17

2.4K 71 0
                                    

Gabriel dengan sengaja mendorong guci berukuran sedang terbuat dari keramik dan harganya mencapai sepuluh juta di biarkan pecah begitu saja. Kakeknya membentak Gabriel namun tak di hiraukan justru Gabriel membanting pintu dengan keras hingga terdengar sampai bawah. Para pelayan sudah sigap membereskan pecahan guci.

“kamu lihat? dia malu punya ayah waria sedangkan dia adalah brandal sekolah! mau taro dimana muka dia Stev? Tinggalkan duniamu atau saya coret namamu dari daftar keluarga Erlangga” kata kakek Gabriel.

“semua butuh proses pah. Aku belum bisa tinggalin duniaku” kata Stev kemudian berlalu melangkah meninggalkan rumah mewah itu.

Kakek Gabriel terdiam sembari memandangi anak tunggalnya yang begitu kokoh mempertahankan fisik warianya. Kakek Gabriel tak ingin memaksa anak tunggalnya itu untuk berubah namun ia ini jika anaknya itu melihat bagaimana kepedihan Gabriel selama ini, ia ingin anaknya mengerti sendiri bagaimana Gabriel selama ini. biarlah keadaan yang mengubah ia yakin semuanya akan berakhir indah tanpa adanya paksaan.

@@@@@@

Keesokan hari sekolah di hebohkan dengan foto Ify, Via, Rio dan Alvin yang tengah besenang – senang di alun – alun. Mereka begitu bergembiran bahkan di situ ada foto Alvin dan Via yang tengah memegang boneka besar di beli olh Alvin sendiri. Rio memberika gula – gula yang besar dan di makan oleh Ify. semua kaget? Tentu saja bukan karena Rio Ify atau Alvin Via melainkan ada salah satu foto Rio Alvin yang sedang duduk berdua sambil tersenyum. Padahal antero sekolah tau jika Rio dan Alvin orang seling berkelahi sengit di sekolah dan langgan masuk BK.

Rio mengamuk pada Ify namun tak Ify hiraukan siapa peduli dengan amukan sontong. Memangnya kalau sudah di hapus kehebohan akan berhenti sampai situ saja? Tidak akan mungkin. anak – anak pasti sudah menyimpan di handphone mereka untuk mengabadikan kejadian langka ini.

“heh jangan pernah ngira kalo gue seneng foto sama lo busuk!!”

“lo fikir gue seneng?” tanya Alvin balik.

“lebih baik lo urus anak buah lo yang masih galau itu?” ujar Alvin.

Rio tak terima lalu mencengkram kerah seragam Alvin dengan kasar dan mendorong Alvin hingga sampai tembok dan membuat Alvin tak mampu bergerak lagi. seperti biasanya Alvin diamkan saja perbuatan Rio toh antalan dia adalah menonjok satu sampai tiga kali lalu pergi.

“apa maskud lo hah!!”

BUGHH

“MARIO? ALVIN!” teriak pak Lingga guru bahasa Inggris kelas 12 yang usianya masih seperti pak Gibran namun mukanya seperti ngondek di behel pula. Baiklah perbandingan yang sangat jauh jika di bandingkan dengan pak Gibran yang gagah dan mempunyai badan sispack.

Rio menghentikan aksi tonjoknya dengan Alvin ketika Alvin mulai lemas. Sudah kepalang Rio dan Alvin tidak bisa menutupi semuanya dari pak Lingga karena Alvin sudah babak belur dan seragam Rio yang sudah kotor beberapa kali di dorong oleh Alvin mengakibatkan Rio tersungkur Alvin juga sempat memberika dua tonjokkan pada Rio karena reflek.

Kebiasaan indah kembali di bawa ke ruang BK dan berhadapan dengan ibu indri yang bohai. Mungkin kali ini mereka akan lebih banyak diam. Males bicara luka masih seger – segernya. Kalau Alvin jangan di tanya dia lebih pasrah jika masuk BK. Toh tak akan di keluarkan juga karena perintah papah Rio yang tak membolehkan Alvin keluar dari sekolah itu hingga lulus.

“tadi malam baru saja kalian mesra – mesraan di instagram. Sekarang malah main tonjok – tonjokkan. Itu muka atau kanvas hah?” geram bu Indri

“ibu ababil lah. Tadi ya tadi malam ya malam jadi ibu mau tadi atau mau malam.”

“kamu lawan saya hah?”

“saya kan membenarkan apa yang di katakan ibu. Masa ibu gak terima. Ilmu kan harus di sebarkan dengan baik dan luas. Yakan Vin” kata Rio alasan meminta persetujuan Alvin.
“hmm” Alvin menengok ke arah Rio dengan tatapan malas kemudian berdehem. Apa – apaan Rio ini mencari alasan lalu mengaitkan dirinya.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang