"Kau menyukai Anna?" pertanyaan itu masih terus berputar di kepala Brad bahkan setelah beberapa saat setelah Sam menanyakannya. Pertanyaan menjebak. Ia paling tak suka jebakan.
Masalahnya adalah saat ini bukanlah saat yang tepat untuk mengatakan bahwa dirinya menyukai Anna. Menurutnya, waktu yang tepat untuk menyatakan perasaan pada seseorang adalah ketika mereka berdua sedang bahagia, sedang melakukan hal yang menyenangkan, bukan pada saat disekap seperti ini. Tidak romantis. Dan kemungkinan untuk diterima pun mungkin lebih kecil.
Masalah lainnya adalah ia sudah menyerah. Menyerah untuk mendapatkan Anna. Walaupun kini Anna sudah tidak akan berhubungan lagi dengan Sam, ia sudah menyerah. Melihat reaksi-reaksi Anna padanya, Brad sudah tahu bahwa Anna benar-benar hanya menganggapnya sahabat. Ia ingat cerita Sophie. Ya, Anna tidak mungkin menyukai Brad. Baiklah, ini pertama kalinya ia terjebak dalam satu lingkaran yang bernama "friendzone". Ternyata begini sakitnya?
"Bradley Simpson? Jadi kau menyukai Anna, kan?" tanya Sam sekali lagi. Brad hanya menyeringai.
"Bagaimana mungkin aku menyukai sahabatku sendiri, Sam?" kata Brad. Susah sekali mengeluarkan 6 kata itu.
"Jujur saja, Brad. Kau menyukai Anna, kan? Makanya kau mau menyelamatkan Anna disaat kau bisa mengerjakan sesuatu yang lebih menguntungkan. Seperti menulis lagu, mungkin?" kata Sam.
"Pertama, aku mencoba menjadi sahabat yang baik. Jadi, aku menyelamatkan Anna. Kedua, aku sudah menyiapkan beberapa lagu. Jadi aku punya banyak waktu luang. Baik sekali kau mau mengurusi kegiatanku, Sam." kata Brad agak menyindir. Sam mengetatkan rahangnya. Ia sudah terlihat kesal. Membuat Sam kesal sebenarnya bukan rencana Brad. Tapi, rasanya menyenangkan melihat Sam kesal seperti itu.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar pintu rumah kumuh itu. Semua orang memasang wajah siaga. Karena mereka belum tahu siapa yang mengetuk. Bisa saja itu polisi, atau orang lain yang membantu Sam. Misteri. Si pengetuk itu masih misteri.
Akhirnya, orang suruhan Sam yang menjaga Anna berjalan mendekati pintu setelah Sam -yang notabene adalah bosnya- memberi isyarat untuk membuka pintu itu. Si pesuruh itu melakukan hal yang persis sama dengan yang dilakukan oleh Joe, si pesuruh yang dilumpuhkan oleh Brad. Tapi, sepertinya si pesuruh ini lebih sial. Belum saja ia menyiapkan kuda-kuda menyerang, pintu sudah didobrak.
Terlihat beberapa polisi memasuki rumah kumuh itu. Setelah semua polisi masuk, terlihat James, Connor, dan Tristan mengikuti dari belakang dan segera membebaskan Anna. Brad lalu lepas dari cengkraman Sam karena laki-laki itu mengangkat tangannya. Badannya mungkin lebih besar dari Brad, tapi ia terlihat ketakutan ketika melihat polisi.
Memang benar kata pepatah. Don't judge the book by its cover.
Sam langsung dibawa oleh polisi keluar. James, Connor, Tristan, dan Anna lalu mendekati Brad.
"Kau tak apa-apa, Brad?" tanya Anna dengan nada khawatir. Brad hanya mengelus-ngelus pundak Anna sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa. Tak perlu khawatir." kata Brad.
"Kau tak akan percaya, Brad. Sam sudah ganti nama berkali-kali!" kata Connor.
"Ganti nama? Kenapa?"
"Dia itu pemerkosa, Brad. Setiap perbuatannya dicium polisi, dia akan mengganti namanya dan penampilannya." kata James.
"Dia pintar juga. Tapi, dia ternyata takut pada polisi." kata Tristan.
"Thanks, James, Connor, Tristan. Entah apa jadinya kalau kalian tidak datang." kata Anna.
"Jangan berterimakasih pada kami. Berterima kasihlah pada Brad, karena dia yang menyuruh kami untuk menghubungi pihak berwajib." kata James. Anna menoleh ke arah Brad.
"Thanks, Brad. Kau memang sahabat paling baik."
+++
Lampu-lampu gedung dan rumah di kota London sudah mulai menyala dan menunjukkan keindahannya. Aneh. Padahal Thomas Alva Edison membuat lampu untuk menerangi lingkungan sekitar. Siapa yang menyangka kalau lampu kini punya pekerjaan sampingan sebagai pemercantik kota besar seperti London ini?
James melihat Brad hanya memandangi handphonenya. Jarinya nampak menggeser-geser layar handphone. Tapi, James tahu pasti kalau Brad hanya menggeser-geser menu. Saking tak ada kerjaannya.
"Brad?" panggil James.
"Hm?"
"Kau kenapa?"
"Tidak ada apa-apa."
"Tapi kau terlihat sedang ada masalah, Brad."
"Kau tidak tahu apa-apa, James."
"Kau bisa bercerita padaku."
"Tidak, terima kasih. Aku tak mau merepotkanmu." kata Brad. James hanya menghela napas sebentar.
James lalu meninggalkan Brad dan pergi keluar rumah. Ia melihat Connor sedang duduk di kursi taman yang ada di situ dan melihat ke arah langit. James melihat ke arah langit dan melihat ada banyak bintang yang tersebar di langit hitam malam itu. Bintang-bintang itu tak kalah indahnya dengan lampu-lampu gedung dan rumah di kota London.
"Hai, Con." sapa James lalu duduk di sebelah Connor.
"Biar kutebak. Pasti kau bingung tentang Brad." kata Connor. James menghela napas. Ia melihat ke arah langit lagi. Seakan bintang-bintang itu bisa memberikan jalan untuknya.
"Menurutku, Brad pasti memikirkan masalah perasaannya pada Anna."
"Tapi masalah apa? Dia bahkan tak mau bercerita padaku." kata James.
"Akan ada saatnya dia bercerita pada kita, James. Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat." kata Connor.
"Kau yakin?" tanya James.
"Yakin. Tenang saja. Tak perlu terlalu khawatir."
+++
HAI! Maaf yaaa kalau misalkan chapter ini pendek :( Aku agak buntu. Aku malah kepikiran bikin fanfic baru tentang Tristan heheheheheee. Aku ada dua judul, dan masih bingung kira-kira yang pas buat Tristan yang mana. Tunggu ya! Nanti, kalau salah satu fanfic aku ada yang udah selesai, aku bikin langsung yang Tristan! Jadi bagus deh, semua personil The Vamps ada fanfictionnya wkwkwk.
Aku ingetin yaaa. Untuk kalian yang mau nanya-nanya aku bisa hubungin di twitter : beatrigitaa, ask.fm : imcalledbey, dan instagram : imcalledbey. Untuk yang mau ditanya-tanya dan difollow, bisa tulis sosmed apa yang mau difollow di kolom komentar dan usernamenya. OK? Kalau adaa. Sampai jumpa di chapter selanjutnyaaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up → Bradley Simpson [Completed]
FanfictionBradley Simpson mungkin digemari sangat banyak wanita. Tapi Brad cuman laki-laki biasa yang berharap cintanya akan terbalas.