Chapter 12 "Apa harus Aku?"

227 11 2
                                    


"Kalian.... KALIAN JUARAAA SATUUU!" Ujar Bu Rissa dengan senang.

"Serius Bu?" Tanya mereka semua bersamaan.

"Seriuslah... kalian mendapatkan uang 100 juta sebagai pemenang pertama! Uangnya besok ibu bagi-bagiin yang terlibat!" Jelas Bu Rissa.

"HOOOORRREEEEE!!! YYEEEE!! " teriak semua siswa di situ dan membuat Rastoran itu ribut untung saja di restoran itu hanya sisa mereka dan beberapa pelayan Restoran ini saja.

"Yyyeee... besok shoping yuk Kai!" Ajak Cindy.

"Ayo ehh!" Malah Dian yang menyambung sedangkan Kaila hanya tersenyum mengangguk.

    Setelah semua selesai dari makannya, lalu kedua guru itu pamit setelah membayarkan makanan itu.

"Ibu duluan ya!!" Pamit bu Rissa dan Bu Ima.

"Iya ibu, hati-hati di jalan!" Ucap kami bersamaan.

"Ohiya kita duluan ya!" Pamit Sharon dan rombongannya.

"Ohiya... kita naik aja langsung sekarang! Gue udah capek!" Ajak Kaila untuk kembali ke kamar hotel.

"Bye... sampai jumpa hari senin!" Ucap Salsa.

"Byee!!" Balas Cindy.

***

Eny POV

   Aku pun pulang dengan menaikin mobil Avanza Kak Nelson yang dikemudi Kak Bray, lalu Kak Nelson duduk di sebelahnya, lalu di kursi bagian tengah barulah aku, Kak Salsa dan Kak Cecilia yang duduk. Selama perjalanan begitu lancar hingga sampai di rumahku yang begitu sederhana namun terlihat modern ini sudah tertutup rapat, aku memencet bell rumah yang tepat di samping pagar dan seorang gadis yang umurnya tidak jauh dariku keluar dan membukakan pintu untukku.

"Assalamualaikum!" Ucapku saat masuk ke dalam rumah.

"Wa'alakumsalam!" Jawab ketus seseorang itu lebih tepatnya ia kakak perempuanku.

"Mamah sama papah mana?" Tanyaku.

"Papah tadi jam 8 mendadak harus terbang ke Singapore. Mamah sama adik masih nginap di Bogor!" Jelas Kakakku ini."Lagian lu dari mana coba?" Tanya kakakku, "Anak gadis pamali pulang jam 1 malam begini!" Tambahnya dengan nada yang seperti memarahiku.

"Padahal dari tadi aku udah mau pulang kak, kakak tau sendiri aku ikut sama teman ya jadi ikutin aja kapan dia pulang!" Jawabku dengan berkata sejujurnya.

"Banyak alasan lu ny!"

"Tapi aku sudah jujur Kak Rina!"

"Alasan! Sudah tidur sana!"

   Lalu, aku mengikuti perintahnya yaitu masuk ke kamarku dengan mengunci pintu kamar, lalu merebahkan tubuhku ke kasur nan empuk ini. Sebelum tertidur aku membayangkan senyum manisnya Alan di khayalanku jika seandainya aku bisa berpacaran dengan Alan, mungkin cintanya tidak akan kusia-siakan seperti Kaila yang menyia-nyiakan Cintanya Danny.

   Seandainya dia itu tidak cuek dengan aku mungkin aku bisa bahagia seperti Kak Salsa yang walaupun tidak jadian sama si gebetan. Sudah banyak pria yang mendekat tetapi, tetap saja aku menunggu Alan, apa iya semua anak gamers tak butuh cinta? Tetapi Farell dan Andri yang begitu hobi main game juga tetap saja membutuhkan cinta, tapi kenapa Alan tidak? Apa Alan tidak bisa memiliki perasaan ke pada lawan jenis? Apa dia menyukai sesama? Tidak, setiap yang lahir di dunia ini pasti ingin memiliki pasangan lawan jenisnya. Apakah perlu aku menyatakan perasaan duluan kepadanya? Akankan di terima? Itu tidak mungkin.

"ENY!! BANGUNN!!" sorak seseorang dari luar kamarku. "ENY!! INI SUUUDAAHHH PAGIII!" Tambahnya.

   Aku pun terbangun dan merenggangkan tubuhku "iya kak!" Jawabku supaya kakakku tahu jika aku sudah terbangun dari lelapnya tidurku, sambil mengucek-ngucek mataku yang masih penuh dengan belek, aku mematikan AC lalu membuka jendela agar angin pagi masuk ke kamarku, baru setelah itu aku membuka pintu kamarku.

Asrama Ada Asmara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang