9

2.7K 64 0
                                    

Rio tak memperdulikan perkataan Ify tadi bahkan kini Rio menarik tangan Ify lagi hingga mereka sampai di ruang guru. Siapa lagi jika bukan di ruangan bu Niar, Ify hanya diam berusaha mencerna apa yang akan di perbuat Rio. mampus – mampus mati saja kau Ify,.. Rio pasti akan mengadukan perbuatan Ify.

"Bu, saya tau Ibu panggil saya karena buku yang isinya ngejek kan bu?" tanya Rio

"bagus Rio kalau kamu tau"

"bukan saya yang ngelakuin Bu, tapi dia. Ify kemaren dia kan bawain buku kelas saya nah dia sengaja " ucap Rio. Ify mendongak dan melotot. Rio tersenyum pada Ify penuh kebengisan dan pembalasan dendam.

"sudah – sudah. Kalian ibu hukum karena. Ify ibu udah liat cctv sekolah. dan kamu Rio kesalahan kamu adalah karena kamu memberikan jawaban sama Cakka dan Gabriel jadi saya juga hukum kamu" kata Bu Niar

"saya sudah memberikan wewenang kepada pak Hafidz untuk menghukum kalian"lanjutnya.

Tentu saja itu sudah menjadi kesialan untuk mereka. Terutama Rio karena jika saja Ify tak berbuat maka Rio tak akan kena imbas juga, niatnya ingin menjebak Ify namun malah ikut kena juga!.

Terpaksa lah mereka berdua di seret ke lapangan volly yang terletak di belakang sekolah dan mempunyai lebar subahanallah satu kali putaran saja bisa membuat badan keringetan seperti orang mandi.

"sesuai amanah dari bu Niar. Saya di suruh menghukum kalian berdua, saya fikir di sekolah ini yang bengal hanya Rio dan teman – temannya ternyata ada juga penerus kamu Rio, cewek pula" kata pak Hafidz. Ify yang d sindir hanya misuh – misuh tak jelas.

"udah deh pak jangan ceramah mulu, hukumannya apaan? Bisa item saya ntar" sambar Rio malas – malasan

"lo kan emang udah item" sembur Ify dengan nada yang amat polos dan jika kalian menjadi Rio dan mendengar perkataan Ify tadi pasti ingin sekali membunuh Ify di situ juga, nadanya memang polos tapi kata – katanya menusuk hati. Bahkan pak Hafidz pun turut terkekeh dengan pernyataan Ify tadi.

"awas lo iblis" bengis Rio. Ify memeletkan lidahnya tanda mengejek dan di hatinya bersorak Ria karena ia merasa menang.

"sudah diam kalian berdua! Sekarang lari lima putaran lapangan ini!" perintah pak hafidz. Keduanya melotot dengan perintah pak Hafidz.

"struk saya pak lari lima putaran. Saya kan cewek kurangin lah paakkk.. masa gak ada keringanan buat saya" keluh Ify meminta penawaran pada pak Hafidz.

"kamu itu pria yang terperangkap dalam tubuh wanita Shirelify Thalita Albert"

"wah bapak sembarangan aja kalo ngomong. Saya wadulin ortu saya tau rasa" timpal Ify kesal. Bathin Ify ada saja guru yang seperti ini menghina murid. dua – duanya pula yang di Hina.

"buahahahhahahahahhahaha" gelegar tawa Rio membuat gendang telinga Ify hampir hijrah dari tempatnya.

"diem deh lo! ketawa kayak petasan rombeng aja sok – sokan"

"di dari pada dagu lo kapasitas berlebihan"

"heh gak usah ngehina fisik deh lo! gue congkel juga gingsul lo!"

"diamm atau saya tambah hukuman kaliannn! lakukan sekarang perintah saya atau saya tambah hukuman kalian!!" lerai pak Hafidz.

Akhirnya mereka pasrah juga dan mengikuti kemauan guru dari pada di ancam panggilan orang tua, kalau Rio santai saja toh dia sudah biasa bundanya silahturahmi dengan bu Indri. Jika Ify? terimakasih ya Allah Ify gak mau kena amuk ayah bundanya terutama sang ayah yang kalau marah itu menyeramkan, bukan ngamuk seperti orang kesurupan melainkan ia akan mendiamkan Ify seolah – olah tak perduli dengan Ify, bagi Ify ia lebih baik di suruh lari keliling lapangan seperti ini di bandingkan di diamkan oleh sang ayah.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang