2

3K 112 5
                                    

Rio berjalan medekati Ify semakin mendekat mendekat hingga sampai pada dinding tembok koridor Ify melotot melihat kelakuan Rio dan kurangajarnya kini muka Rio yang semakin mendekat ke arah muka Ify. teman – teman Ify hanya bisa berdoa agar Ify masih bisa pulang dengan selamat dan satu lagi dalam keadaan perawan. Anak buah Rio? jangan tanyakan mereka sama takutnya pasalnya baru kali ini mereka melihat Rio seperti itu. seperti ingin menerkam mangsanya.

Tidak Ify tidak panik, di Jepang Ify sering menemukan hal yang sperti itu cish sudah biasa melihat adegan ciuman langsung juga sudah biasa tapi tak pernah mempraktekan karena tak ada pasangan, eh bukan salah maksudnya Ify masih tau norma.

" yelah lo fikir gue bakal merem gitu? Terus lo kibulin? Gak mempan jauh - jauh lo! ada mrs. Ani noh" kata Ify santai Rio terkaget seketika ia celingukan mencari orang yang Ify maksud.

"gak ad........" kata Rio berbalik dan ternyata Ify sudah tak ada di tempat. Gadis itu seperti jini oh jini yang mempunyai kekuatan menghilang. Atau jangan – jangan tante kunti ntahlah semoga bukan.

" arrrrrrrrrrrrrrgghh,,, awas aja kena lo besok iblis mungil" dengus Rio kesal. Sedangkan kedua anak buahnya? Jangan tanyakan mereka tengah menahan tawa dan siap lepas kandas tapi lagi – lagi mereka masih menyayangi nayawanya.

@@@@@@

Ify pulang ke rumah dengan muka tiga L satu N, lelah, lesu, lemah dan ngenes. Mengapa? Gadis itu sudah lelah lesu lemas karena capai dengan kegiatan MOS yang kakak kelasnya sok – sok galak tapi giliran di goda sedikit langsung nyengir kuda. Mengesalkan bukan. Ngenesnya itu ia harus mencuci motor kakak kelas yang sampe sekarang Ify pun belum tau namanya.

"duh noh si item nama lahirnya siapa ye? Gimana gue bisa ngembaliin nih kunci kalo gue gak tau namanya? Apa iya gue minta sama shilla potonya terus gue print di atasnya kasih tulisan wanted?" dumel Ify bingung, gadis mungil itu mondar mandir tak jelas hingga tak terasa ia tiba – tiba menubruk seseorang

"ngapain? Pulang sekolah itu harusnya ganti baju ini malah mondar – mandir?" tanya sang ayah, Oliver.

"ayah kok udah pulang?" tanya Ify

"ayah mau ambil berkas yang ketinggalan"

"eh yah yah yah..." panggil Ify sambil menarik tangan Oliver

"kenapa hunny?" tanya Oliver dengan menggunakan panggilan sayang. yah Oliver mempunya panggilan sayang terhadap Ify ia biasa memanggil Ify dengan sebutan Hunny sedangkan memanggil istrinya dengan sebutan Dear.

"heheh" bukan menjawab tapi Ify malah menyunggingkan cengirnya seperti bayi ayam (?)

"why Hunny? Kamu gak ada niatan buat buang waktu ayah kan?" tanya Oliver

"minta duit tambahan dong yahh" kata Ify mengadahkan tangannya sambil memasang wajah memohon jika melihat ekspresi Ify mungkin siapa yang melihat akan gemas dengan muka babyfacenya.

"berapa?"

"gope?"

Oliver mengeluarkan uang koin dari dalam saku jasnya kemudian di berikan kepada Ify.

"hah? Ini mah dapet permen doang tiga yah"

"lho kamu minta gope kan?" tanya Oliver. Tidak Oliver bukan bodoh namun pria itu sengaja mengelabui Ify agar gadis itu mau memberi alasan yang jelas.

"bukan, maksud Ify lima ratus ribu"

"for?"

"ke diller motor hehe"

"apa yang kamu perbuat hemm?"

"banjur motor kakak kelas pake air kotor" jawab Ify polos.

Seketika Oliver melotot mendengar pernyataan Ify, arrrggghhh frustasi juga menghadapi anak seperti Ify tak di Jepang tak di Indo selalu membuat kerusuhan. Kenapa gadisnya itu belum juga mau bertaubat? Bukan uang yang di permasalahkan namun kelakuan anaknya itu yang di permasalahkan. Oliver tak yakin jika di Indo Ify tak akan memakan korban pasti ada saja yang kena layangan pukulan Ify Oliver yakin sangat yakin.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang