Chapter 8

3.8K 424 33
                                    

Tak terasa sudah seminggu mereka berada di Bali, dan besok adalah waktu untuk kembali ke Korea. Dan ke-13 cogan ini sedang berada dipantai bersama, menikmati hari terakhir mereka.

"Hey, bagaimana kalau sekarang kita saling memberitahukan pendapat kalian masing-masing terhadap siapapun?"

"Maksudnya, Jeonghan hyung?"

"Jadi gini, selama kita bekerja di cafe, pasti ada sesuatu yang ingin kita sampaikan, tapi merasa tidak enak. Sekarang kita bicarakan disini dengan syarat, kau tidak boleh marah dengan apapun yang diucapkan. Tau?"

Semua orang mengangguk mengerti. Dan mereka mulai duduk melingkar.

"Tapi aku tidak bekerja dengan kalian" ucap Chan tiba-tiba.

"Tak apa, dengarkan saja" balas Soonyoung pada saudaranya itu.

"Baiklah, kita mulai dari Seungcheol hyung yang paling tua"

"Hey, aku hanya 22 tahun Minghao-ya" ucap Seungcheol tak terima.

"Ehehe.." cengir Minghao.

"Yasudah. Tidak ada dendam oke? Seungkwan, bekerjalah dengan tangan-kakimu, bukan dengan mulutmu. Soonyoung, seriuslah saat bekerja. Seokmin, jangan mengganggu Soonyoung saat dia sedang bekerja. Jisoo, jangan menggunakan bahasa inggris saat di cafe. Jun, hati-hati saat membawa nampan. Minghao, hati-hati saat menggunakan pisau, sudah beberapa kali jarimu teriris. Wonwoo, berilah senyuman pada pelanggan. Jihoon, jangan sungkan untuk meminta bantuan. Jeonghan, kau harus lebih hati-hati menghitung uang kasir. Mingyu, kau harus cepat belajar dari yang lainnya. Untuk diriku sendiri, aku akan berusaha lebih baik dalam memimpin kalian. Walaupun Hansol pemilik cafe, tapi aku adalah manager kalian, yang harus bertanggung jawab. Sepertinya itu saja." Seungcheol menutup pidatonya.

"..."

"Apa? Kenapa hening?"

"Wow / daebak hyung / keren" ucap yang lainnya.

"Ternyata Seungcheol hyung cerewet juga ya hyung.." ucap Chan pada Soonyoung.

"Ini belum seberapa, coba kalau dia di cafe" balas Soonyoung.

"Emang kenapa kalau di cafe??"

"Cerewetnya ngelebihin ini.. Persis kek emak-emak lagi nawar cabe di pasar" celetuk Seokmin.

"HEY! Jangan menjelek-jelekkan aku didepan anak polos seperti Chan!" teriak Seungcheol tiba-tiba.

.

Malampun tiba. Para cogan sekarang sudah berada di kamar masing-masing. Mereka sudah terlelap didunia mimpi mereka sejak beberapa menit yang lalu. Namun, Wonwoo masih terbangun dikamarnya seorang diri.

Wonwoo sedang bersandar di pagar balkon kamar, saat seseorang menepuk bahunya.

"Mingyu, kau belum tidur?"

Mingyu ikut bersandar. Dia menghela nafasnya. "Hm, kayaknya aku kena insom deh hyung" jawab Mingyu.

Setelah itu, mereka berdua terdiam. Menikmati hembusan angin malam ditemani bintang-bintang yang tersebar di langit.

"Hyung.."

"Hmm?"

Mingyu menoleh, menatap Wonwoo yang masih menatap ke pantai.

"Kau, masih ingat dare itu?"

"Masih.. Kenapa?"

"Bagaimana kalau dare itu menjadi kenyataan?.."

Wonwoo terdiam. Perlahan dia menoleh, menatap Mingyu tepat dimatanya.

"Maksudmu?"

Mingyu memegang pergelangan tangan Wonwoo, dan menariknya pelan agar jatuh tepat dipelukannya.

Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang