13

2.3K 68 6
                                    

Gabriel meminum sedikit jus yang Rio minum barusan. Busettt rasanya pedas pait manis kayak permen nano - nano. Eh tunggu paitnya dari apa? kalo pedas pasti dari sambel kalo manis pasti melihat muka Gabriel salah maksudnya dari gula. Tapi ini pait? Rio merebut kembali jus yang ada di tangan Gabriel kemudian mencium bau jus itu. kayak ada bau obatnya.
"mati Lo iblisss" bengis Rio. Cakka langsung memberikan air teh pada Rio yang masih kepedasan. Argghhhh pasti Ify sudah tau kelemahan Rio adalah tak bisa di kasih sambali jika di kasih sambal sedikit saja ia pasti akan mules - mules tak jelas.
"boss lo mau kemana?" tanya Cakka.
Benar seperti rencana Ify jika Rio akan mulas - mulas tak jelas dan sudah pasti akan tersiksa. Siapa dulu? Shirelify di lawan.
Setengah jam Rio berada di toilet sambil mengeluarkan hajatnya yang telah menyiksa perut Rio. sialan memang si Ify. ketemu? Tamatlah riwayat Ify. tapi jika berhasil biasanya Ify akan lolos dan akan membalas kembali perbuatan Rio dengan segala macam cara.
Sedangkan Rio di toilet buang hajat sambil mikir gimana caranya gerjai Ify, tapi Gabriel dan Cakka setia menunggu Rio di depan toilet pria sambil mondar - mandir kayak setrikaan konslet (?) macam menunggu Rio melahirkan sambil ngeden - ngeden. Ia sih memang ngeden - ngeden tapi yang di keluarkan bukan bayi melainkan kotoran yang akan di simpan di sepiteng. *bahas apaan sih gue*
Tak lama Rio keluar dari toilet dengan muka yang merah padam. Bayangkan mukanya sudah hitam di tambah merah? Menyeramkan atau malah semakin tampan?
"boss gimana keadaan lo?" tanya Gabriel
"gue gak papa. Cari Ify!" perintah Rio.
Rio sampai di kelasnya. Hari ini guru - guru sedang rapat maka dari itu semua kelas jam kosong sampai jam pulang. ntahlah gurunya membicarakan apa yang pasti murid - murid senang dan yang pasti murid - murid berdoa agar besok rapat juga biar tak belajar. Anak jaman sekarang siapa coba yang berdoa untuk belajar? sekalipun yang pintar mereka menginginkan bebas dan lebih memilih untuk bermain di kelas. atau tidur di kelas?.
"bentar boss gue ke kelas dulu ye?" ucap cakka
"serah"
Rio mendobrak pintu kelas Ify dengan kasar. Iyalah kalo lembek bukan Rio namanya tapi banci taman lawang yang lagi akting jadi preman.
"mana Ify?" tanya Rio dengan garang. Seketika itu juga aktifitas mereka yang sedang pacaran di kelas yang sedang molor sambil ngorok yang sedang tertawa bahkan yang sedang bermain pun terhenti dan semuanya menatap Rio yang mencari keberadaan Ify.
"ya Allah lindungi sahabat hamba Ya Allah" doa Ozy pelan
"Ify lag..." kata - kata Acha terhenti ketika Ify datang dan berdiri tepat di samping Rio dengan tampang watadosnya. Ify gituloh mana bisa takut sama Rio? takut juga Cuma sebentar terus lawan lagi.
"apaan?" tanya Ify.
Tanpa omongan apapun Rio langsung menjambak rambut Ify yang di ikat oleh sang bunda agar tak berantkan. Siaul Rio, kuncir Ify lucu bin gemesin gini di jambak, sambil di geret pula agar Ify mau ikut dengan Rio. Sampai di koridor yang sepi, Rio mengunci Ify di pojok agar gadis itu tak kemana - kemana. Rio menonjok tembok dengan garangnya tanpa merasakan sakit.
"lo kasih apa ke minuman gue hah?" tanya Rio.
Ify malah sok - sokan mikir dan mengingat kejadian apa yang telah Ify perbuat saat istirahat tadi. Ify meletakkan tangannya di pelipis untuk mengingat seperti sok - sokan mikir. Yaakkk Ify lama mikir, Rio mulai emosi. apa maksudnya? Dari tadi serius tunggu Ify jawab tapi Ify malah cuek bebek.
"apa ya?" pikir Ify
"albert!!!" Rio mulai kesal dan menyebutkan nama marga Ify dengan lantang. Apa yang Ify lakukan? Ia mulai tersadar dan langsung menatap Rio bengis.
"hendra (Hendrawan : marga Rio) sialan lo!"
"eh nama marga lo kok gitu yak? Baru tau gue? Kek gak asing deh sama nama hendra gue"
"sekali lagi lo sebut nama Hendra gue gak segan - segan untuk cium bibir lo sampe habis!"
"Mariyemm bu Maria" histeris Ify.
Rio menengok ke samping den memang benar ada bu Maria sedang berjalan dengan sangarnya dari ruang rapat menuju kantor. Mungkin saja ada berkas yang ketinggalan. Hal ini justru di gunakan Ify untuk mencari kesempatan kabur.
"jangan lupa minum ya obat lo!!!" teriak Ify yang ternyata sudah jauh berada di pengkolan kelas sepuluh. Rio sendirian dan dalam keadaan jones. Gabriel? Ntahlah dia tiba - tiba ngilang. Cakka? Dia sedang ada di kelas katanya mengambil sesuatu. Bodoh jika Rio mau menunggu Gabriel dan Cakka yang terus berada di sini. Rio pergi ke arah parkir dan kabur terang - terangan lewat gerbang depan. Satpam? Peduli apa? sogok saja dengan sebungkus roko. Pasti langsung di bukakan.
"gue yang bakal buat lo minum obat setiap hari iblisss" geram Rio pada Ify.
Rio kembali ke kelas dengan keadaan kesal. Heloooooo sumpah demi apapun hidup Rio seakan tak pernah tenang dengan hadirnya Ify di sekolah ini. oke Rio pertahankan dirimu untuk menjadi pentolan sekolah yang di takuti oleh banyak orang dan jangan khawatirkan Ify, ancaman gadis itu hanya satu. Ciuman!
@@@@@@
Agni tengah bersiap untuk melakukan gerakan - gerakan yang telah di ajarkan oleh pelatih mereka. Lagu beat yang pantas untuk dance chers telah berbunyi dan gerakan mereka memang telah bagus hanya perlu di mantapkan saja. Kesal! Tiba - tiba lagu itu berhenti dengan sendirinya dan membuat siswa yang ikut chers bersorak kesal. agni mencari tau apakah sekarang mati lampu? Atau sekolah belum bayar listrik? Busettttt sekolah elite macam apa yang listrik belum bayar?
"aahhhh ya ampun gillaaaaa cool banget huaaaa cakka.. mau dong jadi pacar lo!" histeris teman Agni.
Cakka, Cakka, Cakka, Cakka. Kampret berarti yang berbuat ulah adalah Cakka. Ini tidak bisa di biarkan, kenapa sih harus ada orang semacam Cakka dan gengnya di dunia ini? ya Allah ampuni lah mereka. Mungkin itulah yang sedari tadi Agni kesalkan.
Agni berjalan menuju dimana manusia sinting itu berada. Mengganggu orang saja, tidak tau apa jika pertandingan akan di mulai satu bulan lagi. dan itu bukan waktu yang lama!. Agni menghampiri Cakka dengan muka yang begitu jutek dan dingin. Cish dia fikir dia siapa untuk di takuti?
"ada keperluan apa lo kesini?" tanya Agni.
"gue mau minta lo semua balik gabung sama basket" jawab Cakka dengan lantang
"untuk?" tanya Agni.
"untuk menyelamatkan repotasi basket? Iya? Untuk di puji dengan semua orang? Supaya nama kalian itu tetap tenar dan bagus?" lanjut Agni. Menghardik Cakka.
Tak ada satupun anak Chers yang berani berkata jika Agni sudah marah. Sungguh Agni adalah gadis yang sangat baik namun jika marah dia bukan lagi gadis yang baik dan menyenangkan ia bagaikan singa yang kelaparan dan akan mencari mangsa apapun tanpa memandang siapa dan apa yang penting semuanya terlampiaskan.
" dengar tuan Nuraga. Jangan meminta pada kami hanya untuk memuaskan keinginan dan kesenangan anda! Karena kami bukan wanita murahan seperti yang anda lontarkan! Karena pada dasarnya belum tentu anda bukan pria murahan!" tukas Agni. Kini Cakka diam.
"lo menghina gue?" hardik Cakka dengan muka yang sudah merah padam dan siap untuk meledak.
"dan lo ngerasa?" tanya Agni santai.
"whatever. Gue Cuma mau lo semua balik gabung sama basket untuk melengkapi persyaratan" ucap Cakka kemudian berlalu menginggalkan Agni dan anak chers lainnya.
"jadi gimana Ni?" tanya Varisha
"kita tunggu kak Arian dateng aja deh" jawab Agni.
Agni, duduk di latar taman untuk beristirahat dan mencerna semua perkataan yang sudah di lontarkan untuk Cakka. Agni tau perkataannya itu kasar walaupun Cakka orang yang kasar tapi tak seharusnya Agni mengatakan hal itu pada Cakka. Ya Allah Agni benar - benar khilaf tadi.
@@@@@@
Rio mengendarai motornya dengan santai, ide jahilnya mulai muncul ketika seorang gadis tengah sendirian di jalanan, Rio tau Ify tengah menunggu sang ayah yang belum juga kunjung datang. Sebenarnya ia sangat kesal dengan perbuatan Ify, dan ingin sekali menyeruduk Ify dengan motornya. Kan cocok tuh motor Rio warna hitam sedangkan tas Ify berwarna merah. Berasa banteng mau nyeruduk kain merah. Tapi karena Rio baik lebih baik tak usah saja.
Rio mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi, setelah cukup jauh Rio meninggalkan Ify dengan malangnya Rio harus berhenti di tengah jalan. Si iblis itu ikut berulah juga bahkan lebih menyebalkan karena banyak paku - paku kecil yang menancap dengan indah dan tanpa dosanya di ban motor Rio yang cantik padahal kemaren sudah di make up maksudnya baru saja Rio merelakan motor cantiknya di bengkel masa sekarang masuk salon lagi? masa Rio Cuma tidur sama kuncinya? Lah?
"motor lo kenapa? Bhahahahahahahhaahhahaha" tawa Ify dengan hinanya.
Rio hanya mendengus kesal atas perbuatan Ify yang kurangajar. Oke ini yang kurangajar sebenarnya siapa? Ify atau Rio? dua - duanya mungkin karena semuanya imbas Ify telinga yang sakit Rio motornya yang sakit (?)
"gak usah ketawa lo!!!!" bengis Rio masih rajin mengambili paku yang manancap kejam di ban motor cantiknya.
"ada pentolan sekolah yang katanya kece, cool, berani, gantengnya tumpah - tumpah tapi malah ngemper di tengah jalan? Butuh receh berapa mass??" ejek Ify.
"kok lo di sini? naik sepeda pula?"
"heh sendal firaun! Lo lupa? Ini kan depan komplek gue?" Rio melirik Ify bengis. Tapi Ify malah menyenderkan tangannya di setir sepeda dengan sok - sokan malas.
Rio bangkit kemudian mengisyaratkan agar Ify pergi dari sepedanya. Namun ify tidak peka dia malah menatap Rio bengis.
"heh behel naga! Lo bisa pindah gak? Duduk di belakang sono!"
"maksud lo? lo mau nyetir gitu?"
"kaga!! mau buang nih sepeda sekalian buang yang punya juga"
"idiiiiiiiiiiiiiih nipak lo bilang baek - baek kalo mau numpang"
"oke ibu shirelipy thalitambang anaknya bapak albert bolehkah orang yang tengah sengsara ini numpang naik di sepeda anda?" tanya Rio sealus mungkin dan ingin sekali Ify muntah - muntah di situ. Berasa guru bahasa indonesia yang mendikte muridnya pelan dan banyak jeda.
"bahahahahahahhahahaha lagi Yem lagi mau gue rekam! " gelegar tawa Ify
tuinnggggg
Rio menoyor Ify agar Ify berhenti tertawa dan benar saja Ify langsung mingkem bahkan tangannya kini yang aktif mengelus kepalanya.
"lo noyor aja kek orang jitak! Sakit pea kalo ubun - ubun gue lembek gimana?"
"masukin freezer biar keras!" jawab Rio santai masih mengotel sepeda Ify dengan sekuat tenaga.
"kok kaga masuk komplek?" tanya Ify
"masuk sono beliin gue minum!!" perintah Rio ketika mereka sampai di depan minimarket.
"enak ajaaa emang gue budak lo!"
"inget gue lagi sengsara. Nolong orang sensara itu dapet pahala. Nah kalo lo gak tolong gue mau lo gue sumpahin jomblo seumur hidup? Doa orang sengsara itu cepet terkabul tau gak!!" ancem Rio.
"awas lo Yem. Tunggu waktu sengsara gue. Gue sumpahin lo makin item. Gingsul yang lo jadiin jimat copot" maki Ify ketika berjalan memasuki minimarket.
"gak usah ngedumel lo. udah cepet gue aus banget nihhh!!!" perintah Rio santai sambil mengelus - elus tenggorokan yang sudah keringetan. Iya keren untuk wanita tulen yang melihat Rio seperti itu tapi Ify malah ingin melempar tenggorokan Rio pake linggis. Songong brayyy!! Lah emang Ify wanita jadia - jadian apa?
Ify mempercepat langkah kakinya ketika sampai di pintu minimarket Ify mendorong pintu itu dengan kasar hingga pelayan minimarket itu menengok kaget sambil mengelus dadanya takut saja pintunya copot karena perbuatan Ify. Ify masuk ke dalam mini market dan membelikan minuman yang murah saja. Jangan yang mahal tekor kalau mahal nanti Ify tak bisa membeli pesanan bundanya.
Selesai. Ify menempelkan minuman yang baru saja ia beli ke pipi Rio, sedangkan si empunya pipi terkaget dengan kelakuan iblis kurangajar ini. gak tau apa lagi enak tidur menikmati AC yang dinginnya nembus sampai di luar dan sepoy - sepoy angin.
"kok belinya air mineral? Kaga ada rasanya ini mah?"
"heh tanduk meghantropus (?)!!! udah bersyukur gue beliin buat lo? gue yang beli gue yang ngacir duit gue pulaaa? Seenak jidat lo ye! emang gue budak lo apa?" cerocos Ify. bahkan ia tak memperdulikan orang - orang yang melihat adegan bertengkar mereka. Masalah rumah tangga jangan di bawa keluar mas, mba. Mungkin itulah yang ada dalam pikiran mereka.
"emang!" jawab Rio lempeng
"halaaaaaaaaaah gue congkel juga gingsul lo"
@@@@
Masih pagi sudah di hadiahi orang tampan masuk ke kelas Ify dan kawan - kawan. Tapi ini yang dateng beneran ganteng tapi sayang matanya minimalis kalau berbicara pun sangat irit. Mungkin saat pembagian kata - kata ngantri paling terakhir jadi seperti itulah pas lahir di dunia menjadi manusia (?). sudah tau lah siapa dia? Alvin jonathan Daneswara yang dengan lempengnya masuk ke kelas 10 A dimana adalah tempat kumpulan orang - orang yang cerdas dan tukang modus. Semua memperhatikan Alvin seolah - olah mereka tengah kedatangan artis korea yang salah kelas.
"ehh ada kak sipit?" sapa Ify yang baru bangun dari ngoroknya.
Masih pagi udah ngorok berjamaah. Ify, Via, Ozy, Deva,Ray, Acha,Zevana gelaran kelasa di belakang kelas yang tersisa banyak tempat, entah karena murid sedikit atau kelas yang segede alaihim sudahlah yang penting mereka senang. Ketika Ify berbicara semua yang bocan dan bogans langsung pada bangun dan mengusap ilernya eh gak ding mereka gak ileran Cuma beleknya masih pada lengket di mata.
"Siviarra Andretta Firyal?" Alvin menyebutkan nama lengkap Via, dan Via merasa di sebut namanya langsung mengacungkan tangan berasa guru lagi ngabsen.
"baca?" Alvin memperlihatkan tulisan yang berisi jadwal piket untuk jaga perpus pada Via.
"lo gak berniatkan untuk melalaikan tugas kan?" tanya Alvin lagi. Via menepuk jidat tanda ia lupa dengan tugasnya. Jujur saja ini baru pertama kali ia dapat giliran menjaga perpustakaan. Walapun Via tau yang masuk perpus sedikit dan yang masuk situ Cuma orang - orang yang kutu buku saja termasuk Alvin berarti.
"gue sama lo kak payung jaganya?"
"lo bisa baca ka tulisannya?"
'buseeeeeeettt gimana bisa gue dapetin lo? juteknya innalilahi' dumel Via dalam hati sambil melamun. Tanpa terasa Alvin sudah menyeret tangan Via dan di tangan Alvin sudah terdapat tas Via yang bermotif catur sama seperti seragam khas sekolahnya.
"ehhh" kaget Via dan mengikuti Alvin yang menggeretnya.
Datang perpus sudah di hadiahi menyapu, beresin buku di rak, ngelap meja di perpus, pilih buku sesuai kelompoknya. Via kira jadi pengurus enak tinggal duduk berduaan dengan Alvin tidak taunya suruh seperti ini tau seperti itu ia mending molor berjamaah saja. Hari ini pelajarannya enak - enak pula bahasa Inggris, bahasa indonesa, sejarah. Pelajaran favorit semua.
"selamat pagi murid bapak yang nyasar di perpus" sapa pak Gibran yang tiba - tiba ada di dalam kelas.
"eh pak Gibran heheh. Pagi juga pak Gibran wali kelas Via yang gantengnya subahanallah" jawab Via di sertai gombal dan modus.
"pak hari ini kan Via gak ikut pelajaran. Bocoran bisa kali pak materinya apa?" lanjut Via. pak Gibran tersenyum melihat muka Via yang begitu menggemaskan. Apa lagi melihat mata gadis itu yang sebenarnya belo tapi ketika tersenyum langsung hilang entah kemana.
" hari ini kerjain soal aja Vi halaman 35 ya, minggu depan kumpul oke?"
"siap pakk!" Sivia mengangkat tangannya di pelipis memberi hormat tanda ia menyanggupi perintah dari guru tampannya.
"yaudah bapak permisi ya Vi, semangat kerja rodinya" kata pak Gibran kemudian berlalu. "yaudah bapak permisi ya Vi, semangat kerja rodinya" kata pak Gibran kemudian berlalu.
Buseett Via sudah ngira saja kalau pak Gibran akan membantunya kerja rodi ala perintah Alvin. tau - tau malah di semangati kerja rodi. Baiklah Via akan terima dengan lapang dada anggap saja latihan jadi ibu rumah tangga.
"isi daftar hadir lo!" celetuk Alvin mengagetkan Via yang baru saja selesai membereskan buku yang ada di perpus buku yang dari abad ke 15 sampe sekarang tak pernah di ganti oleh sekolah, dan isinya ribuan. Via melangkah menuju meja khusus penjaga perpus kemudian mengisi daftar hadir.
Menit demi menit berlalu. Jarum jam terus berputar pada porosnya. Sesungguhnya Via bingung harus apa, baca buku? Buku apa yang mau ia baca? Novel? Bahkan di perpustakaan ini sudah Via punya semua dan ia sudah tau jalan ceritannya. Via melirik ke arah Alvin yang masih fokus membaca buku yang pernah ia lihat. buku yang di dalamnya terdapat tulisan dara, kemudian beralih lagi ke tempat lain lalu melirik lagi Alvin dan beralih lagi melirik ke arah yang lain. Begitu saja terus hingga ia bosan.
"baca buku aja kalo bosen" ucap Alvin
"iihhh kak payung. Ini buku keluaran lama tau gak apa lagi novel gue udah pernah baca semua dan novel di sini itu jalan ceritanya sama, semua kisah cinta dan cinta segitiga males gue. Mau liat buku pelajaran? Gilaaaakkk ogah banget mau mati gaya apa gue di sini?" cerocos Via.
perasaan Alvin hanya mengeluarkan lima kata dan di balas oleh Via dengan kata - kata yang banyaknya tak terhingga.
Via akhirnya mengeluarkan buku gambar dan beberapa alat perang eh maksudnya alat untuk menggambar. Via berpindah posisi sehingga ia seperti terlihat meghadap ke Alvin. suruh siapa mencueki Via mending langsung asyik saja dengan hobynya yaitu menggambar dan jika tengah menggambar Via tak akan meladeni orang yang mengganggunya siapapun itu. sakit hati? Bodo amat.
"hujan" panggil Alvin.
Via tak menjawab. Sudah di katakan bahwa siapapun yang menggangu aktivitas menggambar Via tak akan ia ladeni hingga mulut berbusa pun. Karena bagi Via menggambar itu memerlukan konsentrasi yang tinggi dan hati yang tenang. Jika di ganggu maka akan timbulnya emosi dan gambarpun akan berantakan.
'suasana tenang lo membuat gue gak risih' pikir Alvin memperhatikan Via yang tengah konsentrasi menggambar bunga yang begitu banyak, dan menurut Alvin itu sangat unik beberapa gambar bunga yang di gabungkan menjadi satu dan hanya memilik warna hitam putih saja.
"huaaa udah istirahat" histeris Via
"penjaga perpus sibuk ketika waktu istirahat"
"yahhh terus gue makannya kapan?"
"setelah istirahat"
Dengan berat hati Via duduk kembali di samping Alvin yang sebelumnya sudah ia bereskan semua peralatan menggambar serta gambar yang telah jadi itu. Alvin sudah membagi tugas. Ia mencatat kartu perpustakaan yang khusus di bawa oleh siswa sedangkan Alvin mencatat buku agenda untuk perpustakaannya. Via bernafas lega ketika sudah tak ada lagi yang masuk ke perpus. Kalau keluar ya bodo amat yang penting buku yang di pinjam sudah tercatat.
"duaarrrrrrrr" Ify berteriak mengagetkan Via yang baru saja akan terlelap
"sialan lo Fy"
"dilarang berisik di dalam perpus" kata Alvin.
"heheh ampun kak sipt" kata Ify
"gak belajar?" tanya Alvin.
"gak ada gurunya, terus Cuma di titipin tugas ngerangkum. Nah kebetulan udah selesai makanya gue ke sini" jawab Ify.
"gue atau kita?"
"hah?"
Ify tak mengerti dengan ucapan Alvin barusan. Alvin mengkodekan agar Ify melihat ke belakangnya. Ify langsung melotot. Sialan ini kenapa gerombolan orang sarap mengikuti Ify sih? mana pura - pura sok membaca buku lagi. Ify tau itu modus dan peanya Deva baca buku kebalik. Ify memutarkan bola matanya, kenapa gerombolan manusia yang otaknya setengah terus mengikuti Ify kemanapun Ify pergi. Lama - lama Ify pergi ke jurang sambil membawa mereka lalu Ify pura - pura ingin jatoh agar mereka jatuh juga.
"kenapa pada ke sini?" tanya Via.
"mau ketemu sahabat tercinta dong" jawab Ify
"sahabat tercinta atau pria yang di cinta?" sindir Via.
Via kesal. jelas karena ketika ia bersama Alvin, Alvin memasang wajah datar namun ketika ada Ify Alvin sedikit tersenyum dan raut mukanya tampak senang. Via tak tau apakah ia kini tenga h merasakan cinta segitga? Namun kenapa harus dengan Ify? Ify sahabatnya dari kecil tapi Alvin adalah cinta pertama Via. mulai kan sinetron cerita hidup Via.
Bel akan menunjukkan waktu pulang. membereskan bukunya yang berantakan lalu di masukan ke dalam tas.
"gue gak mau beresin buku. Udah lemes" kata Via sebelum di perintah.
"ke kantin aja. Sambil nunggu waktu pulang"
"lo gak papa nih"
"no problem"
"oke bye kak payung"
"oke"
Alvin membereskan semua buku yang berantakan di meja perpus dengan telaten dan pasti cepat karena ia sudah hapal di mana letak buku - buku itu harus di tempatkan. Alvin menemukan sebuah buku di meja paling pojok. Alvin hafal sekali jika ini bukan buku milik perpus atau buku sumbangan dari murid. dan buku ini tak ada dalam daftar buku perpus. Ia membuka buku tersebut dan menemukan nama yang tertera dalam buku itu.
"Shirelify thalita itu nama Ify." gumam Alvin.
Alvin menyimpan buku itu ke dalam tas. Niatnya ia akan mengembalikan buku Ify malam nanti karena sorenya tak mungkin karena ingin mengantarkan kakaknya menjenguk om ke rumah sakit.
@@@@@@@@
tok tok tok
Ify tengah asyik bermain psp dengan sang ayah, namun aktivitasnya harus terganggu ketika ia mendengar suara ketukan pintu yang menyebalkan itu.
"coba buka siapa yang ketuk pintu"
"gak mau ah yahh.. kalo yang ngetuk tapi malah gak ada orangnya gimana? Ayah aja sana"
"hunny masa kamu suruh ayah?"
"kan ayah temennya setan"
"yakkkk anak kurangajar" kesal Oliver pada anaknya yang malah seenak jidat menyuruh Oliver untuk membukakan pintu dengan alasan takut beda wujud yang ketuk.
"Alvin?"
"iya om. Ify ada?"
"ada masuk Vin. Tuh Ify lagi main psp"
Alvin masuk ke dalam rumah Ify sambil melihat - lihat isi rumah ini. Alvin memang sudah pernah masuk ke dalam rumah ini namun hanya sekali itu pun sebentar ia baru menyadari bahwa rumah Ify sebesar istana bahkan mungkin dua kali lipat dari rumahnya.
" sipit?" sapa Ify. Alvin hanya tersenyum pada Ify
"buku lo" Alvin memberikan buku yang ia temukan di perpus.
"lo ke rumah gue Cuma mau anterin nih buku? Buseettttt rajin bener?"
"gak papa."
Gak lucu kan kalo ada tamu terus di suruh pulang setelah yang di pentingkan sudah tak ada? Ya kecuali Rio kalo Rio ia memang ingin sekali agar Rio cepet - cepet enyah dari rumah Ify namun sayang orang tua Ify telah jatuh hati pada manusia tengik itu dan berakibat si sontong berada lebih lama di rumahnya.
Tapi Ify juga bingung kalau tamunya seperti Alvin ini. di ajak ngobrol? Ngobrolin apa? orang di tanya jawab satu kata saja. Nyerocos lebih parah hanya di jawab dengan deheman. Kalo di diamkan lebih parah yang ada mereka menjadi kambing congek di rumah sebesar istana milik keluarga Albert ini.
@@@@@@@@@
Rio sedang mengendarai motor dengan kecepatan normal. Ia lah normal orang banyak polisi mungkin lagi patrolin banci - banci. Kalau Rio ngebut bisa - bisa ia di tilang. Mau di tilang juga ngeles aja ia kan belum punya sim atau stnk. Rio belum masuk ke usia 17 tahun ya walaupun beberapa bulan lagi akan masuk. Tapi kalaupun sudah delapan belas Rio tak akan di buatkan sim atau stnk terlebih dahulu karena papahnya selalu beralasan sibuk atau apapun untuk mendampingi Rio membuat kartu penting itu.
Hingga ia berada di lorong jalan yang sepi Rio melihat segerombolan orang - orang yang mengejarnya. Saking banyaknya ia harus di kepung oleh gerombolan motor itu.
BRAKKKK
Rio terjatuh akibat senggolan motor namun bukan Rio jika menyerah gitu saja. Rio menghajar semua yang ada di depannya dengan kesetanan bahkan tak heran jika banyak yang sudah terkapar dan ada juga yang pengecut melarikan diri sebelum berperang. Tinggal empat orang? Rio tak menyangka jika ia akan di jagal kedua tangannya kemudian di seret di tiang dan di ikat. Psikopatnya mereka langsung memukuli Rio dengan senangnya.
"gue akan membuat lo mati sebagaimana lo buat teman kita mati"
"gue gak pernah membunuh siapapun"
"dan gue gak akan mau bermain dalam drama Mario Felixio" kata Riko musuh bebuyutan Rio sambil mencengkram dagu Rio yang sudah di hiasi banyak lebam namun siapa peduli jika Rio akan kesakitan atau apapun.
Pintar ketika Rio sudah mulai melemas dan tenaganya sudah terkuras akibat rasa sakit. mereka melepaskan ikatan tersebut namun masih tak di lepaskan. Bodoh jika ia melepaskan emas yang sudah lama menghilang. Riko dari kejauhan tengah mengegas motor dengan kepuasan yang melanda dirinya. ia merasa menang. Ia merasa puas dan ia merasa tak akan ada lawan lagi selain Rio. sudah dapat di tebak jika Rio akan di tabrak dengan keji menggunakan motor itu. tak ada pilihan mungkin Rio akan mengakhiri hidupnya sampai di sini dan mati di tangan para bajingan - bajingan itu.
BRAKKKK
Rio yang hanya bisa pasrah dan menunduk ketika menyaksikan motor Riko yang tiba - tiba sudah jatuh dan hancur begitu juga dengan Riko yang sudah terkapar tak sadarkan diri setelah ia mendapat serangan motor juga dari seseorang yang entah siapa. Rio tau sekari jika trick orang tersebut untuk menyelamatkan Rio benar - benar ekstrim. Dari kejauhan iya tak menyalakan lampu spion atau lampu send motor agar tak ketahuan siapa. ia juga memakai baju seba hitam dan berada di kegelapan ketika motor Riko menggas dengan suara yang keras motor itu melaju dengan kencang dan menabrak bagian samping hingga motor Riko terjatuh dan jatuhnya pun dalam keadaan kencang. Nikmatnya dengan sok jagoan Rio tak menggunakan helm untuk melindungi kepalanya yang kemungkinan besar akan berbahaya besar untuk benturan kepala Riko. Ketika motor itu jatuh otomatis motor yang menabrak motor Rio akan melindas motor Riko. yang jelas orang menyelamatkan Rio menutup rapat tubuhnya dengan jaket dan helm fullface.
BUGHH BUGHHH
Mengejutkan kembalii ternyata dua orang yang menjagal Rio juga ikut terkapar bahkan kini darahnya sudah beregeleceran di aspal dengan jijiknya Rio berdiri lalu melangkah dengan gontai. Jelas saja Rio akan jatoh sok - sokan badan sudah tak mampu memopang saja mau berjalan sendiri. Rio di popang oleh orang yang memukul dua penjagal itu kemudian di dudukan di bangku yang ada di sekitar tempat itu
"iblis?" Rio bergumam kecil di sela tak sadarnya.
"Alvin yang nabrak motor Riko"
"gue gak akan kemaRio kan sama kebaikan lo!"
PLAKK
"heh lo itu udah di tolong bukan bilang makasih malah begitu. Kalo gak ada Alvin udah kepisah perut sama kepala lo !" cerocos Ify. Rio hanya menatap keduanya dengan bengis.
"apa lo hah? Mau gue pukul juga kepala lo pake balok kaya dua orang tadi?" lanjut Ify ketus
"udah cepet balik! Jangan sampe gue tidur di jalan!" ujar Ify beranjak dari tempat duduk
"kita gak mungkin kayak cabe - cabean goceng yang pake motor satu orang bertiga kan?" sambar Alvin
"astagfirullah gue lupa!" Ify menepuk jidatnya.
"gue cari taxi. Lo berdua nanti naik taxi aja. Rio bawa ke rumah gue aja. Bokap Rio ada di rumah takutnya yang ada Rio malah makin bonyok di tangan bokapnya?" ucap Alvin. untuk pertama kalinya ngomong panjang kali lebar kali tinggi.
Kenapa ia jadi pea gini? Iyalah gak mungkin apa lagi sekarang Ify dalam keadaan pakai dress dan jok motor Alvin itu tinggi yakali pamer pantat? Kan gak banget nanti kalo pantat bohai Ify di colek makhluk halus kan bahay bisa - bisa berubah jadi tepos.

Diantara Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang