Di tengah malam yang sunyi. Di temani seonggok rembulan yang membulat sempurna. Cahaya yang remang remang menemani Kai yang sedang menekuk lututnya dan termenung seorang diri di atas Batu besar, seraya menatap apapun yang ada di hadapannya dengan tatapan kosong.
Laki laki bergaris keturunan Lucifer itu sedang bergeming memikirkan nasib masa depannya. Ia hanyut dalam kekhawatiran yang dalam. Jujur, Kai takut. Calon Raja Lucifer itu takut jika nanti ia tak bisa mengalahkan rasa sakitnya di depan Raja Demon, ia takut usaha nya akan sia sia, ia takut mengecewakan kedua orang tua nya dan orang orang yang begitu mempercayai nya, ia sungguh ketakutan jika suatu saat kedua tangannya berbalik menghancur kan seluruh dunia di bawah tekanan Raja Demon.
Kai membuang nafas berat yg sedafk tadi memenuhi ruang pada paru paru nya. Membuat dadanya sesak dan perlahan terasa ngilu. Kegelisahan Kai serasa di ujung tanduk. Kepalanya terasa meletup letup karna emosi yg tidak bisa ia lampiaskan. Kai butuh obat, ya, sebuah penawar untuk sedikit meluruhkan kegelisahannya yg menggunduk di otaknya.
"Kai,?"
Kai menoleh saat mendengar suara tak asing memanggil namanya.
"Mr. Poor,!!"
Sontak Kai bangkit dari duduk nya dan segera menuruni Batu besar yg semula ia duduki. Ia sedikit berlari menghampiri kepala sekolahnya.Tak lama kemudian, ke 4 temannya terbangun karna mendengar pekikan Kai yg lumayan keras di malam yang sunyi.
"Selamat datang Sir, aku merindukanmu" celetuk Jo lengkap dengan rentetan gigi yg ia pamerkan. Membuat Mr. Poor terkekeh pelan.
"Hmm, aku juga merindukanmu Jo, bagaimana kabar kalian,? Apa semua lancar?"
"Semua baik baik saja sir, meski proses nya menyulitkan kami" jawab V disusul dengan tawa pelan.
"Ne, aku mengerti. Kedatanganku kemari untuk menyampaikan sesuatu pada kalian. Terutama padamu, Kai"
"Aku,?"
Sontak semua mata beralih pada Kai.
"Apa inti perjalanan kita ini hanya untuk Kai,?" celetuk Jo krn merasa setiap ada sesuatu selalu menyangkut pada hidup Kai."Aku juga tidak menginginkan apapun terjadi pada ku" selorok Kai.
"Ya,!! Perdebatan bodoh apa ini" sekak Alex sinis.
"Sudah sudah, besok pagi kalian pergilah ke Needand Work, disana klian bisa sedikit bersantai dan membantu Kai untuk mencari sesuatu" ujar Mr. Poor.
"Ini, kuberi kalian 100 keping emas untuk membeli apapun yg kalian suka" lanjut nya seraya membagikan 5 kantong emas kepada ke 5 muridnya."Wahh!! Ini benar benar emas. Seumur hidup baru kali ini aku melihat kilaunya. Luar biasa" seru Jo setelah mengecek isi kantong bagiannya.
"Aa kita harus menghabiskan semua ini sir,? Bukankah terlalu berlebihan,?" tanya Halla sedikit tak yakin dengan jumlah emas yang sangat banyak.
"Tidak, aku tidak menyuruh kalian menjadi murid yg boros. Gunakan itu untuk keperluan kalian setelah keluar dr Needand Work, dan tentunya setelah Kai berhasil menemukan Crux"
"Sesuatu itu bernama Crux,?" tanya Kai.
"Benar, kau harus mencari atau bila perlu membeli benda yang bernama Crux. Di sebuah toko tua dengan nama pemilik Mr. Blake Louder"
"Mwo,? Apa kita akan bertanya satu persatu siapa pemilik toko di sana,? Itu mustahil, Needand Work adalah pasar terbesar di dunia sihir" pekik V pesimis seraya mengingat fakta yg pernah ia baca tentang betapa megahnya pasar Needand Work.
"Boleh, gunakan cara itu jika otak kalian tidak berfungsi" celetuk Mr. Poor.
"Bagaimana ciri ciri benda bernama Crux tersebut,?" tanya Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Apperentice Mages (KAI, V, SUNGJAE, HALLA, MINGGYU FANFICTION EXO)
Fiksi PenggemarDiceritakan di sebuah sekolah dengan 5 murid terpilih yang akan melakukan pencarian atas utusan sang kepala sekolah. Mereka berlima yang terdiri dari Kai, Alex, Halla, Jo, dan V telah berbekal kekuatan yang akan membantu mereka dalam melaksanakan se...