Page 2

898 123 21
                                    

################################

Roni Vandarus pov

Hmm....sudah kuduga. Hahahaha..........pasti calon istriku yang akan menang di pemilihan, ehh....maksudku si Dina yang akan menang.

Entah apa yang telah merasukkiku hingga aku tergila-gila pada adik temanku itu, sejak dia pertama masuk sekolah aku selalu memperhatika kelakuannya. Kepribadiannya juga lumayan untuk seorang gadis 15 tahun-nan, mungkin 16, bahkan saat mos aku sering membayangkan dirinya hingga aku jadi bulan-bulanan teman-temanku.

Kruyuk...kruyuk...mesinku sudah kehabisan energy dan butuh asupan nutrisi agar hari esok aku bisa menemani si Dina, hahahahah.......!!!

Les's go to the kantin sekolah."Ehh...,apa yang di lakukan Hany pada calon ku..?" ku lihat Hany sedang mendorong-dorong Dina kearah sumur sekolah.

Merasa ada yang tidak beres pada Hany aku membatalkan tujuanku ke kantin dan mencoba menyelamatkan adik sahabatku.

"Hany...apa yang kau lakukan pada Dina..?" Dengan sigap ku hentikan perlakuan Hany pada Dina.

"Stop Roni...!!!,kau tidak tahu apa-apa,dan ini juga bukan urusanmu." Balasnya dengan nada bergetar.

Ya iyalah ini urusanku,kalau terjadi apa-apa pada calonku bagaimana kehidupanku di masa depan nanti. Terlalu berharap aku ini sampai-sampai membayangkan yang seperti itu, hahaha....!!!

"Hei-hei...., tenang Hany, coba ceritakan dulu apa yang terjadi padamu dan Dina. Dimana akalmu yang cerdas itu ? apa kamu mau mencelakakan Dina di saat masa kebahagiannya ini dan merusak reputasi sekolah. "Tegurku."

"Cihh.....!!!"

Ini tidak boleh terjadi, tidak boleh. Bisa bahaya kalau di biarkan begini, sebaiknya aku mencari solusi untuk masalah sepele ini.

Mungkin Hany terlihat jahat ya, tapi sebenarnya dia ngak jahat-jahat amat kok, atau karena kejadian ini belum pernah terjadi. Ya...aku tau dia belum pernah kalah dari siapapun. Tapi Dina berhasil mengalahkannya, kejadian ini benar-benar membuatnya depresi.

Terlihat dari raut wajah yang di gambarkan Hany, wanita terpopular di sekolah.

###

"Hany...apa yang kau lakukan pada Dina...?" Sepertinya aku berhasil membuatnya kaget.

"Hany apa yang mau kau lakukan?, membunuh Dina?, gak ada gunanya." Ku cengkram tangan Hany kuat-kuat.

"Cihh.....!!!, lepasin tangan mu..!!" Hany meronta kecil berharap aku melepaskan tanganku dari nya.

"Kamu di sini Cuma mengganggu..!!" Seru Hany.

"Hey..kalau marah bukan begini caranya !!, kamu kan bisa refreshing gitu..!!"sahutku sambil memeluk Dina, kesempatan nih. Pake peluk-peluk segala lagi. Bisa jadi daging rebus aku kalau ketahuan Dion.

"Habis dia yang mulai duluan...,aku mau refreshing tapi dia datang sambil senyum-senyum licik." Balas Hany.

"Ya sudah kita ke kantin aja yuk makan-makan, aku yakin cacing di perut kalian pasti pada kena penyakit tuh kelaparan. Aku yang traktir deh..!!"

Kayaknya keputusan yang ku ambil tepat, kini mereka hanya menunduk mengikutiku ke kantin. Mungkin benar kata sebagian orang, makan gratis bisa menyelesaikan masalah.

###

"Yah...berkorban lagi deh,tapi gak papalah yang penting Dina selamat dari orang berbahaya ini."

Rencana makan sendiri jadi berantakan deh,juga gimana tanggal tua nanti. Hadeh...benar-benar deh,kenapa ku katakana akan mentraktir mereka, apakah ini yang namanya Cinta.

ACTUAL TARGET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang