25

2.2K 78 9
                                    


"baiklah. Kami akan bawa mereka. dan kalian silahkan bawa pacar - pacar kalian ke rumah sakit. semoga kalian tidak ada yang menjomblo" kata salah satu polisi

Tunggu, mereka anggap ini adalah sebuah bentuk ejekan. Wah bener ini si polisi minta di bantai keadaan genting seperti ini mereka malah mengejekjangan mentang - mentang polisi seenak udel mau ngejek anak orang. Rio, Cakka, Gabriel dan Alvin malas untuk meladeni hinaan polisi jadilah mereka membawa Ify, Via, Shilla dan Agni pergi dari tempat tersebut.

Ketika Alvin tengah menunggu Via, telefonnya berdering dan di sana tertera nama pak Gibran yang sudah pasti mencari keberadaan anak ketemu gedenya itu. benar saja bukan Pak Gibran mencari Via. sebenarnya Alvin tak mau memberi tahu keadaan Via seperti apa, namun mau tak mau memang orang tua Via wajib tau entah akan marah atau tidak yang pasti jika di sembunyikan pun hasilnya tak akan baik.

Tak menunggu waktu lama, orang tua Via, Ify sudah datang. Gabriel dan Cakka berusaha untuk menghubungi keluarga Shilla dan Agni namun tak ada hasil yang mereka dapatkan.

"gila ya ibunya Shilla bener - bener gak bisa di hubungi. Mereka gak khawatir apa?" keluh Gabriel.

"sama kayak Agni" kata Cakka melemas. Jujur baru kali ini Cakka menaruh rasa Iba pada seseorang. wanita pula. Juga orang yang pernah mempermalukannya di depan banyak orang.

"gue rasa Agni yang harus di hubungi kakaknya aja. atau kalo gak ada no kakaknya lo telfon kak Arian. Dia pacar kakanya Agni" saran Alvin.
yakkk inilah kebodohan Cakka, memang benar juga kata Alvin. selama ini Cakka kan melihat Agni sering dengan kakaknya saja, orang tuanya tak tau kemana. Cakka tak pernah mendengar isuh - isuh tentang orang tua Agni.

Sementara yang lain masih menunggu dokter yang tengah memeriksa keadaan mereka, Alvin menarik lengan Rio menjauh. Awalnya Rio menolak namun ketika Alvin mengatakan bahwa ia ingin bicara sesuatu yang penting mau tak mau Rio akhirnya mengalah.

Alvin dan Rio sampai di taman belakang yang memang lumayan sepi oleh orang - orang paling hanya beberapa saja yang lewat. mungkin jika Ify dan Via yang ada di sana mereka akan teriak - teriak alay ketakutan.

"apa?" tanya Rio dengan nada sinis,

padahal beberapa menit yang lalu Alvin dapat melihat sifat Rio yang dulu, Rio juga bukannya sempat menolong Alvin bukan? Tapi Alvin dapat memastikan bahwa ini adalah hari terakhir Rio akan mengecap dirinya sebagai penghianat, walaupun sifatnya memang susah untuk kembali menjadi sosok Rio yang baik hati. Setidaknya Alvin baikan dengan Rio.

"gue lelah untuk jelasin semua ke lo tentang dua tahun lalu. semoga kita bisa baikan dengan surat ini" kata Alvin. mengeluarkan secarik surat dari dalam sakunya.

Kertas kuning itu? itu adalah kertas dalam note yang Rio buatkan khusus untukwanitanya dua tahun lalu, kertas itu hanya satu. Dan tak mungkin ada pencetak yang menirunya karena di dalam kertas itu terdapat sebuah tanda cinta mereka.

"lo mungkin mengira bahwa kertas ini ada yang niru kan? tapi gue yakin lo gak akan mengelak sama tulisan di dalamnya" jelas Alvin lagi. Rio tak basa - basi langsung membuka kertas itu. iya benar ia tak akan mengelak itu tulisan Amanda, tulisan yang begitu rapih dan kecil - kecil.

"kak, jangan marah sama kak Alvin, demi Allah manda gak ada hubungan apapun sama kak Alvin. dia Cuma mau temenin Manda yang kesepian, jujur Manda sedih kakak tinggalin Manda bahkan kakak jalan sama cewek lain. Manda sedih pas kakak gak mau luangin waktu kakak buat temenin manda. Kakak tau gak? Padahal itu permintaan terakhir Manda. Jujur Manda marah pas kakak jalan sama cewek lain, Manda drop banget Manda ngerasa jadi cewek gak berguna gak bisa buat kakak bahagia bahkan lemah banget. Tapi sahabat kakak itu yang bilang kalo Manda harus terus bertahan buat cinta sama kakak sampai manda benar gak kuat. Oh iya kakak pernah kan janji sama Manda? Dan kakak belum sempat laksanain janji kakak ke Manda? Manda juga lupa bilang sih permintaannya apa. sekarang Manda mau kakak tepatin janji itu. kakak baikan sama kak Alvin ya. setidaknya Manda bisa tenang tinggalin kalian kalo kalian baikan jadi sahabat lagi" Rio membaca surat itu dengan tangan yang mulai gemetar.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang