Dera duduk di sofa ruang tamu, kakinya terasa sakit oleh sayatan kaca gelas. Ia tergengah oleh perih yang menjalar dalam diri sendiri, bagimana mungkin hal ini terjadi, di kira semua itu hanya mimpi buruk dan ternyata semuanya nyata. Kejadian itu membuat hati terus menerus gelisah, pertanda apa ini. saat sedang sibuk menahan rasa sakit dan terus kepikiran dengan hal yang tidak masuk diakal. Sebuah telepon berdering-dering membuncah telinganya.
Dera berdiri, melangkah menyeret kaki ke arah deringan telepon. Ia mengangkatnya.
"Halo Mbak Dera" Ucap Ririn diujung telepon.
"Ia Rin.".
"Mbak hari ini sudah janji akan kekantor untuk mengambil surat tugas, dimohon mbak secepatnya kesini. karena mbak akan diantar Yuna kerumah sakit untuk menemui Sara."
"Baiklah. Aku akan segera kekantor" Jawab Dera dengan meringil menahan sakit.
Ditutup telepon, diletakan kembali ketempatnya. Dera mendesah, nampaknya harus bersiap-siap untuk menuju kekantor dengan kondisi tak enak badan plus ditambah lagi luka sayatan yang membuat badan mengigil.Ketika sudah bersiap, Dera berangkat kekantor menaiki mobil March Mungil Warna Putih kesayangnya.ia yang sudah didalam mobil, lekas menghidupkan mobil dan mengegas untuk melaju cepat menuju ke kantor. Dalam perjalanan hati begitu tambah gelisah, apa yang sedang terjadi pada hati ini. Semoga kedepannya akan baik-baik saja.
Sesampainya didepan kantor. Dera turun dengan kaki tersengal menahan sakit, seorang satpam mendekatinya dan bertanya apa ada yang bisa dibantu. Dijawab bahwa Dera baik-baik saja, ia tersenyum pipih pada satpam itu, lalu lekas berjalan masuk kantor dengan kaki terseret-seret serta menahan sakit. Semua orang dikantor menatap Dera saat berjalan menuju ruang bos, mata mereka mengamati kakinya yang bengkak, namun amDera nampak tak menghiraukannya.
Dera sampai tepat didepan ruang bos, Ia masuk dengan wajah pura-pura tak merasakan sakit. Ririn yang merupakan asisten bosku curiga dengan keadaannya, dia menghampiri dengan menanyakan pertanyaan?
"Mbak baik-baik saja. Kenapa kaki mbak bengkak"
"Aku tidak apa-apa rin. Mana berkas yang mau aku ambil" Jawab Dera.
"Berkasnya ada ditangan Bos. Mbak Dera duduklah dulu. Saya akan panggilkan bos diruang rapat untuk kesini" Ririn menyuruh Dera duduk disofa. Dia lekas menuju ke meja kerja asisten bos untuk menelfon Bos.
Dera duduk disofa dengan rasa sakit yang makin menjalar. Di tatapnya Ririn yang sedang bicara ditelepon dengan Bos dibalik pintu ruangan asisten, nampaknya sangat penting pembicaraannya hingga membutuhkan waktu lama. Setelah Ririn selesai menelfon Bos, Dia keluar dengan wajah disenyumkan. Dia mendekati dera dan memberitahukan bahwa Bos sebentar lagi akan datang kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dera
HorrorDera memiliki kehidupan seperti layaknya gadis normal lainnya, memiliki profesi sebagai psikolog gadis penderita phobia. Namun pada suatu hari Dera ditugaskan disebuah rumah sakit terkemuka yang memiliki seorang pasien bernama Sara, Sara adalah pasi...