Page 17 ( Plan )

303 64 22
                                    

Spesial thanks buat yang masih ngikutin sampe epsode ini .

################################

Dion Nesmana pov

Oke, sebenarnya aku sudah mengira-ngira semua kejadian ini. Sekarang kami benar-benar terjebak di pantai ini. Apa kalian juga merasa aneh dengan semua ini?

Mulai pagi sampai sore kami hanya melakukan hal yang menurut kami tidak berbahaya. Mencari benda apa yang tersisa di reruntuhan pondok indah. Ledakan di pondok indah itu lumayan besar, dan yah jembatan yang kami buat dengan susah payah itu pagi tadi benar-benar meledak.

Sebenarnya aku mempunyai rencana yang matang untuk menarik perhatian si pembunuh ini. Langsung to the poin. Rencana ini akan melibatkan semua orang yang terjebak.

Malam ini aku sengaja memilih salah satu rumah warga yang agak jauh dari lokasi pondok indah, juga di kelilingi beberapa pohon kelapa. Yang aku ajak bersamaku Cuma Roni dan Hany, hanya mereka yang masih ku percaya.

# Lokasi Dion malam hari #

"Dion, kok kamu ngajak kami berdua kesini? Kan bahaya." Protes Hany, hanya dia yang khawatir dari tadi. Kurasa dia akan diam kalau aku beritahu rencana ini.

Lokasi yang ku tentukan memang menguntungkan. Inspektur dan teman-teman yang lain berada di rumah warga tepat di samping pondok indah, berjarak dua rumah dari sana, rumah jebakan ada di arah berlawanan rumah yang di tempati inspektur, di samping pondok indah.

"Bro, jelasin ke kami dong?" Roni mulai tidak sabaran.

"Oke Han, Ron. Kalian membawa tas kalian?"

"Bawa lah, masa kami tinggal!!"

"Oke coba keluarkan yang aku minta pagi tadi." Sambungku.

Hany langsung mengeluarkan dua buah handycam. "Nih, butuh empat buah baterai."

"Terus yang ini untuk apa?" Tanya Roni sembari mengeluarkan tali dari tasnya.

###

Aku mulai menjelaskan. "Jadi gini, aku mencurigai salah satu dari mereka yang tidak ku ajak ke sini adalah si pembunuh."

"Maksud kamu?"

"Maksudnya itu selain kita, adalah pembunuhnya Ron, kayak musuh dalam selimut gitu." Hany yang menjawab. Ternyata pemahaman Hany lebih baik daripada Roni.

Ku sambung lagi, "Bener kata Hany, coba pikirkan. Kenapa rencana si pembunuh ini bisa berjalan dengan begitu baik. Pasti ada dukungan dari orang dalam."

"Kamu yakin Bro?" Ucap Roni gak percaya.

"Lebih dari yakin, aku bahkan mencurigai adikku!!" Jawabku mantap.

"Iya, tadi Dina bersikap aneh." Tambah Hany.

"Dan, ku tebak ada lebih dari tiga dari mereka yang terlibat di dalam permainan ini." Kataku yakin.

"What..?? kalau iya gimana cara kita ngalahin mereka?" Jawab Roni dengan wajah terkejut. Dia juga langsung mengeluarkan pertanyaan bodoh.

"Eh Ron, disini ada sepuluh rumah kosong. Tempatnya juga lumayan luas, ada pohon kelapa dimana-mana. Kita bisa memakai otak kita, ya gak?" Hany menyilangkan tangannya lalu menatapku.

"Dan lagi, aku rasa target sebenarnya adalah kalian berdua!!"

"Hah..??" Teriak Hany dan Roni bersamaan.

"Tuh kan kalian cocok wkwkwkw.!!!" Ejekku.

Roni mendorongku. "Jangan bercanda bro, apa maksudnya tergetnya aku dan Hany?"

ACTUAL TARGET (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang