18

2.2K 63 0
                                    

kicep. Kalo Via udah ngamuk mending diem dia kayak renternir yang utangnya gak di bayar – bayar omongannya sampe ke ulu hati mukanya kayak iblis yang kelaperan. Matanya yang terus natap Ozy seolah Ozy itu makanan yang lezat untuk Via.Gibran diam. Seolah perkataan Via itu mewakili apa yang pernah ia lakukan padanya dan pada ibunya. Gibran ingin sekali melontarkan kekesalannya pada tembok di sampingnya. Namun tak mungkin ia lakukan. Gibran hanya terbawa prasaan. 

“dalam hitungan ke lima kumpulkan” ucap Gibran.

Dan semua murid kelabakan karena soal banyak yang belum di kerjakan. Bahkan mereka tak peduli dengan pak Gibran yang berteriak jangan mencontek. siapa yang mau dapat nilai kecil saat ulangan? Pantat Ozy sudah nungging – nungging membelakangi Ify tak terima pantat tepos Ozy tepat berada di muka Ify yang sedang duduk Ify dengan sadisnya memukul pantat Ozy dengan penggaris besi. Penggaris besi pemirsahh kalo di pukul pake itu benda sakitnya naudzubilah setan. Tapi Iblis macam Ify tak kenal dengan sakit yang penting senang.

“satu” pak Gibran mulai menghitung. Murid tak merespon
“Dua” kecepatan mencontek makin bertambah
“tiga”keringat dingin membasahi seragam
“empat” muka merah padam
“lima” murid pasrah.

Pak Gibran mulai berjalan ke luar kelas dan saat di ambang pintu semua murid menerjang pak Gibran dengan mengumpulkan kertas ulangan yang di isi paling Cuma setengah.

Ujian hidup memang selalu menerpa kelas X A yang muridnya sableng tapi tingkat kepintarannya jangan di ragukan lagi. hingga membuat guru – guru hanya bisa geleng kepala ketika nilai mereka hampir semua tak ada yang di remedial ketika ujian. Guru – guru juga sempat berfikir di kasih makan apa mereka sampai bisa seperti itu.

Bu sukanti guru Kimia masuk ke dalam kelas dengan muka sangar, murid – murid makin sengsara karena PR banyak yang belum selesai. Ya suruh siapa memberi tugas seperti menangani orang kesurupan. Kalo punya tangan sepuluh tak apa tapi mereka punya tangan dua dan jari yang sepuluh.

Ozy, Ray Deva komat – kamit tak jelas berdoa agar bu sukanti lupa dengan Prnya. Tapi sepertinya ingatan bu Sukanti masih kuat sehingga mereka hanya bisa sengsara dalam diam dan berharap semoga besok papahnya Rio segera memensiunkan bu Sukanti sehingga mereka bisa berperstapora dalam kelas.

“ibu mendapat informasi kalau kalian mengerjakan PR di sekolah! sekarang ngaku siapa yang mengerjakan PR di sekolah!!” ucap Bu Sukanti sambil muncrat – muncrat. Sial, bu Sukanti tepat berdiri di meja Ray. Ray berulangkali mengusap mukanya akibat muncrat di muka Ray. Ify , Via, Ozy, Deva dan yang lain menahan tawa akan penyiksaan tak langsung di hadapi Ray.

‘innalillahi. Tolong Hamba ya Allah’ dalam hati Ray bergumam agar mendapat pertolongan.

Semua murid menatap Indah si murid sok pintar dan sok polos. Mereka sudah tau pasti Indah yang melapor. Lihat saja akibatnya mereka bersumpah akan membuat Indah tersiksa dalam kelas ini. mentang – mentang sudah selesai dan mengerjakannya di rumah ia malah seenaknya mengadukan pada bu Sukanti.

Satu persatu murid maju dengan tampang sok sengsara padahal dalam hatinya mereka senang pasti akan di hukum berjamaah dan tak belajar. mereka memberi alasan satu persatu pada bu sukanti.

“aduh bu prnya banyak banget”
“lupa bu”
“pulpen abis”
“emang ada pr ya bu”
“bukunya ilang”
“Ify kamu itu kalau mengerjakan PR di rumah bukan di sekolah. mengerti tidak. Apa – apaan kamu ini” apes banget kan giliran Ify di marahin abis – abisan.
“iya bu maaf soalnya saya udah nganggep kalo kelas itu rumah sendiri. Makanya ngerjain PR di sini” jawab Ify.

semua murid menahan tawa sedangkan bu Sukanti sudah merah padam akan jawaban gadis iblis ini. Bu sukanti dengan kesetanan menyuruh murid – murid keluar dan menghukum mereka membersihkan lapangan dan membersihkan toilet. Mereka sukarela membersihkan karena tau habis ini adalah istirahat. Selesainya pekerjaan mereka bersamaan dengan bunyinya bel istirahat. Ozy, Deva, Ify, Via, Agni, Ray dan Shilla sudah tepar di rerumputan dekat taman untuk istirahat sejenak. Tapi Ray dan Deva sudah molor dan mimpi indah.
“lo tau gak bro gue kemaren ke pasar nyari  burung tapi gue malah di usir”
“emang lo nyari burung apaan?”
“angrybird”
“saitonnirrojim. Itu permainan bego” reflek Via. Ify sudah mengambil ancang – ancang untuk melempar sepatunya ke kepala Ozy. Ify heran sebenernya kada kepintaran Ozy itu berapa sih? emaknya kasih makan apa coba? Heran.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang