Hate

337 35 4
                                    

Picadilly Circus adalah salah satu persimpangan teramai yang ada di kota London. Kita bisa melihat banyak sekali papan-papan iklan besar disini. Kita bahkan bisa berkunjung ke museum Ripley's Believe It or Not. Ya, mungkin museum ini merupakan salah satu daya tarik yang membuat persimpangan jalan ini sangat ramai.

Entah apa yang membuat Brad setuju untuk pergi ke sini. Ini tempat yang sangat ramai. Kemungkinan bahwa penyamarannya akan ketahuan adalah sangat besar. Sejak kapan Brad berani menanggung resiko sebesar ini? Untuk kalian mungkin ini tak ada apa-apanya. Tapi, untuk Brad, masalah ini cukup besar.

Hari sudah menuju sore. Ada banyak orang yang datang kemari. Entah karena mereka memang berniat kesini, atau hanya sekedar lewat karena tempat tujuan mereka harus melewati persimpangan ini. Brad semakin waspada agar penyamarannya tak mudah diketahui. Dan, sepertinya cukup berhasil karena orang-orang tidak memperhatikannya.

"Brad?" panggil Anna. Brad lalu menoleh ke arah Anna.

"Apa?"

"Tidak. Aku hanya ingin memastikan bahwa orang yang berjalan denganku ini bukanlah mayat hidup." kata Anna.

"Tenang saja. Aku bukan mayat hidup. Aku hanya zombie yang menyamar jadi manusia." kata Brad lalu membuat wajah yang ia anggap menyeramkan. Tapi, sepertinya wajahnya terlihat konyol, karena Anna malah tertawa.

"Kau tak bisa jadi zombie, Brad. Wajahmu terlalu baik." Kata Anna.

"Aku anggap itu sebagai pujian."

"Baiklah, terserah padamu. Aku mau cari toilet dulu." Kata Anna lalu meninggalkan Brad sendirian di persimpangan yang ramai itu.

Brad lalu duduk di pinggir air mancur. Rasanya sejuk. Dilihatnya ada banyak orang yang juga memilih untuk duduk di pinggir air mancur. Dan kebanyakan dari mereka adalah pasangan kekasih. OK, sepertinya Tuhan ingin memperlihatkan sesuatu yang tak bisa Brad rasakan.

Brad merasa sangat gagal dalam kisah cintanya kali ini. Jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Ia sendiri tak tahu sejak kapan ia menyukai Anna. Yang ia tahu, ia baru merasakannya sejak Anna banyak bercerita tentang Sam. Ia mulai merasa ingin membunuh laki-laki itu agar Anna bisa fokus hanya padanya.

Setelah selesai dengan lamunan singkatnya itu, Brad merasa ada yang menghampirinya. Sepertinya, alam sudah mendengar lamunannya. Membunuh Sam. Tidak, setidaknya ia ingin memberi Sam pelajaran. Sam berjalan semakin mendekat. Ia menatap Brad tepat di matanya dan berhenti.

"Hai. Kau pasti tahu aku." kata Sam.

"Bagaimana aku tidak tahu laki-laki yang mengencani dua perempuan yang kukenal sekaligus?" kata Brad dengan sinis.

"Tak kusangka kau pintar menyindir. Kukira, kau hanya bisa bernyanyi dan bermain gitar." Kata Sam, tak kalah sinisnya.

"Ralat, aku juga bisa bermain piano." Kata Brad.

"Sombong sekali. Mana Anna?" tanya Sam.

"Kau mau apa? Kau mau menunjukkan Natalie sebagai selingkuhanmu pada Anna?" tanya Brad.

"Itu terlalu bodoh. Aku sudah memutuskan Natalie."

"Apa?" tanya Brad. Dengan mudahnya Sam mengatakan bahwa ia sudah menyakiti hati Natalie. Benar-benar laki-laki tak tahu diri.

"Aku sudah memutuskan Natalie. Dan aku akan kembali pada Anna. Semudah itu." Kata Sam dengan seringaian seramnya.

"Dengan mudahnya kau memutuskan hubungan dan memulai hubungan. Benar-benar tidak tahu malu." Kata Brad.

"Sudahlah. Cepat katakan, dimana Anna?" tanya Sam.

"Aku tak akan membiarkanmu menemui Anna lagi, Sam. Dia sudah cukup menderita karenamu. Kau tak tahu betapa sakitnya dia begitu dia tahu kalau kau berkhianat?" kata Brad. Sam hanya memutar bola matanya.

"Maaf, Bradley Simpson. Tapi ini tak ada hubungannya denganmu."

"Maaf juga, tapi ini ada hubungannya. Karena yang kau sakiti adalah kakakku dan sahabatku. Aku tak akan membiarkanmu menyakiti mereka lagi untuk yang kesekian kalinya. Kalau kau sampai menampakkan batang hidungmu lagi dihadapanku, aku akan melakukan sesuatu." Kata Brad lalu meninggalkan Sam disitu. Sam hanya berdiri mematung.

Brad segera mencari Anna. Ternyata tidak sulit. Ia bisa langsung menemukan Anna. Ia terlihat bingung dan menatap ke satu arah.

"Anna?" panggil Brad. Anna langsung menoleh dan berjalan mendekati Brad.

"Ada apa, Anna?"

"Aku bertemu dengan Natalie, Brad. Dan dia menangis."

+++

Anna dan Brad duduk berhadap-hadapan di sebuah kafe di dekat situ. Anna masih diam. Begitu pun dengan Brad.

"Tadi, aku bertemu dengan Natalie di toilet, dan aku melihatnya menangis. Tapi, begitu aku tanya, ia hanya menatapku lalu pergi. Kau tahu kira-kira kenapa, Brad?" tanya Anna. Brad hanya melihat ke arah Anna. Namun, dia terdiam untuk beberapa saat.

"Sam memutuskan hubungannya dengan Natalie." Kata Brad.

"Mereka putus? Kau tahu dari mana?"

"Aku bertemu dengan Sam." Kata Brad. Anna terlihat terkejut.

"Apa yang dia katakan, Brad?"

"Dia bertanya padaku tentang keberadaanmu. Aku tidak memberitahunya. Dan dia bilang kalau dia sudah memutuskan hubungannya dengan Natalie." Kata Brad.

"Kejam sekali. Dia pikir membangun hubungan itu semudah ia mengatakan 'jadilah pacarku' dan 'putus'? Dasar tak tahu diri." Kata Anna.

"Kau.."

"Kalau kau bertanya apakah aku membenci Sam, jawabannya adalah 100% iya. Aku sudah muak dengan laki-laki seperti Sam."

"Dasar pembaca pikiran." Kata Brad.

Mereka pun tertawa.

+++

Brad segera merebahkan dirinya di atas sofa begitu ia memasuki rumahnya. Ia tak berjalan cukup jauh, tapi ia merasa cukup lelah. Mungkin, ia lelah karena ia emosi pada Sam. Ya, siapa yang tidak emosi melihat laki-laki yang dengan mudahnya membuat hati perempuan terluka? Belum lagi perempuan yang ia lukai adalah dua orang yang sangat dekat dalam kehidupannya?

Kenapa di dunia ini ada orang yang seperti Sam? Yang berpikir bahwa ia bisa memikat hati para wanita dengan mudah? Baiklah, Brad akui bahwa penampilan Sam bisa dikatakan menarik. Tapi, tentu untuk memikat hati perempuan, penampilan saja tidak cukup. Ia harus bisa menjaga perasaan perempuan yang ia pikat itu.

Samar-samar, Brad mendengar suara isakan. Ia menoleh, tapi tidak ada siapapun di rumah ini. Atau mungkin, itu isakan Natalie? Brad langsung berdiri dari duduknya, lalu pergi ke kamar Natalie. Setelah ia sampai di depan pintu kamar Natalie, Brad mengetuknya.

"Natalie, apa aku boleh masuk?" tanya Brad dari luar kamar. Tak ada jawaban. Brad lalu membuka kamar Natalie dengan perlahan. Natalie terlihat meringkuk sambil memeluk kedua lututnya di pojok kamar. Di lantai kamar kakaknya itu, terserak berbagai macam benda. Ada boneka, liontin, bahkan baju. Ia melihat sebuah foto yang di dalamnya ada foto Natalie dan Sam. Bingkainya sudah pecah. Ini berarti Natalie tadi membantingnya.

"Natalie, kau tidak apa-apa?" tanya Brad sambil mendekati Natalie. Natalie masih saja terisak. Tidak menjawab pertanyaan Brad.

+++

Hai! Maaf karena sudah melanggar janji hehehe. Padahal aku janji kalau mau update kemaren, tapi baru update hari ini. Maafkan ya! Semoga dengan diupdatenya chapter ini, kalian merasa terpuaskan ya. Dan, kalau misalkan ceritanya udah mulai ngebosenin, maaf ya. Aku bakal tetep berusaha buat bikin ini tetep rame. Enjoy, guys!

Wake Up → Bradley Simpson [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang