BRAK !!!
Alex membuka pintu kasar. Ia memasuki sebuah ruangan yg mirip dengan ruang kerja guru sekolah Hogwarts. Lukisan lukisan abstrak dan nuansa singklu begitu terasa saat kali pertama memasuki nya. Tapi sepertinya tidak berlaku untuk Alex. Ia mendobrak pintu tersebut keras dan pandangannya langsung tertuju pada sosok berjubah hitam yang sedang duduk di balik meja kerja nya. Orang tersebut tampak tenang dengan kedatangan Alex yang cukup berisik, ia tetap fokus pada sebuah buku lawas nan tebal di tangannya.
"apa anda yang mengirimku ?" Alex membuka perbincangan dengan nada dingin.
Tapi ia harus kecewa karna orang yg di ajak bicara tak kunjung memberi jawaban.
"jawab aku, apakah anda yang menyarankan Kepala Sekolah untuk aku ikut misi ini ?"
Lagi lagi Alex tak menerima jawabannya. Tiba tiba ,,
BUSSH !!! Lantai berdebu itu ambles seketika saat Alex menghentakkan kaki nya. Dan di susul dengan keretakan tembok akibat cengkraman tangannya yg menggenggam penuh amarah. Seperti inilah Alex saat tak bisa mengendalikan emosinya.
Si lawan bicara tak langsung bertindak dan membiarkan ruangannya hancur begitu saja. Buku buku terjatuh dari rak, dan satu persatu lukisan abstrak kegelapan itu lenyap menjadi debu hanya dengan satu hentakan dari Alex.
"tenanglah nak, aku mengirimmu bukan tanpa alasan" ujar Sang lawan bicara yang tak lain adalah Mr.Max selaku guru penangkal kegelapan di sekolah Hogwarts. Ia adalah guru pertama yang menerima kehadiran sosok Alex di sekolah ini. Karna kekerasan sifat Alex, tak ada guru yang mau menerimanya dengan baik. Mr.Max mendidik Alex untuk sedikit berubah menjadi sosok yang tenang, meski emosi nya belum bisa di kendalikan. Alasan mengapa Alex langsung melayangkan tuduhan tersebut pada guru privatenya ini, karna memang hanya Mr.Max lah yangtau seluk beluk kehidupan Alex yang sesungguhnya.
"apa alasan anda kali ini ? Mengirimku kembali pada pasukan Demon ?!! Anda ingin aku mati ??!!!"
Mr. Max tersenyum mendengar pernyataan murid kesayangannya ini. Ia menutup buku tebalnya dan terfokus pada Alex yg masih kukuh berdiri menahan amarah.
"kau kira aku sekejam itu ? bukankah bagus jika kau ikut karna kau tau segala jenis kelemahan Demon"
"mwo ?" Alex memicingkan matanya. "dan kau ingin aku membunuh ayahku ? bertahun tahun lamanya aku selalu menahan tangan ku ini untuk mencengkeram lehernya, berkali kali aku berfikir untuk membunuhnya sendiri dengan kedua tangan ku karna ia telah berkhianat pada Veelazeus, dan ia telah merenggut kebahagiaanku untuk menuruti perkataannya, dan sekarang aku bebas darinya, aku tak lagi melihat wajah nya selama ini, dan satu lagi, jika terbunuh karna peperangan, akan ku pastikan bukan aku pembunuhnya, karna ia adalah ayahku, dan kau, ingin aku menemuinya lagi ? kau benar benar ingin aku mati di tangannya !!!!" Nafas Alex tersenggal senggal. Ia sekeras mungkin menahan air matanya. Mr. Max bangkit dr kusrinya, ia melangkahkan kaki nya mendekati Alex dan memegang bahu muridnya tersebut.
"anyio, rebut dia kembali" Ujaran singkat itu membuat mata Alex membulat tak percaya. "ne, rebut dia kembali, karna kau, adalah anaknya"
=============
Malam telah tiba, terlihat V, Jo dan Halla telah mengepak beberapa barang bekal yg perlu mereka bawa. Mereka bertiga sudah berkumpul di ruang rapat. Terlihat Jo begitu sibuk menatap pisau pisau miliknya dengan rapi, beberapa anak panah, dan 4 pedang yg melingkar di pinggangnya, persis seperti prajurit yg siap untuk berperang.
"Ya !!! kau benar benar akan membawa itu semua ? kita akan meninggalkanmu jika kau lelet berjalan karna keberatan muatan" celetuk V sudah tak tahan melihat kelakuan bodoh temannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Apperentice Mages (KAI, V, SUNGJAE, HALLA, MINGGYU FANFICTION EXO)
FanfictionDiceritakan di sebuah sekolah dengan 5 murid terpilih yang akan melakukan pencarian atas utusan sang kepala sekolah. Mereka berlima yang terdiri dari Kai, Alex, Halla, Jo, dan V telah berbekal kekuatan yang akan membantu mereka dalam melaksanakan se...