Resah. Itulah saat Dera mengingat tawaran tugas itu. Tak biasanya merasakan kegelisahan dalam diri oleh tugas dari atasan. Setelah Ratna pulang, rumah menjadi sunyi sepi tanpa prakata. Rasanya ia ingin masuk kekamar, lalu mengunci pintu dan berbaring dengan menikmati udara dingin yang dikeluarkan AC. Mungkin rasanya nikmat tidur nyenyak.
Bruk. Badan ini merebah dikasur bagai buah kelapa jatuh ke tanah, suara erangan kantuk mulai hinggap. Dera tersugkur hingga mata terlelap tidur, angannya melayang bersama mimpi-mimpi dan sebuah mimpi mulai datang, ia mulai menikmatinya.
Ketika Dera tertidur pulas. Rumah serasa bagaikan tempat penuh keheningan. Suara tetesan kran untuk pencuci piring mengeluarkan irama sedih, tetesannya membuat keheningan menyerupai kesedihan TES TES TES. Ruangan demi ruangan kosong menghembuskan angin beraura negatif, sepertinya ada yang tidak beres.
Jam didinding kamar Dera berdenting-denting hingga membuncahkan kuping. Dera bangun dan terkaget oleh mimpi buruknya, entah mimpi apa yang membuntutinya tadi. sepertinya ia butuh air minum. Ia mulai bangun dari duduknya, lekas berjalan menuju ke dapur.
Dera berjalan pelan menuju dapur. Mata masih lengket, badan masih lemas, serasa capek badan untuk aktivitas hari ini. Dera mengambil gelas dan mengambil air di dispenser, setelah air mengucur setengah gelas, ia meminumnya dan menatap kearah jendela luar. Kaget, itulah saat Dera mulai membandingkan antara hari sudah malam dan jam dinding masih menunjukan pukul 17.00 sore, saking kagetnya gelas ditangannya jatuh BRAAK.
Ketika sedang fokus melihat Jam, ia sekelebat mendengar anak-anak sedang bermain ular-ularan ditaman dekat rumah, nyanyian tembang jawa terdengar ditelinganya, membuat bulu kuduk Dera merinding. Dera menatap anak-anak yang sedang bermain, sungguh aneh dilihat, anak-anak itu bukanlah anak-anak pada umumnya. mereka bermuka bule keturunan belanda, rambut mereka putih, mata terlihat merah. Dera terkaget, apa yang dilihatnya apakah benar-benar nyata. ia mencoba lebih mendekat ke jendela kaca, semakin dekat melihat, semakin anak-anak itu merasa diamati. Anak-anak itu berhenti beramain, lalu mereka terdiam semua. Beberapa detik terdiam membisu, anak-anak itu menoleh ke arah Dera.
Dera yang menatap anak-anak belanda itu mulai panik dan terasa mereka mulai mendekat dan menyerang Dera. DARRR. Jendela kaca dihempas serasa akan pecah oleh sesosok arwah berbentuk awan abu-abu menyeramkan. Dera teriak ketakutan dan merasa kesakitan akibat kakinya menginjak pecahan kaca tajam. lalu dera terbaring pingsan. Saat itulah ia tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pagi........
Tok-tok-tok. Suara ketukan pintu terdengar samar dikuping Dera. Dera beranjak berdiri dari basahnya lantai berair, mencoba menguatkan diri walau rasa perih dikakinya terasa nyeri oleh sayatan kaca. Sayatan kaca. Oh....Dera makin kesakitan dan mengeram sambil jalan, jadi kejadian semalam adalah nyata dan bukan mimpi. Dera melihat jam didinding menunjukan pukul 07.30 pagi. Dera yang sempoyongan berjalan menuju pintu, mencoba berjalan sekuatnya agar tak roboh. sampailah didepan pintu ia membukanya.
Terlihat sesosok lelaki paru baya menanyakan sesuatu hal tentang kejadian tadi malam. Nampaknya lelaki paru baya itu sorang ahli keamanan dikomplek ini.
"Saya Bima, kepala keamanan baru dikomplek ini. Tadi pagi jam 06.00 pagi ada seorang ibu-ibu melapor kesaya bahwa dirumah anda terjadi suatu teriakan. Sebenarnya apa yang terjadi"
"Oh.... saya mungkin mengigau, karena mimpi buruk. Akhir-akhir ini saya mengalami mimpi buruk. Maaf telah menganggu warga komplek ini" Dera mencoba mengelak, ia tak akan jujur tentang hal yang tak masuk akal untuk diceritakan.
"Baiklah. Terimakasih atas kejujuran anda" Lelaki paru baya itu pergi begitu saja. lalu seorang ibu-ibu menghampirinya dan menanyakan sesuatu hal. Pria paru baya itu menjawabnya. mungkin jawaban lelaki paru baya itu kurang memuaskan ibu-ibu itu, ibu itu berjalan disamping lelaki paru baya sambil menoleh kearahnya dengan tatapan sinis.
Dera yang masih dirundung resah, hanya bisa menatap sayup ibu itu. lalu ia masuk dan menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dera
TerrorDera memiliki kehidupan seperti layaknya gadis normal lainnya, memiliki profesi sebagai psikolog gadis penderita phobia. Namun pada suatu hari Dera ditugaskan disebuah rumah sakit terkemuka yang memiliki seorang pasien bernama Sara, Sara adalah pasi...