Page 15 ( Bomb )

310 72 5
                                    


Minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin readers sekalian.

################################

Roni Vandarus pov

Oke, bukan begini yang ku harapkan. Perasaanku sekarang campur aduk, aku dan Hany sudah memutuskan menetapkan Susi sebagai tersangka kejadian 2 bulan lalu. Entah kenapa aku merasa senang saat mendengar Dion mengatakan kalau Susi menghilang. Tapi tetap ada rasa takut di hatiku.

Kalau Susi yang benar-benar menyekap kami 2 bulan lalu artinya kejadian malam ini hanya permainannya semata. Aku takut kalau dia yang merencanakan permainan terjebak di pantai ini dari awal. Hany juga yakin kalau kejadian 2 bulan lalu dan sekarang ada hubungannya.

###

Akan ku ceritakan kenapa aku dan Hany sangat ketakutan, sepertinya ini menyangkut masa lalu kami. Walaupun ini hanya perkiraan kami sementara, tapi kalau kami sangkut pautkan dengan yang terjadi dulu, kejadian ini menjadi masuk akal.

# Singkat cerita #

# Aku, Hany, Dina, dan Susi memang satu SMP dulu, lebih tepatnya kami alumni dari sekolahan yang sama. Aku angkatan ke-4, Hany dan teman-temannya angkatan ke-5.

Jangan kira aku dan Dion berteman sejak SD maupun SMP, kami awal bertemu saat MOS di SMA. Sejak itulah aku dan Dion bersahabat, kami masuk kelompok yang sama.

Masa kecilku memang kurang bahagia. Aku selalu di manja oleh orang tuaku, sehingga aku merasa akulah orang yang paling bahagia. Dulu, melihat orang lain bahagia rasanya membuat hatiku sakit. Aku sangat iri kalau melihat orang lain bahagia. Itulah kesalahan terbesarku dulu, kalau saja aku tidak bertemu dengan Dion mungkin aku akan menjadi pembully sejati sampai sekarang.

SMP dulu adalah masa-masa emasku sebagai pembully, masa-masa dimana aku selalu mengganggu teman satu kelas, bahkan adik kelas hingga kakak kelas.

Aku selalu mendapatkan surat dari pihak kesiswaan, gak jarang orang tuaku selalu di panggil kesekolah akibat kenakalanku. Aku selalu membuat malu orang tuaku di hadapan kepala sekolah, tapi begitulah nasib anak manja, aku selalu di sayang orang tuaku. Tidak pernah sekalipun mereka memarahiku. Bagi orang tuaku aku adalah segalanya, apapun yang kuminta pasti akan kudapatkan.

Nah, waktu itu aku masih berumur 15 tahun kelas 9 SMP. Saat itu aku akan menghadapi UN, aku masih ingat betapa pusingnya kepalaku karena kami, kelas 9 selalu mendapat jam tambahan guna mempersiapkan diri menghadapi UN. Senakal-nakalnya aku, aku tetap tidak berani melawan guru.

Aku masih ingat dengan jelas saat itu aku sedang makan di warung dekat sekolah, di jam istirahat tentunya. Saat itu aku benar-benar kelaparan, entah mimpi apa aku waktu malamnya, mungkin karena pelajaran tambahan. Yang pasti itu membuatku ingin makan.

Kebetulan sekali saat itu Susi juga sedang makan di sana. Sambil makan kulirik wajahnya susi, dia sedang makan nasi kuning. Wajahnya terlihat bercahaya, dia benar-benar kelihatan cantik. Kalian tau, Susi itu dulu orangnya baik hati, dia mempunyai banyak teman dan di senangi banyak orang.

Saat itu suasanya benar-benar sunyi. Di dalam warung itu hanya ada Aku, Susi, dan bibi warung yang entah hilang kemana. Mungkin karena keadaan yang mendukung, terlintas di kepalaku untuk melakukan sesuatu, dulu aku memang nakal dan tidak ada yang berani melawanku.

Hingga kejadian yang tidak di inginkan itu terjadi, kejadian yang selalu ku rahasiakan hingga sekarang, tentu kalian bisa menebak kejadian apa itu. Eitss... jangan negative thinking dulu ya.

Sejak hari itu aku tidak pernah melihat wajah atau sosok Susi lagi hinggga aku kelas 11 SMA. Waktu itu aku menjadi panitia MOS. Saat itulah aku kembali bertemu dengan Susi. Maksudku bertemu secara tatap muka, kalau Cuma kebetulan melihatnya saja kayaknya sering.

ACTUAL TARGET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang