Page 7 ( New )

446 85 7
                                    


Yoi. Bocoran dikit nih.
Di simak baik2.
################################


SEBELUMNYA / FLASHBACK


Johan pov

Sore itu, saat ku lihat putri kecilku yang baru saja kembali dari sekolahnya, berjalan begitu saja melewatiku. Biasanya dia terlihat gembira dan bersemangat, bahkan tidak menyapa ayahnya. Aku tau pasti ada yang tidak beres di sekolahan.

Setiap pulang sekolah putriku pasti akan bercerita tentang hari-harinya di sekolahan, pelajarannya, teman-temannya, dan 2 orang sahabatnya yang sangat dia sayangi. Hari ini perbedaan nampak jelas di wajah putriku. Raut wajahnya menjadi muram menyiratkan amarah yang dalam dan kental.

Entah kenapa rumah yang kami tinggali menjadi sangat sepi seakan kehilangan tawanya. Rutinitas hariannya tepat dia jalani seperti biasa, namun seakan-akan menyimpan dendam pada seseorang.

Setiap hari ku amati perubahan putriku yang makin lama makin menyimpang, komunikasi kami menjadi hampa, makan pun seperti tidak nafsu. Dan ini sudah minggu ke-2 sejak awal putriku mulai menunjukan perilaku aneh.

Tak ingin masalahnya lebih panjang dari ini aku berinisiatif untuk bicara padanya.

Rumah kami tidaklah besar, hanya bangunan dengan besar 40x90, dengan 3 kamar tidur, dua kamar mandi, ruang keluarga yang tidak terlalu besar di tingkat pertama. 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi di tingkat ke-2.

Walaupun aku orang tua tunggal aku tetap meluangkan waktu untuk putriku. Istriku meninggal saat putri kami berusia 3 tahun, sejak saat itu aku yang bekerja dan mengurus putri kami tercinta.

Rumah kami terletak agak jauh dari kota. Walaupun pekerjaanku sebagai pembunuh bayaran, aku tidak ingin putriku satu-satunya mengikuti jejak ayahnya ini. Memang dia sudah tau profesiku sebagai pembunuh tapi untungnya dia tidak menganggapnya serius.

Tentu aku sudah membunuh ribuan kali, bahkan lebih. Belum pernah sekalipun aku di tertangkap oleh polisi. Dengan menggunakan gorong-gorong sebagai tempatku melancarkan aksiku, aku lebih mudah untuk melarikan diri.

###

Perlahan namun pasti aku berjalan menuju kamar putriku di tingkat 2. Sesampainya aku di depan pintu ku putar knop pintu yang usianya sudah agak tua itu perlahan. Ku lihat putriku sedang berbaring di ranjangnya.

Sebagai ayah aku tau dia pasti belum tidur di jam 9 malam ini, ku dekati dia perlahan dan aku mulai duduk di sampingnya, ku tatap lekat-lekat wajah cantiknya.

Mulai ke helai rambutnya perlahan, dia memalingkan wajahnya ke bantal. Aku tau dia sedang banyak masalah.

"Hmm.... Anak ayah sedang banyak masalah ya..!!" Ku coba mengajaknya bicara.

"Gak kok, lagi pengen sendiri aja"

Sepertinya aku tau masalah apa yang di hadapi putriku itu, toh saat aku seusiannya aku juga pernah mengalaminya.

"Jangan gitu dong sama ayahnya sendiri..!!"

"Ayah tau kok kamu lagi kenapa." Tambahku.

"Emang ayah tau apa, kerjaan ayah Cuma membunuh." Sindirnya

"Ya jelas tau lah, pembunuh seperti ayah kan juga mengalami masa puber sebagai remaja pada umumnya, mau ayah certain gimana kisah singkatnya ?"

"Bener..??, gimana ceritanya tuh?" Kini wajahnya mulai sedikit gembira.

"Waktu itu ayah baru masuk SMA, waktu mos juga sih ceritanya. Saat semua peserta mos di kumpulkan di lapangan barulah ayah sadar ada seorang bidadari yang sangat cantik di tengah-tengah sampah masyarakat. Kalo gak salah namanya Jenny, orangnya tinggi, dengan paras cantik dan tubuh sempurna. Tapi sayang dia akhirnya jadi korban ayah deh.."

ACTUAL TARGET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang