################################
Hany pov
MALAM ini, seharusnya aku sadar sesuatu yang buruk akan terjadi. Ini seharusnya menjadi musim panas yang lama dan panjang, tapi entah kenapa malam ini hujan turun dengan deras. Seakan menerima panggilan alam.
Suara angin laut yang kencang di tambah suara pohon-pohon yang terkena anginnya membuatku membanyangkan sedang berada di tengah badai yang ganas.
Suara air hujan yang beradu dengan genteng pondok indah ini begitu keras, sehingga menyebabkan suara-suara yang lain menjadi lenyap. Kalau saja pondok ini hanya sebatas pendopo mungkin kami sudah mati basah kuyup.
###
Kamarku ada di pojok pondok di lantai dua, dari sini aku bisa melihat pemandangan langsung ke arah laut dengan jelas. Pemandangan yang indah di saat sore itu kini menjadi mengerikan pada malam hari.
Di dukung dengan padamnya lampu di pondok ini akibat ulah si brengsek pembunuh itu membuat aku hanya bisa melihat seadanya. Bulan yang tadinya menyinari kamarku kini sudah sembunyi di balik awan hitam.
Hanya cahaya petir yang menyambar sesaat yang menerangi kamarku. Ku lihat di jendela kamarku yang ku biarkan gordennya terbuka untuk penerangan itu kini mulai mengganggu. Jujur di saat malam hujan gini, hanya untuk sekedar menutup gorden saja aku ketakutan. Hujan ini mengurungku untuk tetap berada di atas kasurku.
Ada seekor kucing hitam yang mampir sesaat di jendela kamarku sekedar untuk membersihkan bulunya. Kucing itu menyadari kehadiranku dan langsung meloncat turun, kucing itu menghilang.
"Kasian sekali kucing itu terjebak bersama kami di pantai ini." Batinku.
.
.
.
.
.
.
Pagi jam 05.00 # Ruang makan "
Untungnya kami masih punya Kak Atiek yang menyediankan makanan untuk kami, berkatnya kami masih bisa melahap makanan pagi ini.
Hujan yang sudah reda beberapa saat lalu membuat semua orang di pondok ini terjaga dari tidurnya. Sepertinya Cuma Roni yang tidur sambil ngorok di kamarnya, terdengar dengan jelas suara ngoroknya dari sini, hahahaha.... Dasar anak itu.
Inspektur Kim terlihat mondar mandir di halaman depan bersama kedua rekannya, mereka sepertinya mencemaskan sesuatu. Terlihat dari gaya berdiri inspektur yang mengistirahatkan kedua tangannya ke belakang. Itu kebiasaan inspektur kalau sedang cemas.
Aku tau pagi ini bakal ada kejutan baru lagi. Entah apa yang terjadi semalam, pokoknya malam tadi benar-benar malam yang mengerikan.
# Ruang makan #
Setelah mengisi perut yang semalaman di paksa berpuasa, kami memutuskan membuat jembatan kami sendiri, seperti saran Roni kemarin. Motto kami sekarang 'Cepat bekerja, cepat juga selesai'.
Aku sudah sadar bahwa kami sekarang ada di alam liar, di dalam permainan sang pembunuh. Entah siapa pembunuhnya yang penting kami harus keluar dari sini.
###
Di bawah kepemimpinan inspektur kami mulai membagi pekerjaan. Aku Dina dan Susi akan membantu mengangkat kayu yang akan sudah di tebang. Kami sama sekali gak keberatan. Roni, inspektur, dan Dion akan mengerjakan pembuatannya. Kak Atiek akan menyiapkan makanan untuk kami. Kedua rekan inspektur dan pakdeku akan menebang pohon yang dirasa cocok. Kelima teman kami yang lain akan membantu inspektur untuk segalanya, ibaratnya seksi serba bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACTUAL TARGET (Completed)
Mystery / ThrillerMereka telah melakukan hal yang jahat padaku. Tapi mereka telah melupakannya. Mereka kira mereka hanya berurusan dengan gadis manis biasa ? Salah besar !! Mereka yang telah membuatku menjadi seperti ini. Teman dan sahabatku itu semua hanya iblis. A...