Secepat kilat, Anna mencari nama Brad di kontaknya. Mudah saja, karena nama Brad dimulai dari huruf B, sehingga ia tak perlu repot-repot mencarinya sampai bawah.
Anna menempelkan handphonenya di telinga kanannya. Terdengar nada sambung, tapi lalu bunyi sambungan terputus terdengar. Ia kesal sendiri.
Kenapa Brad tidak bercerita apa-apa tentang perasaannya kali ini? Jujur saja, kata-kata Brad kemarin saat ia hendak menyanyikan lagu "Wake Up" masih terngiang-ngiang. Ia baru tahu bahwa Brad sudah memiliki perasaan pada seseorang kemarin malam.
Apa orang yang disukai Brad adalah orang yang mereka kenal? Atau mungkin Brad terlalu malu untuk memberitahunya tentang hal ini? Setahu Anna, Brad bisa jadi sangat pemalu jika masalah cinta. Ya, mungkin Brad belum mau menceritakan apa-apa. Dia butuh keberanian.
Ting tong. Suara bell rumahnya berbunyi. Anna melirik ke arah jam dinding. Sudah pukul 10 rupanya. Ia segera merapikan rambutnya. Ia mengenakan dress selutut dan flat shoes yang sudah dibelikan Sam. Laki-laki itu memang romantis.
"Anna, Sam sudah menunggumu." seru Jane, ibu Anna.
"OK, Mom. Aku turun sebentar lagi." seru Anna. Ia tersenyum melihat penampilannya hari ini. Ia siap bersenang-senang.
Begitu menuruni tangga, Anna melihat Sam yang sangat tampan kali ini. Ya, nyatanya ia selalu tampan. Ia hanya mengenakan kaus putih, jaket, jeans, dan sneakers. Simple, but great on Sam.
Sam melihat ke arah Anna yang masih berdiri di tangga. Anna terlihat cantik. Biasanya, Anna lebih suka mengenakan celana jeans pendek dan sepatu docmart kesayangannya. Tapi, ia benar-benar terlihat feminin dengan dress selutut yang ia kenakan hari ini.
"Aku mau mencoba lebih feminin. Apa aneh?" tanya Anna sambil memperhatikan dressnya. Takut ada bagian yang kusut atau terlipat.
"Tidak. Kau justru jadi sangat cantik. Siap bersenang-senang?" tanya Sam dengan senyumannya yang dapat melelehkan hati semua wanita. Dan Anna pun ikut meleleh.
"Tentu. Ayo." kata Anna dengan antusias.
+++
Brad melihat ke arah layar handphonenya dengan tatapan bingung. Ada apa Anna meneleponnya? Banyak pikiran yang muncul di benak Brad.
Apa mungkin Anna ingin mengatakan bahwa ia menyesal menjalin hubungan dengan Sam? Atau Sam baru menyakiti hatinya? Atau mungkin Sam sibuk dan Anna ingin memintanya untuk menemaninya lagi? Tidak, sepertinya tidak.
Brad lalu memikirkan alasan paling masuk akal. Mungkin saja Anna hanya ingin menanyakan perempuan mana yang dimaksud olehnya dalam kalimat yang dilontarkannya sebelum menyanyikan lagu "Wake Up". Brad merasa sedikit kecewa jika itu benar adanya.
Brad hanya menghembuskan napas kecewa. Sebenarnya, ia ingin Anna meneleponnya karena ia membutuhkan dirinya. Ia butuh teman bercerita karena Sam bukanlah teman bercerita yang baik. Tapi, tentu saja, mustahil. Melihat Anna yang bahagia ketika menceritakan bahwa Sam menyatakan perasaannya, itu adalah hal yang mustahil.
"Jangan bilang kau memikirkan Anna lagi." ujar James di duduk di samping Brad.
"Siapa lagi?" kata Brad tersenyum kecut.
Lalu keheningan menyelimuti mereka berdua. Tak ada yang memulai pembicaraan. Takut salah satu di antara mereka memecah keheningan yang nampaknya membuat mereka nyaman.
"Eeh.. Brad?" tanya James. Brad hanya menoleh dan bertanya 'ada apa?' dengan tatapannya.
"Eh tidak jadi." kata James.
"Kau selalu bisa membuat orang penasaran, James." kata Brad sambil sedikit tersenyum.
"Akan aku katakan jika waktunya tepat, Brad. Melihat suasana hatimu, mungkin yang akan aku katakan ini hanya membuat semuanya tambah buruk." kata James.
"Baik, aku akan menunggu." kata Brad sambil mengamati pemandangan di luar.
"Aku kira kau akan mendesakku." kata James.
"Tidak. Semua hal yang ada di dunia ini punya waktunya masing-masing." kata Brad. Brad agak sedikit tertegun atas kata-kata yang baru saja ia lontarkan. Ia tak sadar bosa jadi sebijak ini.
"Apa sakit hati membuatmu mengeluarkan kata-kata bijak, Brad? Aku, sebagai anggota tertua merasa agak tersinggung dinasihati olehmu." kata James sambil mengacak-ngacak rambut Brad. Brad hanya terkekeh.
"Aku tak bermaksud begitu, Mr. McVey." kata Brad agak menggoda James lagi.
"Hei aku tidak setua itu, Mr. Simpson." kata James sambil merangkul leher Brad sangat erat. Brad hanya terkekeh. Biar James kali ini menghiburnya. Ia memang sedang butuh hiburan.
+++
"Thank you, guys! We love you!" seru Brad pada semua Vampette yang kini ada dihadapannya. Mereka langsung berteriak girang diucapkan "I love you" oleh artis kesayangan mereka.
Brad, James, Tristan, dan Connor pun menuruni panggung. Mereka memperlihatkan wajah yang senang setelah berhasil menghibur fans mereka di New York. Senyum tak lepas dari wajah mereka sejak turun panggung. Walau melelahkan, melihat fans senang seperti sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
"Ah, akhirnya!" kata Connor.
"Senang sekali mereka menikmatinya." kata James.
"Semoga kita tidak mengecewakan." kata Tristan.
"Tidak, guys. Kalian justru menakjubkan malam ini!" kata Dean. Ia tersenyum ke arah band asuhannya itu.
"Kita punya waktu libur?" tanya Brad.
"Sayangnya hanya besok. Lusa, kalian harus melanjutkan ke kota selanjutnya. Jadi, puaskan hasrat kalian di New York besok." kata Dean sambil menepuk pundak mereka semua.
"Aku rindu London." kata Brad.
"London? Atau Anna?" goda Tristan.
"Tampaknya dua-duanya." kata Connor sambil tersenyum.
"Aku hanya merindukan London. Bukan Anna." kata Brad.
"Ya, lebih baik kau jangan merindukannya Brad. Dia sudah punya Sam." kata Tristan.
"Ah, Brad. Ada sesuatu yang mau aku katakan." kata James tiba-tiba. Brad hanya menatap James bingung, namun mengikutinya juga.
Begitu mereka sudah agak jauh dari tempat mereka menunggu, James menarik lalu menghembuskan napasnya untuk membuatnya lebih rileks.
"Apa ini ada hubungannya dengan tadi pagi, James?" tanya Brad.
"Ya. Kurasa ini waktu yang tepat. Tapi, maaf jika ini membuatmu merasa tak nyaman atau semacamnya." kata James.
"Jangan buat aku penasaran James." kata Brad dengan tegas. James kembali menghela napas.
"Beberapa hari yang lalu, aku diberitahu seorang temanku kalau ia melihat Sam masuk ke sebuah club. Tapi ia tidak tahu pasti apa yang dilakukan Sam." kata James.
Sam? Laki-laki yang terlihat sangat formal dan elegan itu pergi ke club? Tapi kenapa? Ia pikir, laki-laki seperti Sam akan menghindari club. Apa yang akan dikatakan orang-orang yang ada di sekitarnya?
"Mungkin ini tidak penting. Tapi, ku rasa aku harus memberitahukannya padamu."
"Kapan?"
"Eh?"
"Kapan temanmu itu melihatnya?" tanya Brad.
"Malam sebelum Anna mengajakmu jalan-jalan." kata James.
Apa laki-laki itu mabuk-mabukan? Anna paling tidak suka dengan minuman beralkohol. Ia pernah mengunjungi Anna setelah malamnya pergi minum. Dan Anna langsung menolaknya mentah-mentah setelah mencium bau alkohol dari mulutnya.
Brad hanya menggelengkan kepalanya. Tidak. Ia tak boleh berpikiran negatif. Mungkin ada urusan yang tak bisa dijelaskan disana.
"Kembali ke hotel, Brad? Besok kita harus menjelajah kota New York." kata James. Brad lalu mengikuti James ke arah ruang tunggu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up → Bradley Simpson [Completed]
FanfictionBradley Simpson mungkin digemari sangat banyak wanita. Tapi Brad cuman laki-laki biasa yang berharap cintanya akan terbalas.