah menatap wajahnya yang penuh dengan lemak.

   Tapi tidak apa-apalah aku sudah menganggap ia adik, maklumlah umur dia lebih muda setahun dariku bahkan tak jarang ia bermanja-manja denganku, aku sih memaklumin saja karena dia itu ingin sekali memiliki saudara perempuan, jelas saja ke empat saudaranya semuanya laki-laki, jadi dia perlu lah teman cewek-cewek gitu.

   Aku, Kaila serta Dian memasukkin ruangan teater yang begitu sederhana tetapi penuh makna di dalamnya, ketika kami masuk keadaan ruangan yang tadinya begitu ramai seketika sepi tak ada satupun bersuara padahal Kaila tidak ngapa-ngapain ya, beginilah mereka yang serius untuk menghadapi lomba yang sisa sehari ini.

   Seusai berdoa kami memulai latihan. Dimulai dari adegan 1 di awal seorang gadis yang menyapu lalu di hampiri kakak-kakaknya yang begitu menyebalkan, ini bukanlah bawang merah dan bawang putih.Selanjutnya adegan 2, ke 3, hingga adegan 10. akhirnya, cerita pun di akhiri dengan sesuatu yang bahagia. Kaila pun tersenyum bahagia melihat aksi kami yang semoga tidak mengecewakan saat lomba besok, begitu pun aku sangat takut dengan kekalahan tetapi apalah setiap perlombaan kalah menang itu wajar kalau tidak menang ya sudahlah kita haru belajar kembali.

   Kami pun mengulang lagi adegan demi adegan tetap tidak nampak kekurangan karena kita sudah menghafal sekali adegan per adegan dan apa yang harus kami lakukan satu sama lain sudah hafal bahkan Kak Salsa, Dian dan Zeno yang tidak main pun hafal atas gerakkan kami serta naskah kami.

   Terus mengulang-mengulang hingga malam, kami tidak melakukan belajar malam sendiri, tapi tidak apalah demi lomba keesokan hari.

"Sudah jam 9!" Ujar Kaila kepadaku sambil melihat jam tangan yang ia kenakan.

"Mau disuruh balik, Kai? Nggak di ulang lagi??"

"Sudahlah, Cin, gue capek, lo capek, semuanya capek kalau terlalu diforsil besok malah nggak bisa!"

"Iya juga sih, besok jadi ke salon kan? Kita boleh dispensasi ke salon kan?"

"Iya boleh terus kita langsung ke sana, sekolah udah menentukan salonnya, tapi itu bagus kok salonnya!"

"Hore...!" Sorak pelan dengan wajah yang senang.

   Selanjutnya, Kaila menutup pertemuan malam itu dengan beberapa komentar terhadap beberapa pemain. Lalu, kami berdoa menurut kepercayaan masing-masing terakhir seperti biasa kita melakukan yel-yel kami sambil Kaila meletakkan tangan ke tengah lalu diikutin kami.

"SIAPA KITA??" teriak Kaila senyaring-nyaringnya.

"KUMPULAAAN MUKAAAA DUAAAA!!!" Jawab kami lebih nyaring dari suara Kaila jelaslah kami lebih banyak, hehe...

   Saat aku keluar dari Ruangan ada seorang pria, pria itu tak asing bagiku, Dia adalah Danny pria tampan yang selalu menunggu Kaila tetapi selalu Kaila tolak, entahlah apa yang dipikirin pria tampan ini menyukai wanita berlebih ini. Dia pun menyapa Kaila dengan senyum manisnya.

"Kai... makan dulu yuk!!" Ajaknya.

"Aduhh gue capek banget...!" Tolak Kaila lalu menarik tangan kecilku berjalan cepat tapi diikutin Danny.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang