32

2.5K 84 17
                                    

Kalo ada typo - typo maaf yaa. Maklum ngetik di hp

"Taruhan" kata Rio.

"Eh petir pikacuu. . Adohh taruhan apa lagi" jawab Ify frustasi. Ini kenapa hidup Ify gak bisa jauh sehari aja apa yak dari taruhan

"Ikut Gue" Rio menarik tangan ify lalu pergi dari atap itu.

Ify berusaha berontak. Maksud Ify bukan dia gak mau ikut taruhan tapi ya nariknya biasa aja bisa gak itu tangan udah kecil di tarik - tarik kayak guguk kan sakit. Ify meringis Rio gak peduli sama Ify yang penting nyampe kelas.

"Pertama gue yakin ini kelas kita berdua" pernyataan pertama meluncur dengan pdnya dari mulut Rio. What the... Kita?? Amit - amit pait dah bilang kata kita! Itulah yang ada dalam pikiran Ify.

"Kedua, gue dan lo bakal duduk di tempat ini. Entah lo di sebelah mana - mananya" pernyataan. Kedua muncul kembali dari mulut Rio. Rio menunjuk ke arah barisan ketiga dari depan pojok kedua sebelah kanan

"Heh lo mau banget apa duduk sama gue?? PD banget. Idiiiiih" sergah Ify mukanya ogah - ogahan.

"Namanya juga taruhan" jawab Rio datar. Kebanyakan main sama Alvin jadi gini datar mukanya udah kek papan tulis.

"Halaaaahhh paling lo udah dapet bocoran dari guru" timpal Ify.

" cih.. Gue berani di Kasih kutukan hamil kalo gue bohong" ketus Rio kemudian berlalu pergi meninggalkan Ify.

Ify cuma melongo. Lah dia kan cowok mana bisa hamil?? Ini terus apa Ify di tinggal sendirian di ruangan kosong? Mana koridor sepi banget. Ify celingukan kaya anak kehilangan ibunya.

'Lah gue sendirian. Huaaaaaaaaaaaaaaa bunda ada setan gak yaa' Ify merinding nahan cepirit juga terus lari dari tempat itu.

"Sialan lo markonaaaaaaaaah!!" teriak Ify tak terima. Ia berlari kencang ketakutan layaknya di kejar mbah kunti demek. Ify masuk kedalam kelas dan masaya Allah itu kelas berisik banget udah lebihin pasar malem. Sumpeehhh gak bohong Ify jadi puyeng. Ia liat Deva yang lagi main perang - perangan bareng Ray. Shilla, Via dan Agni yang sedang ngegosip sambil nyemil belum lagi..

Tunggu suara apa itu.

"Maksud lo apa sih ca? Tadi lo nyuekin gue terus sekarang lo malah dua - duaan sama Irsyad" tanya Ozy tak terima namun masih dalam suara santai.

"Aku cuma mau bantuan dia buat liatin al - quran aja Zy. Gak ada maksud apa - apa" jawab Acha.

"Ya tapi lo gak harus cuekin gue juga dong Cha lo anggep gue apa sih sebenernya? Emang harus banget sama Irsyad? Lo gak ada gitu minta bantuan gue?" tanya Ozy. Entah kenapa saat ini untuk pertama kalinya ia kecewa dengan Acha.

"Emang lo bisa baca Al - quran" tanya Irsyad.

"Maksud lo apa? Lo nanya apa ngejek gue?" Ozy tak terima. Ia menarik kerah Irsyad hingga membuat Irsyad berdiri.

"ozy kamu apa - apaan sih?" Acha berusaha untuk melerai pertengkaran mereka.

Ozy melepas cengkramannya hingga Irsyad akhirnya duduk kembali ditempatnya.

"Gue emang brandal. Tapi bukan berarti gue gak bisa. Gue hanya gak mau memamerkan sesuatu yang gue anggap bisa menjadi riya" kata Ozy dingin lalu pergi.

Ify terus memandangi pertengkaran Ozy, Irsyad dan Acha. Ia tau itu hanyalah ego kecemburuan Ozy tapi bukan maksud hati ia membela Ozy namun jika Ify berada di posisi Ozy pasti akan sakit hati. Secara tidak langsung ia menganggap bahwa Ozy tak bisa dan ia tak mempercayakan kekasihnya sendiri. Ify sendiri tau Ozy bisa membaca Al - quran bahkan dengan sangat baik dan merdu. Waktu itu Ify sempat ingin sholat di mushola sekolah dan ia menemukan suara merdu yang membaca Al - quran setelah ia menelaah ternyata yang membaca adalah KM blangsak. Ya Ozy itu.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang