Page 11 ( Awal Bencana )

400 74 51
                                    


Thanks yang masih setia membaca

################################

Dion Nesmana pov

Well, ini buruk, sangat buruk. Memang aku sudah di beritahu Roni bahwa kemungkinan besar kami akan di ikuti oleh anaknya Johan, belum pernah lihat sih, tapi aku percaya pada sahabatku.

Aku tahu liburan ini gak akan sendirian, keanehan yang terjadi pagi tadi sengaja ku biarkan agar tidak muncul kecurigaan. Sekarang malah ada penemuan mayat di laut. Belum lagi kemunculan inspektur Kim yang sangat tiba-tiba. Huft.... Cobaan apa ini mak..!!!

###

Kembali ke penemuan mayat.

Mayat yang di temuka inspekturn Kim ini, sepertinya bukan korban pembunuhan.

Kami bertiga mengamatinya dengan teliti, di sebelah kananku inspektur Kim sedang mengamati wajah si mayat. Di sebelah kiriku ada Roni yang mangut-mangut sendiri. Kayak punya jenggot aja.

Di belakang kami banyak warga yang asik mengosip sendiri-sendiri, entah apa yang mereka bicarakan. Mitos lah, pembunuhan lah, bahkan ada yang bilang bunuh diri.

Dari sekian banyak warga, ada satu orang yang maju mendekati kami.

"Pak apa yang terjadi dengan teman saya?"

Kami semua menoleh ke orang itu, "Bapak temannya korban?" Tanya balik inspektur.

"Iya pak dia teman saya, kemarin dia bersama saya pak." Jelas orang itu.

"Bisa bapak ceritakan apa yang bapak dan korban lakukan kemaren." Tanyaku.

"Tunggu, kalian ini siapa? Kalian seenaknya bertanya seperti ini!!" Kata orang itu dengan nada tinggi.

Inspektur Kim yang menjawab. "Saya inspektur dari pihak kepolisian yang kebetulan ada di sini. Kedua orang ini adalah detektif cilik." What... inspektur Kim bilang kami detektif ?, Gak salah tuh.

"Ohh... maafkan saya pak inspektur, saya kira kalian orang jahat yang sengaja menyamar."

"Tunggu, kenapa wajah bapak ketakutan begitu?" Tanya inspektur Kim penuh selidik.

"Ahh... gak papa kok pak, Cuma takut aja. Soalnya teman saya yang meninggal itu bisa berenang."

DEG

DEG

DEG

"Saya ulangi, bisa bapak jelaskan apa yang bapak dan korban lakukan kemarin?" Ku Tanya lagi dengan sedikit tegas.

"Bisa kita bicara ke tempat lain?" Kini tatapan orang itu menunjukan sebuah rahasia.

Ternyata inspektur tidak sendirian, dia membawa 2 orang rekan dan peralatan lengkap.

Setelah mayat korban di letakkan di kantong jenazah, kami membawanya ke pondok indah untuk sementara. Kami juga melanjutkan penyelidikan disana setelah gagal mendapat petunjuk di TKP.

# Pondok indah #

"Jadi bisa bapak jelaskan?" Inspektur Kim menyiapkan pulpennya. "Dan Dion sama Roni bapak harap kalian diam dulu."

"Siap seribu siap pak." Jawab Roni sambil membuat tanda hormat.

"Kemarin saya sama teman saya melakukan aktifitas seperti biasa, mencari ikan. Biasanya kami berangkat selama seminggu untuk mencari ikan. Semalam adalah hari terakhir kami mencari ikan, jadi kami memutuskan membuat pesta kecil-kecilan. Anggota kami ada 4 orang, dia salah satunya. Pesta kami Cuma pesta makan ikan tuna biasa. Sehabis pesta kapal kami di hantam ombak berkali-kali, entah karena air pasang atau apa kami tidak tau. Waktu itu aku sedang merusaha mengendalikan kemudi, dua temanku berusaha menurunkan jangka, satu memeriksa keadaan mesin. Nah saat itu temanku pergi ke WC karena mabuk laut. Setelahnya aku tidak ingat apa-apa, waktu kami bangun kami sudah sampai di pantai."

ACTUAL TARGET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang